17. Memberi kesempatan

4K 229 10
                                    

"Janganlah kamu merasa lemah dan jangan pula bersedih hati padahal kamu orang-orang yang tertinggi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Janganlah kamu merasa lemah dan jangan pula bersedih hati padahal kamu orang-orang yang tertinggi. Jika kamu orang-orang yang beriman."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 139)

🍁🍁🍁

"La tahzan. Sesungguhnya segala kesedihan itu bersifat sementara. Allah tak pernah tidur, Allah tahu hari terbaik untuk mendatangkan pelangi kedalam kehidupanmu."

-Cinta Dalam Luka-

🍁🍁🍁

Baru saja dua hari yang lalu Khalisa dan Alif datang berkunjung ke rumah orang tuanya. Dan hari ini mereka kembali datang berkunjung atas permintaan Khalisa. Alif mengiyakan pasrah, jika diijinkan oleh Allah ia tidak ingin datang berkunjung ke rumah mertuanya karena disana ada Khaila. Bagaimana ia bersikap wajar disana nanti.

Tinggal dua bulan lagi, anak laki-laki pertama Alif dan Khalisa akan melihat dunia. Penjagaan semakin ketat pada Khalisa. Gadis itu sudah menyiapkan nama yang hanya Khalisa saja tahu.

Seorang wanita berparas cantik, berjalan duduk disamping Khalisa. Tidak hanya Khalisa saja disana, ada Alif dan juga Khaila. Sepertinya takdir memang menginkan mereka berhubungan.

"Kamu itu loh jangan banyak minum-minum yang dingin, kata orang dulu kurang baik buat kamu dan janin kamu." Tegur Ainun lembut.

"Iyaa Bunda, cuman sekali aja kok, tanya aja sama Mbak Aila."

"Bener sayang?" Ainun bertanya pada Khaila yang menyibukkan diri menonton TV.

"Iya bunda." Jawab Khaila tanpa menoleh.

Ting Tong...

"Biar bunda aja yang buka." Ucap Ainun saat Alif hendak berjalan untuk membukakan pintu.

Alif mengangguk pasrah.

***

"Assalamualaikum bunda."

Ainun menatap orang yang ada didepannya sekarang dari atas sampai bawah, wajah orang itu seakan tidak asing lagi dipenglihatannya, tapi ia lupa dimana ia pernah bertemu dengan orang yang memasang wajah menyenangkan ini.

"Wa-walaikumsallam, kamu siapa ya?"

Orang itu tersenyum, "saya Fariz, Bun. Lelaki tampan yang lima tahun lalu membacakan surah Ar-rahman waktu perpisahan yang niat awalnya buat melamar bidadari bernyawa yang ada dirumah bunda." Jelas Fariz secara gamblang. "Masih ingat kan, bun?" tanya Fariz dengan seutas senyum.

Sekarang Ainun ingat dengan laki-laki ini. Fariz. Laki-laki yang pernah menyihir satu sekolah tak berbunyi selain suara lantunan ayat suci Al-Qur'an darinya yang terdengar, laki-laki pemilik senyum abadi yang tidak mungkin bisa pudar meskipun ia dalam terluka, laki-laki yang pernah melamar putrinya dengan cara begitu indah, yang mampu membuat hatinya tersentuh dan menyukai laki-laki bernama Fariz itu. Namun Khaila putrinya waktu itu tidak mempunyai cinta yang sama untuk Fariz.

Cinta Dalam Luka [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang