Chapter 4

19K 1.5K 190
                                    

Siang ini ia memiliki janji makan siang dengan ibu mertuanya. Ia akan pergi ke rumah utama Uchiha. Ibu mertuanya terkadang akan mengajaknya makan siang, entah untuk mendiskusikan sesuatu atau murni karena rindu dengan menantunya ini. Karena letaknya yang lima blok dari sini, ia akan mengendarai mobil kesana.

Rumah utama Uchiha masih sama seperti saat ia menginjakkan kaki pertama kali. Megah dan luas bak istana. Mungkin bisa dibilang, ini adalah rumah paling besar diantara seluruh rumah di Ise City. Walaupun sudah berdiri sejak lama, bangunannya begitu kokoh dan tetap modern walau tidak meninggalkan desain klasik.

Sakura memarkirkan mobilnya tepat di belakang mobil kakak iparnya, Yugao. Ia tahu bahwa wanita itu pasti juga diundang. Ia bukanlah satu-satunya menantu Uchiha, tentu saja.

"Apa kabar, Ibu?" sapa Sakura begitu melihat ibu mertuanya berdiri membuka pintu untuknya.

Senyum terbingkai di wajahnya. "Halo, sayang." Tubuhnya maju untuk memeluknya. Ia membalas pelukan itu.

"Ayo masuk. Kami sudah menunggumu."

Sakura mengikuti langkah ibu mertuanya di belakang. "Apa Ayah dan Ibu sehat-sehat?"

Ibu mertuanya menoleh kearahnya. "Ya, kami baik-baik saja."

"Syukurlah."

Di ruang makan sudah ada ayah mertuanya─Fugaku, dan Yugao.

"Selamat siang, Ayah. Apa kabar?" sapa Sakura setengah membungkukkan diri.

Ayah mertuanya menatapnya sekilas. "Hn, aku sehat. Duduklah."

Sakura mengangguk dan duduk di samping ibu mertuanya.

"Bagaimana kabar ketiga cucuku? Aku jarang melihat mereka. Padahal jarak rumah kita tidak terlalu jauh." Ibu mertuanya memasang raut sedih, terlihat begitu merindukan ketiga anaknya.

"Maafkan aku, Bu. Mereka masih sibuk dengan sekolah. Akhir pekan nanti akan kusuruh mereka untuk berkunjung kemari."

Ibu mertuanya langsung tersenyum sumringah. Suka dengan idenya.

"Bagaimana dengan Sasuke? Apa suamimu sehat-sehat saja?"

"Ya, tentu saja. Ia hanya sibuk bekerja."

Ibu mertuanya menepuk punggung tangannya pelan. "Kau ingatkan dia untuk tidak terlalu memforsir diri saat bekerja. Apa anak itu tidak bisa santai sedikit saja," omelnya khas seorang ibu yang mengkhawatirkan putranya.

Ia tersenyum canggung. "Aku akan menyampaikan pesan Ibu."

Matanya yang semula terarah pada mertuanya, tidak sengaja bertatapan dengan Yugao yang tengah memerhatikan interaksi keduanya. Tatapannya dingin dan penuh kebencian.

Ia segera memalingkan muka.

"Tumben Ayah ada dirumah? Apa tidak ke kantor hari ini?"

"Aku cuti. Ada Itachi yang bisa mengurus segalanya," jawab ayah mertuanya singkat. Ia hanya mampu mengangguk-angguk kecil. Memberi respon seadanya. Ia tahu ayah mertuanya lebih suka berbincang degan Yugao dibanding dengannya. Mereka bisa bertukar pikiran yang sama. Tidak dengannya.

"Sakura, maksud kami mengajakmu makan siang hari ini sekalian ada yang ingin kami bicarakan denganmu."

Ia sudah menebaknya.

"Bulan depan Uchiha Group akan mengadakan acara charity. Apa Yugao sudah memberitahumu?"

Pandangannya beralih pada Yugao. Kakak iparnya itu tidak memberitahu apapun padanya tentang acara yang akan diadakan Uchiha Group. Namun karena tidak ingin memperpanjang masalah, akhirnya ia menganguk.

Unbroken Felicity #1 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang