"Hahhh.." Helaan nafas kasar keluar dari mulut Irene ntah sudah berapa ratus kali karena begitu frustasinya dia dengan soal-soal di hadapannya. Sedangkan wendy hanya menatapnya sambil tersenyum geli melihat Irene yang sangat berantakan hanya karna satu buah soal persamaan matematika.
"Sini-sini aku terangin lagi.. Gak usah stress gitu" Kata wendy sambil menahan tawannya. "Kalo mau ketawa ya ketawa aja gak usah ditahan" Ujar Irene dengan kesal pada wendy. "Tidak, aku tidak tertawa" Ucap wendy sambil menggleng-gelengkan kepalanya. "Bohoongg!" Kata Irene sambil menyimpan dagunya diatas meja belajar dengan malas.
"Ayo selesaikan" Titah wendy yang melihat Irnee malas-malasan. "Gak bisa weeeenn" elaknya dengan memelas. "Kan tadi aku udah terangin" "Nggak ngerti kamu ngomong apa"
"Hmmh bagaimana kamu mau mengerti kalau fokusmu bukan pada soal tapi pada wajahku" Ejek wendy dengan senyum jahilnya membuat pipi Irene bersemu merah karna wendy menyadari hal itu. "Ish emang gak boleh?" Tanya wanita berambut hitam lebat itu. "Maunya?" Kata wendy yang malah berbalik tanya. "Boleh" Jawab Irene dengan yakin. "Mm.. Yaudah boleh. Tapi belajar dulu" Kata wendy sambil kembali membuka buku matematikanya.
Sedangkan Irene hanya tertawa kecil mendengar ucapan wendy. Sungguh hal-hal kecil yang manis membuat hatinya tergelitik, rasanya tak mampu lagi menahan perasaan cinta yang ingin menyembur dari dalam hati.
Kini mereka memulai belajar lagi dengan serius. Irene memperhatikan setiap kata yang di ucapkan wendy dan memahaminya, meski tak cepat tanggap namun sedikit demi sedikit Irene mulai mengerti dan faham.
"Ooh, jdi gini.. Kemana aja ya gue baru tau" Desisnya dengan pelan sambil memandangi soal-soal yang di berikan wendy. "Wajar sih, kamu kan sibuk" Celeutuk wendy yang mendengar ucapan Irene. "Eh? sibuk ngapain?" Tanya Irene dengan heran dengan ucapan wendy. "Sibuk membuat keributaannn.. aaw..awwww sakit!" Ringis wendy ketika Irnee mencubit perutnya. "Rasain! Rese banget dari tadi" Kata Irene setelah melepas cubitannya.
"KDRT!" Ucap wendy sambil mengusap-usap perutnya yang baru saja di cubit oleh Irene.
"Cih, KDRT dari hongkong! pacaran aja nggak!" Kata Irene di dalam hati dengan sedikit kesal. Meskipun hubungan Irene dan wendy kini mulai membaik tapi bukan manusia jika tak menginginkan lebih termasuk Irene saat ini.
*****
"Hujan" ucap seorang wanita berambut sebahu sambil menatap jendela kamar yang mulai dibasahi oleh air hujan. "Iya, besar banget lagi" Timbal seorang lainnya yang tidak lain adalah Bae Joohyun.
Kegiatan belajar bersama mereka telah selesai, sekarang pukul 7 malam sudah hampir 3 jam mereka habiskan untuk belajar dan rasanya sudah cukup. Tapi ketika wendy berniat untuk pulang cuaca seolah menghalanginya.
Hujan yang malam ini turun lebat dan diselingi petir membuatnya sedikit berfikir untuk pulang saat ini. Supirnya tak mungkin menjemputnya sekarang, supir pribadi yang sudah mengabdi pada wendy selama puluhan tahun sudah tak lagi muda dan awas, kasihan bila harus mengemudi di tengah derasnya hujan dan petir.
"Pasti supirku menjemput setelah hujan reda, bolehkan aku berdiam disini sampai hujan reda?" Ucap wendy yang meminta izin kepada Irene. "Ya ampun pake minta izin, kamu mau nginep aja aku izinin kali" "Makasih ya Irene.." Kata wendy dengan senyumnya lalu menarik tangan Irene untuk duduk di sofa.
"E-eh?" Kagetnya sambil melihat wendy yang menarik lengannya ke sofa. Duduk berdua dengan wendy sedekat ini membuatnya sedikit canggung. Padahal sedari tadi mereka sudah menghabiskan waktu cukup lama berdua di kamar ini, tapi ntah kenapa rasanya saat ini berbeda dengan tadi. "Aku ke kamar mandi dulu ya wen" Pamit Irene dan bergegas menjauh dari wendy untuk menhilangkan kegugupannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Nerd
FanfictionKau berada di dekatku, tapi aku tak mampu menjangkaumu. Apa mungkin lenganku terlalu pendek? atau mungkin kau yang terlalu tingggi untuk ku gapai? Betapa membingungkannya sikapmu. Kau hanya diam dan menerima apa yang ku beri. Tak menolak, tapi tak...