-4-

8 0 0
                                    

Malam yang dinantikan oleh para mahasiswa baru Universitas Dwi Putra akhirnya tiba. Puncak dari pengenalan kampus dan opspek. Pada malam ini akan dipilih siapa saja yang akan menjadi mahasiswa baru teraktif selama proses opspek. Mereka yang aktif biasanya akan menjadi aktivis.

Pada acara seperti ini juga akan muncul bibit-bibit mahasiswa famous baik itu dari mahasiswa maupun mahasiswi. Tidak jarang para senior mencari mangsa untuk menjadikan adik kelas sebagai gebetan, seperti yang dilakukan Jendra pada Sheira di awal pertemuan mereka.

Pukul setengah tujuh tepat Sheira selesai berdandan. Dia memakai gaun berwarna putih selutut, dan berlengan pendek. Rambut lurus nya ditata dan tidak lupa disematkan sebuah penjepit rambut kecil pada rambut bagian kanannya.

Sebuah heels setinggi 7 cm berwarna silver menghiasi kaki mulusnya. Setelah puas mematut diri di depan cermin, Sheira keluar dari kamar.

"Kamu cantik sekali Ra, mau kemana?"

"Ke kampus pa, hari ini akan ada puncak opspek."

"Sepertinya kamu bersemangat, tidak biasanya kamu seperti ini ketika ada acara di keramaian."

"Ehm .. Sheira hanya ingin berubah ma, Sheira juga ingin punya teman seperti abang dan Sheina."

"Baguslah kalau seperti itu, kamu jadi bisa membuka diri. Mama ambilkan makan malam ya?"

"Gak usah ma, Sheira gak ikut makan di rumah malam ini. Mau makan di sana aja sekalian."

"Kamu ke kampus di antar Pak Sarko kan?"

"Tidak pa, aku mau sama kak Rega, tetangga sebelah yang ternyata senior Sheira di kampus. Sheira berangkat dulu ma, pa."

Sheira berlalu dari hadapan kedua orang tuanya menuju depan. Sheira sudah membuat janji dengan Rega.

Klek.

Tepat ketika pintu depan dibuka, nampaklah Rega yang baru keluar dari mobil untuk menjemput Sheira. Dengan segera Rega menghampiri Sheira.

Sesampainya Rega di depan Sheira, dia terdiam selama beberapa sekon. Dia terpana akan kecantikan Sheira, dan dengan segera dia berdeham untuk menutupinya.

"Ehm ... udah nunggu dari tadi?"

"Belum kak, aku juga baru keluar."

"Ya udah, kita berangkat sekarang." Pintu mobil berwarna biru  metalic
itu pun terbuka. Sheira masuk, setelah menutup pintunya, Rega bergegas mengitari mobil.

Perlahan-lahan mobil tersebut berjalan dan mengikuti arus keramaian jalan raya. Jalanan cukup padat, apalagi banyak orang yang berlalu lalang pulang bekerja.

Suasana di mobil cukup sepi, bukan sepi yang menyebabkan rasa canggung. Namun sepi yang menenangkan.

Tiba di perempatan lampu merah mobil tersebut berhenti, Rega meraih tangan Sheira. Sheira yang tidak biasa disentuh mengibaskan tangan Rega.

Rega menoleh dan mengernyit tidak mengerti.

"Eh .. maaf kak, aku tadi gatal. Eh iya gatal. Jadi aku mau menggaruknya dulu," timpal Sheira gugup sambil tangannya menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal.

"Kamu enggak mandi?"

"Ha??"

"Kamu tadi nggak mandi ya, kok gatal kayak gitu. Ish, cantik-cantik gak mau mandi," Rega semakin mengoceh tak karuan.

"Apaan sih, aku mandi ya. Malah udah berendam dari jam 4. Aku juga udah luluran 2 kali, pakai make up dan parfum banyak tau. Aku udah si---ap," suara Sheira mengecil ketika dia menyadari menjadi cerewet. Apalagi dia melihat kilat geli di mata Rega.

"Iya aku percaya," jawab Rega dengan tersenyum. Dia melajukan mobilnya ketika lampu sudah berganti warna hijau.

***

Suasana kampus sudah ramai dengan para mahasiswa baru. Mereka semua terlihat cantik dengan gaun yang mereka kenakan. Tak ketinggalan para lelaki juga memakai jas maupun tuxedo yang menambah kesan formal pada acara malam ini.

Banyak para senior yang lalu lalang menyiapkan acara malam ini, ada juga yang sudah mulai mendekati junior.

"Aku mau ke ruang sekretariat sebentar, kamu gak apa-apa aku tinggal?"

"Gak apa-apa kak, aku juga masih menunggu Rachel."

Setelah mendapatkan jawaban, Rega melenggang ke ruang sekretariat. Di luar aula keadaan cukup sepi, karena puncak acara malam ini berada di aula yang terletak di depan.

Kampus Dwi Putra mempunyai desain yang unik, dimana ketika memasuki gerbang para mahasiswa akan langsung disambut dengan "laboratorium hidup" para mahasiswa fakultas Biologi. Tempat tersebut penuh dengan berbagai jenis tumbuhan, mulai dari tanaman yang sering dijumpai hingga yang langka. Namun hanya bunga-bunga dan beberapa pohon besar yang dibudidayakan di taman tersebut. Untuk tanaman lainnya sudah disediakan hutan buatan seluas 500 m² di sebelah timur kampus.

Kemudian terdapat gedung aula yang menjadi pusat berbagai even di kampus Dwi Putra. Aula tersebut daoat menampung hingga 5000 orang. Di depan aula tersebut, terdapat halaman luas tempat untuk parkir para tamu. Ketika tidak ada agenda, halaman aula akan menjadi tempat latihan olah raga outdoor.

Di kiri dan kanan gedung aula terdapat jalan menuju ke belakang, dimana  terletak gedung-gedung tempat perkuliahan.

Rega harus melewati satu blok gedung perkuliahan untuk menuju ruang panitia.

Sedangkan di dalam pintu depan aula, Sheira masih menunggu kedatangan Rachel yang masih terjebak macet. Dia mulai tidak nyaman, karena dia tidak suka dengan keramaian.

"Akhirnya gue ketemu lagi sama lo." Tiba-tiba seorang cowok memakai tuxedo abu-abu berada di sampingnya. Tercium aroma mint yang kental dari tubuhnya.

Sheira hanya diam. Dia tidak mau menanggapi Jendra yang mulai mendekatinya lagi.

"Ayo masuk sama gue, si Rega gak akan balik lagi kesini."

"Apa maksudmu?" Sheira bersuara. "Dia cuma keluar sebentar dan akan balik lagi."

"WOY, SENIOR! Jangan ganggu temen gue lo!" Sebuah suara tiba-tiba menghentikan obrilan mereka.

Rachel berjalan tergopoh-gopoh melihat Sheira diganggu oleh Jendra. Mendengar teriakan dan tingkah Rachel, semua mata menuju ke arahnya. Namun seperti biasa, Rachel hanya mengabaikan mereka.

"Gue udah sering bilang jangan ganggu Shey, kenapa lo gak ngerti-ngerti sih!" Serbu Rachel tiba di hadapan Jendra.

"Apaan sih lo ganggu aja. Si Shey aja gak masalah, kenapa lo yang sewot?"

"Itu karena Shey gak berani sama lo dodol!" Tunjuk Rachel di depan Sheira.

"Udah Chel, jangan ditanggepi lagi. Ayo kita masuk," ajak Sheira yang sudah tidak nyaman menjadi pusat perhatian.

Sheira dan Rachel pergi meninggalkan Jendra yang masih terdiam di tempat. Dia pun juga bingung, kenapa dia merasa sangat ingin mendekati dan mengenal Sheira.

Apakah salah menyukai pacar orang?

Tbc

Jangan lupa untuk vote dan komen 😊

TWIN'S LOVEWhere stories live. Discover now