Sesampainya di rumah, Tina segera bergegas ke kamar mandi untuk melaksanakan ritual mandinya. Ia begitu Lelah hari ini, banyak sekali kejutan yang membuat hatinya menjadi dilema. Diputarnya kran untuk diisi di bak mandinya, namun untuk saat ini ia membutuhkan air dingin untuk merelaksasikan kepalanya yang pusing memikirkan Faruq dan juga Anan sejak tadi.
Flashback on.
"Far, lo tau kan kalo gue suka sama lo sejak dulu. Dan ini bukan pertama kali gue ungkapin perasaan gue sama lo." Ucap Dela sambil menggegam tangan Faruq dan menatap mata Faruq penuh arti.
"Terus, mau lo?" Ucap Faruq sambil mengangkat sebelah alisnya.
"Kita pacaran."
"Gak!"
"... "
" Gue anggep lo temen."
Mata Dela berkaca-kaca. Ia lelah mendengar penolakan dari Faruq terus menerus. Tidak bisakah ia memberikan kesempatan pada Dela?. Ia amat mencintai Faruq dengan tulus. Tapi apa boleh buat, cinta tak bisa dipaksakan. Dela mengusap air mata yang telah jatuh di pipinya kemudian tersenyum sambil menatap Faruq seperti tidak terjadi apa-apa tadi.
"Baik, kalo itu mau lo. Gue gak bisa maksa. Gue lelah Far, gue lelah harus berjuang sendiri. Gue nyerah." Dela lantas memeluk Faruq erat seperti tidak mau kehilangan.
"Tapi inget! Jangan nyesel udah nolak cinta gue." Kata Dela seraya melepaskan pelukannya sambil terkekeh.
"Gue anter lo pulang!"
"Ok."
Flashback Off
Tina sekarang sudah siap. Ia tampil cantik dengan celana jeans warna hitam yang dipadukan dengan sweater warna pink yang terdapat motif love di dadanya.Namun ia belum bertemu ibunya sejak tadi, Seingatnya ia tadi hanya bertemu dengan adek nya yang sedang sibuk bermain Ps di ruang tamu.
"Mama mana dek?" Tanya Tina pada adek laki-lakinya.
Vino hanya melirik sekilas pada sang kakak. Ia sedang sibuk membalas pesan dari grup wa nya.
"Kamar mungkin." Ucap Vino acuh tak acuh.
"Kayak ada yang chat aja." Gumam Tina yang masih bisa didengar oleh sang adik.
"Ada ya kak." Protes Vino.
"Paling juga grup. Hahaha." Tina Tertawa terbahak-bahak kemudian pergi menuju kamar sang mama.
"Lagi tidur siang ternyata."
Tina menghampiri mamanya lalu mengecup pipi mamanya sekilas."Tina ijin njenguk Gladis dulu ma.Semoga mimpi indah."
Saat Tina melangkah keluar dari kamar sang mama, tiba-tiba matanya melihat sebuah foto yang tergeletak di lantai dalam keadaan terbalik. Tina meraih foto itu dan membaliknya,di sana terpampang foto sang mama dan sang papa yang sedang memakai baju pengantin. Sepertinya itu foto saat pernikahan kedua orang tua nya. Tapi aneh nya ada seorang wanita yang berdiri di samping papa nya sambil tersenyum bahagia. Tina seperti tidak asing dengan wajah wanita itu. Seperti sudah pernah bertemu.
"ia siapa? Kayak pernah liat." Gumam Tina.
Tidak mau ambil pusing, Tina lantas menaruh foto itu di atas laci samping tempat tidur sang mama. Dan pergi dari kamar sang mama.
___________________
Tina dan Siska menghentikan langkahnya tepat di depan pintu, Tina dan Siska terkejut. Mereka mendengar Gladis sedang berbicara dan bahkan tertawa terbahak-bahak dengan seorang pria. Tidak mau dibuat mati penasaran, mereka lantas mendorong pintu ruangan dimana Gladis dirawat. Dan ternyata?!
"TOMI?!" Teriak Siska dan Tina serempak.
Siska dan Tina kaget. Mereka tidak percaya dengan pemandangan di depan mereka.
"Gladis disuapin Tomi? What!!!"
"Gak usah gontok juga kali Sis." Ucap Tina sambil menoyor lengan Siska.
Siska berdecak sambil melirik tajam ke arah Tina.
"Aku udah nunggu kalian sejak tadi. Untung ada Tomi yang mau nemenin." Ucap Gladis.
"Lo kok bisa tau kalo Gladis di rawat di sini sih." Siska menatap Tidak suka ke arah Tomi. Siska penasaran, sejak kapan Tomi perhatian dan peduli terhadap Gladis. Bukankah Tomi suka sama Tina sejak dulu.
"Dari Tina." Jawab Tomi sekenanya tanpa melirik ke arah Tina yang sekarang sudah ketakutan.
"Tomi tadi maksa gue, untuk kasih tau Gladis sakit apa?!. Dan gue suruh dia buat datang ke rumah sakit ini buat cari tau sendiri."Dusta Tina yang sudah berkeringat dingin sejak tadi.
"Gue ke toilet dulu." Ucap Tina lalu pergi meninggalkan ruangan. Ia menghela nafas lega, sungguh ia tidak tega melihat Gladis. Ditatapnya langit-langit luar toilet sambil membayangkan kejadian dimana ia memohon-mohon pada Tomi untuk menerima Gladis. Sampai seseorang menyentuh pundak nya dari belakang. Tina pun lantas berbalik dan terkejut ketika melihat orang yang tadi menyentuh pundaknya.
"Gue turuti permintaan lo na, karena gue sayang sama lo." Ucap Tomi sambil menatap wajah Tina yang masih terkejut
"Lo berhenti bilang gitu sama gue Tom." Kesal Tina
"Gue gak bisa. Dan lo harus penuhi janji lo sama gue."
"Iya gue tahu."
"Good girl, and Love you." Tomi mengedipkan sebelah matanya lalu pergi meninggalkan Tina.
"Cihh."
Brakkkk.
Tina memukul pintu toilet dengan keras. Untung toilet dalam keadaan sepi saat ini."Akhhhhhh, apa yang gue lakukan."
Pendek ya? Maaf.
Lagi sibuk soalnya.
Jangan lupa klik tanda bintang di bawah ⬇ dan jangan lupa komen nya.
See you...
KAMU SEDANG MEMBACA
FAR.FEB
Ficção Adolescente"Kalau semua bisa bikin nyaman kenapa harus pilih satu" Febrianti Valentina Sari Dua kali jatuh cinta tidak membuat Tina bisa mendapatkan cintanya. Itu semua terjadi akibat kebiasaan buruk nya yang sering mempermainkan hati para lelaki. Kebiasaan...