"Hinata... aku akan menolongmu. Aku akan membuat kedua saudara perempuan Hyuuga tak mendapatkan segel kutukan."
Mustahil, itulah kata yang terlintas di pikiran Hinata. Salahkan mungkin karena ia tak dekat dengan Sasuke, jadi ia menganggap bantuan yang ditawarkan pemuda itu agak tidak masuk akal. Salahkan juga ia yang terlalu percaya pada ucapan Naruto bahwa pemuda berambut pirang itu yang akan mengubah keluarga Hyuuga. Namun saat Hinata tersadar akan pikiran jeleknya, ia tergelitik untuk bertanya.
"Caranya?"
"Salah satu dari kalian akan tetap menjadi pewaris klan..." Sasuke menjeda sebentar, menikmati ekspresi Hinata yang terlihat melebarkan mata. "...dan yang satu lagi akan menjadi istri ketua klan."
Penyuka kayumanis gulung memasang wajah penuh tanya. Jadi maksud Sasuke adalah ia akan menikahi salah satu di antara Hinata dan Hanabi? Kalau ia menjadi ketua klan berarti Sasuke akan menikahi Hanabi? Memikirkan asumsi yang ia buat Hinata mendadak tersenyum lebar, namun senyum itu luntur saat ia memikirkan apakah Hanabi yang keras akan cocok dengan Sasuke yang sama keras kepalanya.
"Jadi kau akan menikahi Hanabi?" Cicit Hinata.
Entah bagaimana Sasuke malah mendengar suara Hinata seperti gadis ini tak rela. Merasa di atas angin, Sasuke ingin memastikan. "Maksudmu apa?"
"Kau bilang ingin membuat salah satu di antara kami menjadi istri ketua klan. Ketua klan yang Sasuke-kun maksud itu Sasuke sendiri 'kan?" Sasuke mengangguk. "Situasinya sekarang aku sebagai pewaris klan, kalau begitu artinya Sasuke akan menikahi Hanabi..."
Ekspektasi yang membuatnya di atas angin kini menjatuhkan dirinya dengan begitu keras ke bumi. Entah sudah berapa kali ia dipermainkan seperti ini, rasanya ia jadi kesal sendiri dengan dirinya yang rela untuk dipermainkan.
"Ini bukan tentang Hanabi, namun ini tentang kau. Yang akan aku nikahi itu kau, Hinata."
Netra bak bulan Hinata melebar sempurna. Sesaat dunia seperti melambat. Lamat-lamat Hinata menatap sosok di depannya. Mencari alasan di balik sorot mata tajam nan kelam itu. Hinata mencoba menyelam, namun sayang Hinata tak menemukan kebenaran.
▪▪▪
"Hinata?"
Kelopak mata berkedip beberapa kali. Sepasang Netra ungu keperakan menangkap pantulan bayangannya di cermin. Perlahan pandangan mata itu turun, melihat tangan yang berhenti menyisir rambut panjang berwarna indigo.
Indera penglihatannya lalu bergerak menyisir kamar yang cukup luas dari cermin. Pandangan terhenti saat ia melihat sang adik tengah duduk di atas kasur sambil memeluk bantal. Raut wajah gadis bernama Hanabi itu terlihat begitu kalut. Ada lingkar hitam di bawah mata seperti menunjukkan rasa lelah akan dunia.
Sebentar lagi adalah hari inagurasi dirinya sebagai pewaris klan. Itu artinya di waktu yang hampir bersamaan Hanabi akan menerima segel kutukan. Indera penglihatan Hinata terpejam selama beberapa detik, ia tak bisa membayangkan betapa sakit rasa saat menerima segel itu. Ia juga tak bisa membayangkan bagaimana sang adik mendapatkannya saat ia sendiri malah naik tahta.
Hinata berharap gelar ketua klan bukan hanya sebuah nama. Gadis itu berharap bisa menyelamatkan sang adik untuk tetap di keluarga utama. Hinata juga berharap dengan begitu dia bisa memiliki kuasa untuk mengubah klan ini. Tak perlu menunggu Naruto untuk mengubah semua hal bobrok yang terjadi pada keluarga Hyuuga. Dengan tangannya sendiri, Hinata harap bisa merubah keadaan itu.
Anak sulung Hiashi itu beranjak dari kursi rias dan berjalan menuju tempat sang adik berada. Ia kemudian duduk dan menatap Hanabi lamat-lamat. Demi Hanabi, demi dirinya sendiri, dan juga demi klan ia akan melakukan yang terbaik. Hinata merangkul tubuh Hanabi, menyesap harum tubuh sang bungsu Hyuuga. "Tenang saja Hanabi, aku akan membebaskan kita berdua."
![](https://img.wattpad.com/cover/177415804-288-k78729.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Raiden From The Future [Completed]
Hayran KurguFiclet - Kinda Canon Universe - slow pace Kembali ke masa lalu untuk mengubah masa depan? Apakah bisa? R15 untuk kata-kata kasar dan kekerasan. Raiden - OC SasuHina and all charas belong to MK