Part 10 (Anan putus)

10 8 2
                                    

Suasana saat ini sungguh membosankan. Alunan suara dari guru yang menjelaskan pelajaran sejarah membuat siswa maupun siswi XII MIPA 2 mengantuk. Bahkan sudah ada yang tertidur dengan buku terbuka di atas kepala. Mungkin, karena ini pelajaran dijam terakhir tapi kenapa harus pelajaran sejarah yang membutuhkan waktu lama untuk guru menjelaskan diletakan dijam-jam segini. Untuk mengusir rasa ngantuk, Siska pun mencoba menyenggol lengan Tina yang sedang menyenderkan tubuh nya di tembok samping dengan mata yang hampir tertutup.

"Na,woy!!" Ucap nya dengan suara sepelan mungkin.

"Apaan sih, gue ngantuk jirr." Ucap Tina sambil menepis tangan Siska.

Siska yang geram dengan tanggapan Tina, lantas menarik tangan Tina dengan kencang.

"Hiss. Apa?!"

"Gitu dong, eh lo udah denger gosip terbaru belum." ucap Tina pelan dengan buku yang dibuka di letakkan berdiri di atas meja seperti sedang membaca.

Tina mengerutkan keningnya. Dia tidak mungkin melewatkan satu gosip pun yang ada di SMA Tetap Jaya. Tapi tidak menutup kemungkinan ia melewatkan satu gosip yang terdengar akhir-akhir ini bukan?

"Gosip yang mana sih?"

"Itu loh gosip tentang Anan dan Sofi."

"Oh itu, gue udah denger kemarin. Gak sengaja juga sih dengernya." Ucap nya sambil mengingat kejadian kemarin.

"Katanya sih bener. Dan lo tau siapa yang mutusin?" Kata Siska yang mulai mendramatisir.

"Kalo itu gue belum tau. Dan gak mau tau."Ucap nya sambil mencoret-coret bukunya

"Bener? Nanti nyesel loh." Goda Siska sambil menoel-noel pipi Tina

"Hih, Iya-iya gue pengen tau." Ucap Tina sambil melirik tajam ke arah Siska.

"Yang mutusin Anan."

"YANG BENER LO SIS?" Teriak Tina sambil menggebrak meja tulisnya yang berhasil membuat semua siswa maupun guru yang mengajar menoleh memperhatikan mereka.

Tina yang baru sadar dengan yang ia lakukan lantas menutup mulut sambil duduk dengan perlahan.

Mampus dah gue. Batin Tina

"Tina dan juga kamu Siska,sekarang  kel-"

Tet tet tet..

Tina maupun siska langsung tersenyum miring mendengar bel pulang sedang berbunyi.

"Keluar kan bu? Ashiappp." ucap Tina setelah bel berbunyi sudah berakhir.

"Huss." Ucap Siska sambil menyenggol lengan Tina.

"Hehehe."

"Dasar ya kalian. Ok, untuk hari ini ibu maafkan tapi lain kali tidak ada kata maaf yang keluar dari mulut ibu, berlaku untuk semua murid. MENGERTI!" Ucap Bu Farida sambil menatap tajam ke seluruh penjuru kelas.

"Iya bu terima kasih banyak." Ucap seluruh siswa.

"Kalian boleh pulang.Ibu pergi dulu, Assalamualaikum."

"Waalaikum salam."

Semua siswa pun berhamburan keluar dari kelas dengan tergesa-gesa seperti sedang dikejar Pak Seto.

_________________

Tina berjalan seorang diri menuju keparkiran motor dan mobil SMA Tetap Jaya.  Jika tidak karena mulut bodohnya itu, ia mungkin sudah ada di dalam angkot atau taksi. Tapi sekarang, ia terjebak dengan perkataannya sendiri. Andai saja ia tadi tidak menyetujui ajakan Anan untuk pulang bersama dengan dalih arah menuju rumah mereka sama,mungkin saat ini ia tidak segugup ini.

FAR.FEBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang