Drie

539 79 6
                                    

Kertas-kertas kusut penuh coretan gambar yang gagal berserakan memenuhi kamar yang bernuansa hitam dan putih itu. Karna sang empunya yang tak puas dengan gambar-gambar itu, rasanya masih ada yang kurang menurutnya.

"Hahhh, aku menyerah.. Rasanya lukisanku tidak akan pernah sesempurna dirimu yang asli" Katanya sambil tersenyum melihat sketsa wajah seseorang yang ia gambar susah payah sejak beberapa jam lalu. Dengan cepatpun ia menyambar tas gendong kecilnya lalu berjalan keluar kamar sambil memeluk buku sketsa kesayangannya.

"Seungwan-ah!" Teriak wanita yang terdengar sangat bahagia ketika melihat wendy datang. Ia hanya tersenyum dan menghampiri wanita yang tengah duduk sendiri di taman rumah sakit dengan kursi rodanya.

"Selamat sore" Sapa wendy dengan hangat kepadanya. "Selamat sore wanita Charmingkuuuuu" jawabnya sambil memeluk pinggang wendy yang sudah berdiri di depannya. Wendy hanya tertawa geli sambil mengusap-usap lembut kepalanya.

"Apa kau membawa sesuatu?"

"Tentu, sesuatu spesial untuk nona Rosanne Park kesayangan Seungwan" Kata wendy sambil memberikan buku sketsanya kepada wanita yang bernama Rose itu.

Dengan wajah yang antusias Rose membuka lembar demi lembar buku sketsa wendy, ia memperhatikan setiap inci gambaran dirinya di setiap halaman. "Rasanya aku tak secantik gambaranmu wendy, ini terlalu berlebihaaan. Hidungku tak sebagus ini! Mataku tak seindah ini! Ini penipuan" katanya sambil mempoutkan bibirnya. "Ssttt.. Aniya, menurutku kau lebih sempurna dari lukisanku Rose" ucapnya yang membuat Rose malu. "Dasar raja gombal" kata rose sambil memukul ringan lengan wendy.

Wendy akan menjadi semenyenangkan ini bila sudah bersama sahabatnya Rosane Park, Ntah masih bisakah disebut sahabat bila sudah ada perasaan cinta dalam hati keduanya?

Apa tak terlalu naif jika kata sahabat di kambing hitam kan atas rasa cinta yang menggebu-gebu diantara keduanya? rasanya itu tak adil. Namun kenyataannya adil adalah hal yang sedikit rumit di dunia ini.

"Apa kau sudah makan? sudah minum obat? sudah tidur siang?" kata wendy yang mencecarnya dengan pertanyaan. "Ya! bertanyalah satu satu seungwaan. Kau membuatku bingung" kesalnya kepada tingkah wendy yang sangat jahil dan menyebalkan.

"Hahahaha, araseo aku hanya bercanda. Ayo kita berkeliling Roseeeeee!!" Kata wendy dengan ceria sambil mendorong kursi roda Rose dengan bersemangat.

Semangatnya, cerianya dan bahagianya hanya sebuah kedok semata bagi wendy. Semua itu hanya ia lakukan untuk menutupi betapa sedihnya dirinya, betapa rapuhnya dirinya setiap kali melihat sahabat yang ia cintai merasa kesakitan yang amat sangat.

Kanker, ya.. Penyakit sialan itu yang telah  membuat sahabat tercintanya hanya mampu berbaring di tempat tidurnya dan duduk di kursi rodanya selama setengah tahun ini.

Namun dengan setia wendy tetap mengunjunginya di rumah sakit. Dan sesekalipun wendy menginap  untuk menemani rose agar dia tidak merasa sendiri dan kesepian di tempat yang penuh dengan bau obat-obatan ini.

"Bagaimana kabar wanita itu?" tanya rose kepada wendy setelah mereka sampai di kamar Rose. "Wanita gila itu maksudmu?" Jawab wendy dengan malas. "Hey, kau tak boleh kasar seperti itu seungwan-ah. Aku tak menyukainya"
"Hhmmmmh.."

"Mungkin kau harus sedikit berbaik hati kepadanya" Saran Rose kepada wendy. "Aku tidak mau" Tolak wendy dengan tegas kepada rose. "Dengarkan aku seungwan-ah, kau tau feelingku tak pernah salah bukan?" tanya rose memastikan sesuatu pada wendy, iapun hanya mengangguk lemah sambil menaruh kepalanya di paha Rose yang masih duduk di kursi roda. "Aku memiliki firasat bahwa dialah yang akan menggantikan posisiku" Katanya dengan lirih sambil mengusap kepala wendy lembut.

"ANIYA! kali ini aku jamin feelingmu benar-benar salah!" Ucap wendy yang tak setuju dengan kata-kata rose barusan.
"Kau tidak akan terganti oleh siapapun Rose" tambah wendy. "Hmmh kau tau dengan kondisiku saat ini membuat ku khawatir jika tidak ada yang menjagamu ketika aku sudah.. tidak ada" ucap rose yang membuat wendy mengangkat kepala ya dari pangkuan Rose

"Ayolaah kau pasti sembuh! Aku yakin kita bisa seperti dulu lagi" kata wendy sambil menggenggam erat telapak tangan rose yang sudah basah oleh keringat.

"Araseo.. aku mencintaimu dengan segala kekuranganku seungwan-ah" ujar rose sambil menatap dalam mata wendy.

"Aku juga mencintaimu Rose, sungguh sangat mencintaimu. Jangan berkata hal yang menyakitkan hiks.. h-hiks" Wendy yang tak mampu menahan tangisnya segera menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

Berusaha menyembunyikan rasa sakit hatinya di depan wanta yang ia cintai. Rose yang melihat wendy pun segera menariknya kedalam pelukan hangat Rose.

"Sudah jangan menangis.. Maaf membuatmu menjadi sedih sayang" Ucap rose dengan suaranya yang semakin merdu ketika mengucapkan kata sayang. Dan tetap memeluk wendy yang semakin menangis sesegukan, Rose hanya diam dan menunggu dengan sabar sambil menenangkan wendy di pelukannya.

Setelah cukup lama Wendy pun sedikit tenang dari tangisnya. "Sudah lelah menangisnya?" ledek rose kepada wendy yang terlihat kelelahan karna menangis. "Rosseeeee!" teriak wendy dengan kesal karna wanita yang ia cintai hobby sekali menggodanya.

Rose hanya tersernyum melihat wendy yang sangat kesal dengan ulahnya, dan tanpa aba-aba Rose menarik dagu lancip wendy mendekat kearahnya. Wendy pun terkejut dengan gerakan tiba-tiba Rose.

"R-rosee.." ucap wendy dengan gugup. Tapi sang empunya hanya memejamkan mata dengan perlahan lalu memajukan wajahnya, sampai ia merasa bibir tipisnya bertemu dengan benda lembut lainnya yang basah dan juga lembab.

Ya.. bibir pink wendy yang kecil dan menggemaskan.

Rose memagutnya dengan pelan, menumpahkan semua rasa sayang dan cintanya kepada wendy. Ingin rasanya Rose selalu berada disisinya sampai tua nanti, menikah dengannya dan mempunyai anak. Sungguh indah, angan-angannya itu.

Sedangkan wendy hanya diam tak bergeming karna terkejut untuk pertama kalinya berciuman dengan Rose. Meski keduanya sering kali mengungkapkan rasa cintanya namun mereka berdua tak pernah memiliki keberanian untuk melakukan hal-hal lebih lainnya.

"Wendy.." Panggil rose yang sudah melepaskan pagutannya tetapi dengan wajah yang masih berada beberapa centi di depan wendy.

"N-ne?" Jawab wendy dengan kaku.

"Apa aku cantik?"

"Nee, tentuuuu"

"Apa kau mencintaiku?"

"Neeeee.."

"Apa kau menyayangikuu?"

"Neeeee"

"Apa kau akan membawanya kesini?"

"Neeee Rosanne Paaaarkk.."

"Araseooo, kau sudah berjanji wendy. Jangan mengingkarinya neeee!"

"H-hey! Apa-apaan itu. aku tidak berjanji dengan itu! Tidak tidak!" kata wendy setelah beberapa saat menyadari apa yang dia ucapkan. "kau tak bisa menariknya seungwan-ah.." kata rose sambil tersenyum karna telah berhasil membuat  wendy berjanji membawa Irene kehadapannya.

"Ayolah Rosanne park kau menjebakkuuuuuuuu" erang wendy yang menyesali ucapannya.




***

Tbc

wenrene? wenrose? wadu sulit sulitt dua duanya bias wkwk

Little NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang