"WEN! WENDY! Bangun wen!" Panggil Irene dengan panik, sambil memangku kepala wendy yang pingsan di pinggir lapangan. "BAWA KE UKS CEPET! BUKANNYA NGELIATIN DOANG" Teriak Irene kepada para siswa yang masih terkejut."Ayo bantuin angkat!" Kata seorang yang meminta bantuan temannya untuk membawa Wendy ke UKS Sekolahnya.
"Kalo sampe wendy kenapa-kenapa gue jamin ancur masa depan lo semua!" Kata Irene menunjuk beberapa siswa laki-laki yang menjadi dalang dari semua ini.
Flashback
Jam istirahat adalah waktu yang sangat menyibukkan bagi remaja-remaja tanggung ini. Sibuk makan, sibuk mengobrol dan bahkan segerombolan siswa laki-laki yang terlihat baru menginjak kelas 2 sedang sibuk berlarian kesana kemari mengejar bola basket yang mereka mainkan di lapangan.
"OPER OPER!" Teriak mereka dengan semangat meskipun keringat sudah membanjiri tubuhnya. Rasanya bukan halangan untuk mereka berhenti bermain bola basket yang merupakan kegemaran siapapun.
"WOY AWAS BOLA!" Teriak seseorang siswa yang memberi peringatan pada siswi yang sedang berjalan dipinggir lapangan. Wendy, siswi itu adalah dia. Namun wendy yang tak menyadari itu hanya terus berjalan tanpa menghindar.
BUGHHH
Sebuah bola basket yang melayang di udara dengan kencang menghantam kepala wendy yang sedang berjalan dipinggir lapangan basket.
Karna saking kerasnya hantaman bola basket hingga membuatnya sampai terhuyung-huyung tak mampu menopang badannya, dan ambruk di tengah teriknya matahari.
Flashback End.
"Enghh" erangnya sambil berusaha membuka mata dan memegang kepalanya yang berdenyut-denyut nyeri. Terbangun di ruangan bernuansa putih membuatnya berusaha mengingat apa yang telah terjadi sebelumnya.
Wendy pun menolehkan kepalanya ketika merasa jika lengan kanannya terasa lebih berat. "Irene.." desisnya dengan pelan ketika mendapati Irene yang tertidur sambil menggenggam wendy dan menumpukan kepalanya di lengannya.
"Sedang apa dia disini? dann.. Jam berapa ini?" Katanya yang terheran-heran sambil melirik jam yang menggantung pada dinding. "Jam 4? Ya Tuhan, sekolah bahkan sudah bubar dari satu jam lalu" Ucapnya dengan pelan.
"Irene.." Katanya yang berusaha membangunkan Irene sambil menepuk-nepuk bahunya pelan. "Irene bangun.." Panggilnya sekali lagi yang akhirnya membuahkan hasil.
"Emmhhh.. yaa" jawabnya dengan suara parau dan menggosok-gosok matanya. "Wendy.." Panggilnya ketika kesadarannya telah kembali. "Heum?"
"Kau baik-baik aja? Ada yang terasa sakit? Apa kita perlu ke dokter" cecarnya dengan pertanyaan dengan wajah yang terlihat sangat khawatir."Aku baik-baik saja, sepertinya kamu yang tidak baik. Lihat matamu terlihat sangat besar" Goda wendy kepadanya karna mata Irene yang terlihat membengkak. "HEII! Ini semua gara-gara kamu!" katanya yang menyalahkan Wendy.
"Hah? aku?" Kata wendy yang bertanya balik. "Iya! Aku nangis tiga jam, sampe aku ketiduran karna capek nangis... Aku takut kamu kenapa-kenapa" Jelasnya pelan."Sudah ku bilang menangis itu melelahkan. Lantas kenapa kamu terus menangis? apa itu hobby mu?" kata wendy yang langsung di hadiahi tatapan tajam. "TERUS AKU HARUS KETAWA KETAWA LIAT KAMU PINGSAN KENA BOLA BASKET? KAMU GATAU AKU KHAWATIR APA?" Sentak Irene dengan suara yang sedikit keras membuat wendy harus menutup telinganya karna suara bising itu. "Suaramu sangat menggelegar" Kata wendy dengan polos membuat Irene kembali terpancing emosinya. "Ter-se-rah!" ucapnya sambil bangkit dari duduknya.
"Tunggu! Mau kemana!" cegah wendy sambil memegang tangan putih Irene. "Pulang." Jawabnya dengan singkat tanpa menoleh kearah wendy sedikitpun. "Jangan tinggalkan aku sendirian" Katanya dengan pelan dengan suara seraknya.
"Mangkanya jadi orang itu jangan nyebelin!" Ujar Irene dengan kesal tapi ia kembali duduk di kursi, dan wendy yang melihat irene yang memanyunkan bibirnya hanya tersenyum.
Wendy pun berusaha bangkit dari tidurnya, namun rasa sakit dikepalanya kembali menghampiri. "Aw" Ringisnya sambil memegang kepalanya. "Wendy!" Kata Irene sambil bangun dari duduknya dan berdiri di sebelah ranjang wendy. "Sakit?" tanya irene dengan khawatir sambil mengusap-usap kepalanya. "S-sedikit.." Jawab wendy dengan terbata, ntah kenapa ia merasa gugup ketika Irene berada sangat dekat dengannya seperti ini.
Cuppp..
Irene mengecup puncak kepala wendy lalu mengusapnya dengan sayang. Membuat Wendy lagi-lagi mati kutu karna perbuatannya.
"HEII ADA APA DENGAN MU SEUNGWAN" Teriak wendy didalam hatinya karena merasa aneh dengan dirinya sendiri.
"Semoga rasa sakit di kepalamu bisa berkurang" Ucapnya lagi sambil terus mengusap-usap kepala wendy, dan ntah sihir dari mana ternyata perlahan rasa sakit di kepalanya perlahan memudar. Sungguh aneh.
"Irene.." Panggil wendy padanya. "Hemm?" Jawab Irene dengan sebuah deheman kecil.
"Terimakasih ya.." Ucapnya lagi yang membuat Irene menatapnya dengan heran. "Untuk?"
"Karna telah mengkhawatirkanku, karna terlah menjagaku disini selama berjam-jam, dan untuk semuanya. Kau terlalu banyak melakukan hal baik padaku Irene" Kata wendy dengan tulus sehingga mampu menggetarkan jantung Irene yang paling dalam. "E-e sama-sama wendy" Jawabnya sambil sedikit tersipu malu.****
"Kamu serius nggak usah aku anter?" Tanya Irene ketika mereka berjalan ke parkiran sekolah. "Serius, supirku pasti sudah menjemput" kata wendy sambil mengedarkan pandangannya. Dan tak lama pun sebuah mobil sedan hitam masuk kedalam area sekolah wendy. "Nah itu dia" Ucapnya sambil menunjuk sedan hitam itu. "Hmmh.. syukurlah. Sana pulang dan jangan lupa istirahat" Kata Irene kepada wendy. "Baik Nyonyaaa" Canda wendy kepadanya sambil melangkah pergi.
Ntah sejak kapan atmosfer pertemanan mereka berubah menjadi seperti ini. Ntah sejak kapan dinding pertahanan wendy runtuh. Dan ntah sejak kapan pula ia mulai menyukai kehadiran Irene disisinya.
"Bae Joohyun.." katanya dengan pelan sambil tersenyum ketika memasuki mobilnya.
"Hahhh.. ada apa denganku? Apa mungkin ini efek terbentur bola tadi? Ya tuhaan ntah lah" Katanya yang heran dengan dirinya sendiri saat ini.
Wendy yang dingin dan pendiam mendadak hilang seiring berjalannya waktu, Irene yang menyadari semua perubahan Wendy semakin bahagia dibuatnya. Perlahan tapi pasti wendy mulai melirik kearahnya, dan Irene yakin suatu saat wanita pujaan hatinya itu akan melihat dan menatap 100% kepadanya tanpa menghiraukan siapapun lagi.
Irene : Hati-hati di jalan, dan cepat sembuh sayangkuu!
Ketik irene pada ponsel pintarnya lalu mengirim pesan itu pada Wendy yang baru saja berpisah dengannya beberapa menit lalu.
Dan tak perlu waktu lama ponsel pintarnya itu kembali bergetar, dengan cepat Irene segera membukanya. Senyumnya mengembang ketika mengetahui jika itu adalah balasan dari wendyWendy : Kamu juga hati-hati, aku sebenarnya sudah sembuh ketika kamu mengusap-usap kepalaku.. Bae Joohyun.
WHAT?
"Bae Joohyun? Aaaaaaaa Seungwaaaaaaniee! bisa gila nih gueee ya tuhaaaaaannn tolooong!!" Teriaknya dengan gemas sambil melihat mobil hitam itu melaju meninggalkan sekolahnya.
****
/Tbc
mon maap atas kehaluan yang sangat tinggi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Nerd
FanfictionKau berada di dekatku, tapi aku tak mampu menjangkaumu. Apa mungkin lenganku terlalu pendek? atau mungkin kau yang terlalu tingggi untuk ku gapai? Betapa membingungkannya sikapmu. Kau hanya diam dan menerima apa yang ku beri. Tak menolak, tapi tak...