7

4.9K 822 99
                                    

note: longest chapter so far. panjangnya dua kali chapter sebelumnya.

note2: aku double up. cek chap 6 kalo belum baca:x
_________

Jinhyuk ingin menghubungi Wooseok lebih awal, tetapi pekerjaannya membuatnya cukup sibuk sehingga tidak sempat memikirkan tentang Wooseok selama dua hari. Sampai akhirnya Wooseok duluan yang menghubunginya.

Wooseok meng-SMS-nya untuk mengajaknya- atau lebih tepatnya memaksanya untuk minum bersama. Ia juga mengirimkan alamat yang tampaknya agak jauh dari kota, sekitar satu jam perjalanan dengan mobil. Jika ia kejarkan berangkat sekarang, ia akan bisa sampai tepat waktu. Tapi sayang sekali itu artinya ia tidak bisa mandi dulu.

Jinhyuk sebenarnya sedikit lelah setelah banyak mengikuti rapat. Lupakan pekerjaan sampingannya yang ia lakukan hanya sebagai hobi, padahal ia sebenarnya tidak perlu bekerja di cafenya sendiri. Saking sibuknya ia tidak sempat mengisi shift-nya di cafe sehingga harus meminta karyawan lainnya untuk mengisi kekosongannya.

Memang benar ia lelah, tetapi pergi minum dengan Wooseok terdengar menyenangkan. Menurutnya Wooseok adalah orang yang asik dijadikan sebagai teman. Kata-kata kasar yang ia sering lontarkan lebih terdengar seperti candaan ringan bagi Jinhyuk.

Dan juga mungkin ia bisa meminta nomor Yohan kepada Wooseok, mengingat ia tidak sempat memintanya saat showcase dan after party yang disebutkan Seungwoo tampaknya juga sudah terlupakan.

Jinhyuk sampai di tempat tujuan, masih dengan setelan formalnya. Tempat makan tersebut tampak lumayan sepi dan tidak terlalu mencolok. Sangat jelas mengapa Wooseok memilih tenpat ini. Sangat kecil kemungkinan para penguntit dan paparazzi untuk mengikutinya kesini. Jinhyuk cukup paham kiat-kiat agar tidak dikenali orang. Dengan wajah Wooseok yang terpampang dimana-mana, tidak aneh jika ia mengetahui tempat tersembunyi seperti ini.

Jinhyuk melihat Wooseok duduk di sudut sambil berkutat dengan ponselnya. Ia memakai topi yang tampak kebesaran di kepala kecilnya. Menurut Jinhyuk penyamarannya cukup berhasil, karena Jinhyuk tidak akan bisa mengenalinya jika ia tidak memasang raut wajah masamnya.

"Hoi," sapanya, membuat Wooseok menoleh padanya dan menyimpan ponselnya. Mata Wooseok menyusuri pakaiannya dari atas ke bawah.

"Gue kira lo cuma punya baju modelan bapak-bapak," celetuk Wooseok, membuat Jinhyuk tertawa.

"Ya walaupun gue suka cosplay jadi bapak-bapak 50 tahun, gue perlu rapi juga buat pergi kerja."

"Oh? Jadi lo ada kerja? Gue kira lo terlalu banyak waktu kosong sampai-sampai ga sempat ngelakuin hal-hal produktif." Wooseok tidak salah, tetapi juga tidak benar. Ada saat-saat dimana saking tidak sibuknya, ia bosan dan malah bekerja ekstra di cafenya. Tetapi ada juga saat-saat dimana ia begitu sibuk sampai tidak sempat pulang ke apartemennya.

Jinhyuk ingin menggoda Wooseok dengan mengomentari pakaiannya, tapi ia tidak bisa memikirkan kata-kata yang tepat. Wooseok tidak bisa dibilang berpenampilan keren hari ini dengan celana jeans dan hoodie hitam bergambar kucing yang dipakainya. Pakaian tersebut membuatnya seperti remaja yang sok edgy, tapi itu cocok sekali dengannya sampai-sampai Jinhyuk tidak bisa berkomentar.

"Lo cakep juga hari ini." Jinhyuk memujinya dengan tulus, tetapi Wooseok hanya membalasnya dengan mendecih dan memutar bola matanya. Jinhyuk duduk di seberangnya. "Lo tau kalo kita cuma mau minum, bisa beli bir kalengan di mini market kan?"

Wooseok tampak sibuk memandangi minumannya. Jus jeruk. "Gue udah lama ga makan diluar. Mending sekalian aja."

"Oh, lo mau traktir gue makan malam juga nih? Baik bener lo ya."

"Idih, nggak. Lo holkay kan? Bayar makanan lo sendiri. Gue bayarin minum doang."

Jinhyuk menyeringai, tanda-tanda ia akan mulai mengusik Wooseok lagi. "Berarti makanan Wooseokie aku yang bayar ya?"

Blackmailed?; Weishin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang