Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"dian!"
dian nggak nengok, terus ngelanjutin jalan aja, udah tau sih, suara deep yang sengaja diimut-imutin kalo manggil dian, ya yohan. nggak ada lagi.
"dian! ih dipanggil juga," kata yohan ngos-ngosan, "pulang bareng ya?"
dian masih nggak perduli sama yohan, "nggak lah, gue pulang sendiri."
yohan heran, kok dian jutek banget, padahal kemarin masih ketawa bareng, masih galak kayak macan ke yohan, tapi ini, kok dian jutek sih.
"dian, jutek banget ih!" kata yohan sambil nyubit pipinya kemudian ditepis dian.
yohan coba segala cara, buat bikin dian nggak jutek.
bikin dian marah ah, pastiseru. - yohan.
yohan cekatan ngambil minuman soda yang ada ditas dian.
dian yang ngeliat kelakuan yohan malah biasa aja, padahal yohan ngarepin dian yang galak, eh ini malah tanpa ekspresi.
"lo mau soda? sono lah ambil, gue mau pulang minggir!"
yohan melongo doang liat dian jalan ngeduluin. dikira dian bakal marah, ternyata enggak, yah. padahal yohan itu seneng parah liat dian marah, soalnya itu tandanya dian baik-baik aja, tapi malah dicuekin, anying.
"oh iya han, dua hari yang lalu, yang ditaman, makasih ya udah dengerin cerita gue, terus lo bilang juga, buat selalu cerita apapun ke lo tiap gue sedih, makasih ya, han."
yohan senyum sumringah, seneng banget dian akhirnya ngomong panjang kali lebar kali tinggi ke yohan.
"tapi han, gue ga butuh temen curhat, temen cerita, atau apalah kayak yang lo maksud, lebih suka dipendem, dan yang kemarin gue nangis, maaf lah, gue lagi emosi aja, tapi nggak usah belas kasian gitu, gue baik-baik aja, nggak usah nasehatin gue lagi ya? ya, gue nggak suka aja."
hah? kok dian ngomongnyagitusih?
"kok lo ngomongnya gitu sih, yan? tadi jutek, sekarang malah ngomong gini, gue tuh ikhlas bantu lo."
"terserah lah, gue capek, mau balik, lo juga sana, pulang sama temen lo yang lain, kenapa harus maksa sama gue sih, perasaan temen lo banyak, nggak kayak gue, bisa diitung."
dian langsung pergi gitu aja, sedangkan yohan masih bingung, ini dian lagi kenapa sih? kenapa nada bicaranya jadi sinis gitu sama yohan? yohan punya salah ya?
