Kecemasan bi imas dan kang asep langsung membawa aina ke rumah sakit.
Kurang lebih 30 menit kemudian.
Mereka sudah sampai dirumah sakit dan langsung disambut dengan para suster. Aina dengan cepat dibawa ke ruang perawatan karena Aina sudah cukup dikenal di rumah sakit ini untuk rutin melakukan cuci darah selama 2 minggu sekali. Bi Imas dan Kang Asep duduk didepan kamar untuk menunggu hasil pemeriksaan dokter. Dengan rasa cemas menyelimutinya. Terlebih bi Imas yang mengetahui rahasia besar yang disembunyikan Aina oleh keluarganya.Tak lama Dokter kemudian keluar dari kamar pemeriksaan dan menemui bi Imas. Tapi bi Imas langsung berdiri dan lebih dulu menghampiri dokter.
"Apa ibu dan bapak saudara dari pasien?" "Saya pengasuh nya dok." Ucap bi Imas.
"Aina sudah 3 kali melewatkan jadwal cuci darahnya dan hari ini sepertinya dia tidak meminum obatnya. Jadi tolong setelah Aina sadar. Ibu bujuk Aina untuk melakukan cuci darah besok.""Tolong kamu jangan kasih tahu nyonya dan tuan ya, ini amanah dari Non Aina. Bibi juga berat menyimpan rahasia ini sendirian."
"Iya bi, saya gak akan kasih tahu siapa-siapa" jawab kang asep.
Kemudian mereka masuk kedalam ruangan Aina. Disana terbaring seorang gadis cantik dengan wajah yang sangat damai ditemani dengan selang infus disebelah kiri, oximeter di jari telunjuk tangan kanannya dan selang di hidungnya. "Sep saya mau telpon nyonya dulu. Mau kasih kabar kalau Non Ai masuk rumah sakit." Asep lalu mengangguk dan bergantian berjaga Aina.
"Assalamualaikum nyonya." "Waalaikumsalam. Ada apa?" jawabnya sinis. "Non Ai masuk rumah sakit bu. Tadi dia pingsan dan sekarang belum sadarkan diri." "Oh saya kira ada apa, yaudah kamu jaga dia. Saya sedang sibuk. Kerjaan saya banyak." "Tapi bu....." Tut tut tut Belum sempat bi Imas menyelesaikan ucapannya, sambungannya sudah dimatikan. Membuat bi Imas menghela nafas panjang. Dan memasuki kamar rawat Aina dengan wajah yg sedih.
2 jam setelah kejadian bi Imas menelpon majikannya. Aina tersadar dan mendapati dirinya di tempat yang paling dia tidak sukai. "Huh kenapa mesti berujung ditempat ini lagi sih." Batin Aina. Aina melihat sekelilingnya dan menemukan kang Asep dan Bi Imas yang menemaninya. Dia mencari-cari sesosok mamah dan papahnya tapi tak menemukannya juga. "Ah itu cuma mimpi kalau mereka ada disini." Batinnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Biarkan Aku Pergi
Novela JuvenilGadis bernama Aina Zahra Wiratama yang biasa di panggil dengan sebutan Ai. Gadis yang kuat untuk menjalankan hidup walaupun harus berjuang sendirian tanpa di dampingi keluarga. Papa dan mama yg sibuk bergelut didunia bisnis serta kedua kakaknya yg...