Satu Minggu Kemudian"MATA LO DIMANA SIH BANGSAT?!" Teriak Irene ketika seseorang menyenggol mejanya yang sedang makan di kantin.
"A-aku nggak sengaja" katanya dengan wajah yang sudah pucat pasi karena berurusan dengan Irene.
BYUUURRRRR
Irene menyiram murid itu dengan jus jeruk yang ia pesan tadi, sehingga baju seragamnyanya berubah berwarna orange dan di penuhi bulir-bulir jeruk.
"Ooppss.. Sorry gue nggak sengaja!" katanya sambil tertawa sinis. "Cabut yuk" Ajaknya kepada Seulgi dan Joy.
Siapapun tak mampu memungkiri kenyataan bahwa akhir-akhir ini Irene lebih brutal, lebih jahat dan lebih kejam dari biasanya. Bahkan Joy dan Seulgi pun mengakui itu, sehingga mereka tak berani membantah Irene jika sedang marah.
"ARGHHH Sarap kali ya tuh cewek! Liat baju gue jadi gini!" kesal murid itu pada teman-temannya ketika sampai di ruang kelas. Ya, dia adalah murid yang baru saja di siram segelas Orange Juice oleh Irene. "Emang gila ya, sadar gak sih akhir-akhir ini dia sering banget bikin onar" celetuk salah satu temannya. "Bener banget! Serem abis sih berurusan sama dia, Monster" katanya sambil bergidik ngeri.
Wendy pun diam-diam menguping pembicaraan teman sekelasnya yang tengah membicarakan kelakuan Irene yang semakin menjadi-jadi. Rasanya dulu Irene tak segila ini, meskipun ia adalah pembuat onar tapi kali ini berbeda dari biasanya.
Sampai-sampai kuping wendy sudah bosan mendengar nama Irene lagi Irene lagi yang di ceritakan oleh mereka, tentu dengan berbagai macam keonaran yang ia ciptakan.
Akhirnya Wendy pun memutuskan untuk keluar dari kelas yang sedikit bising oleh teman wanitanya karna itu membuatnya sedikit tak nyaman. Ia berniat pergi ke perpustakaan untuk mencari sebuah ketenangan.
Tapi ketika berjalan dan melewati taman sekolah dengan samar-samar wendy mendengar sebuah percekcokan dua orang wanita yang terlihat serius, ntah apa yang mereka ributkan sampai-sampai salah seorang dari wanita itu mendorong kasar seorang wanita lainnya sampai terjatuh ke tanah. Siapa lagi jika bukan dia, seorang bidadari berhati iblis.. Irene.
Wendy hanya bisa diam dan menyaksikan kelakuan Irene yang semakin hari semakin menyeramkan itu dari tempatnya yang berada beberapa meter dari Irene.
Dan merasa ada seseorang memperhatikannya Irene pun menolehkan kepalanya, tepat kearah wendy yang sedang menatapnya meski dari jauh.
Hal itu membuat keduanya terkejut, namun tak mampu menunjukkannya. Hanya debaran jantung yang memompa lebih kencang dari sebelumnya yang menandakan itu.
Dengan cepat Irene memalingkan wajahnya dari wendy yang masih menatapnya dari jauh, dan bergegas pergi dari sana.
****
Suasana hening yang tak biasanya tercetak jelas dalam sebuah ruangan private, khusus untuk Irene, Joy dan Seulgi. Ibarat rumah ke dua yang ada di dalam sekolahnya, basecamp yang sengaja di buat sebagai tempat mereka berkumpul.
Seulgi dan Joy pun saling melirik memberi kode untuk memulai sebuah pembicaraan yang memang ingin mereka bahas, mungkin ini waktu yang tepat untuk membicarakannya.
"Rene, kita mau ngomong sama lo" Kata Seulgi sambil melirik Joy. "Ngomong aja" Jawabnya dengan acuh."Lo kenapa sih? Sorry, kayaknya akhir-akhir ini lo agak keterlaluan deh" ucap salah satu temannya itu. "Perasaan lo aja kali. Gue kan emang dari dulu gini, kalo kalian nggak mau temenan sama gue yang kayak gini yaudah" katanya dengan nada tak suka.
"Nggak Irene buka gitu" Bantah Joy dengan pelan berusaha tak terbawa emosi. "Kita udah temenan dari kecil, kita juga tau kalo ada hal yang bikin lo kesel dan lo lampiasin sama orang lain" ujar seulgi sambil menatap Irene penuh pengertian. "Wendy udah ngapain lo" kata joy yang langsung pada inti permasalahnya membuat Irene terdiam. "Nggak ada hubungannya sama dia" Kilahnya sambil memalingkan pandangan.
"Jujur" Titah seulgi pada Irene.
"Jujur apanya? gue udah jujur" jawab Irene yang masih tak mau berbicara. "Gue kasih kesempatan sekali lagi kalo lo masih gamau jawab sekarang juga gue tanya langsung sama wendy!" Ancam seulgi yang di angguki oleh Joy.
"Kalian berdua apaan sih" ucapnya yang sudah terpancing emosi. "Mangkannya kalo orang nannya itu ja---" "Dia nampar gue. Puas kalian!" kata Irene yang memotong ucapan sahabatnya itu.
"N-nampar?" Tanya joy yang memastikan bahwa telinganya masih normal. "Serius?" kata seulgi yang juga tak percaya dengan ucapan Irene. Bukannya menjawab pertannyaan sahabatnya Irene malah menatap lurus dengan pandangan kosong dan mata yang berkaca-kaca.
"R-rene.." Panggil Joy sambil mengusap punggung Irene yang terlihat bergetar. Akhirnya wanita itu menangis, menangisi kisah cintanya yang memperihatinkan.
"SIALAN CEWEK ANEH!" Teriak seulgi yang sudah terbawa emosi dan bangun dari duduknya hendak pergi menemui wendy. Namun dengan cepat Irene menahan lengan sahabatnya itu. "Jangan!" Cegah Irene.
"Dia nampar lo, NAM-PAR! dan lo diem aja? Gak bisa Rene!" Katanya dengan mata penuh emosi. "Nggak, tolong jangan apa apain dia" Ucap Irene dengan nada memohon, untuk pertama kalinya dalam sejarah hidup Seorang Bae Joohyun.
"Kenapa lo jadi lemah gini sih!" Kata seulgi yang tidak terima perubahan Irene. "KARNA INI SEMUA SALAH GUE!" Bentak Irene yang membuat seulgi terdiam.
"Guys tenang! Malah kalian yang berantem!" Kata Joy yang melerai Irene dan Seulgi yang sudah saling terpancing emosinya. "Calm down.." Ucap joy dengan lembut sambil mengusap kedua lengan sahabatnya agar sedikit tenang dari emosi.
"Coba ceritain dari awal" Titah Joy pada Irene yang sudah terlihat sedikit tenang. Dengan berat hati karna harus membuka luka yang berusaha ia tutupi selama seminggu ini akhirnya Irene menceritakan semuanya dari awal hingga akhir.
"H-hikks.. S-sakittth banget.. Gue tau gue s-salah, tapi dia nggak h-harrus kayak gitu hh-hikss.." Katanya dengan terbata bata karna tangis yang tak mau berhenti. Joy dan Seulgi pun hanya menatap iba dan memeluk sahabatnya yang sedang dalam keadaan buruk seperti ini.
"Kita sayang sama lo Rene, jangan pernah ngerasa sendiri" Ucap joy yang khawatir dengan keadaan Irene. "Kita juga bakal selalu ada buat lo" Tambah seulgi yang membuat Irene berterimakasih pada kedua sahabatnya.
Cukup lama mereka terjebak dalam suasana kesedihan akhirnya Joy pun membuka suara. "Oke stop nangis-nangisnya! Mending kita cari hiburan, lagian udah lama juga kita nggak menyapa adik kelas!" Katanya dengan maksud tertentu.
"Godnesss, gue kira lo udah insyaf joy HAHAHA" Kata seulgi yang tertawa. "Bukannya kalian yang barusan larang gue biar gak keterlaluan?" Kata Irene dengan nada mengejek. "Ck! Beda cerita kali Rene hahaha"
"AYO GUYS!"
"LETS GO!"
Akhirnya mereka bertigapun keluar dari tempat persembunyiannya sambil merancang sebuah keonaran yang sudah siap di lakukan oleh gadis-gadis pembuat onar.
****
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Nerd
Fiksi PenggemarKau berada di dekatku, tapi aku tak mampu menjangkaumu. Apa mungkin lenganku terlalu pendek? atau mungkin kau yang terlalu tingggi untuk ku gapai? Betapa membingungkannya sikapmu. Kau hanya diam dan menerima apa yang ku beri. Tak menolak, tapi tak...