7

13.9K 162 8
                                    

-bagian tujuh-

ibamigoodnight : kau sudah tidur?

moonlight : belum. ada apa?

ibamigoodnight : keluarlah dan lihat ke atas langit. bintangnya indah


Nana mengernyit. Selama ini tidak pernah benar-benar memperhatikan langit malam. Untuk apa repot-repot memandangi langit ketika tugas kuliahnya menunggu untuk dikerjakan. Namun karena pria itu memintanya maka ia bergegas menyibakkan selimut dan berjalan ke samping kamarnya. Ia menggeser pintu kaca di kamarnya yang besar yang terhubung dengan balkon. Nana tersenyum begitu melihat bintang-bintang bertaburan di langit.

moonlight : kau benar. bintangnya sangat indah

"Boleh aku matikan lampunya?" Suara Park Soohyun mendistraksi kegiatan Nana memandangi langit.

Dari balik jendela Nana mengangguk. "Ya, matikan saja. Aku akan tidur sebentar lagi." Kata Nana dengan suara yang agak keras.

"Hm, baiklah." Kata Soohyun singkat. Perempuan itu bahkan tak mau repot-repot bertanya apa yang dilakukan Nana di luar kamar.

ibamigoodnight : kau tahu apa yang sedang kupikirkan?

moonlight : kau sedang memikirkan ingin menjadi bintang?

ibamigoodnight : tidak juga

ibamigoodnight : aku sedang memikirkan apa yang harus dikorbankan bintang untuk menjadi seterang itu?

moonlight : apapun itu semoga saja bukan kebahagiannya

ibamigoodnight : menurutmu bintang pernah bertengkar?

moonlight : kenapa malam ini kau mendadak banyak bertanya

ibamigoodnight : hehehe jawab dulu

moonlight : memangnya bintang  bisa bertengkar

moonlight : kau ini ada-ada saja

ibamigoodnight : kalau begitu aku ingin menjadi bintang

moonlight : kenapa mendadak ingin menjadi bintang?

ibamigoodnight : karena mereka tidak pernah memperdebatkan cahaya siapa yang paling terang

ibamigoodnight : mereka bahagia dan bersinar dengan caranya sendiri sendiri

moonlight : puitis sekali

ibamigoodnight : kau ingin menjadi apa?

moonlight : galaxy

ibamigoodnight : wah keren! kenapa kau ingin menjadi galaxy?

moonlight : aku ingin menjadi tempatmu bersinar

Dua detik setelah pesannya terkirim Nana merutuki dirinya sendiri. "Aduh, Nana, goblok, goblok!" Ia bahkan tidak sadar telah berbicara menggunakan bahasa Indonesia. "aduh apa-apaan, sih, kenapa harus bilang kayak gitu. Aduh, gimana dong kalau dia mikir yang enggak-enggak."

Nana mondar-mandir di balkon kamar. Jantungnya berdegup kencang. Dengan takut-takut ia membuka kunci ponselnya yang tidak menampilkan notifikasi apa-apa.

Soohyun berseru dari dalam kamar. "Nana, berhentilah mengoceh menggunakan bahasa yang tidak kupahami."

"Mianhae, Soohyun-ah." Nana tersenyum meminta maaf meskipun Soohyun tak bisa melihatnya. Soohyun hanya menggumam lalu kembali memejamkan mata.

"Apa dia udah tidur, ya?" Nana berbicara sendiri kali ini dengan suara yang pelan. Ia memandangi layar ponsel seakan-akan ponselnya bisa diajak berbicara. "Tapi kok udah dibaca, sih?!"

"Arghh, nggak tau deh apa kat— astaga!" Nana terlonjak kaget saat ponselnya berdering. Ia sampai harus memegangi dadanya yang berdegup kencang.

Ia memandangi layarnya yang menampilkan sebuah nomor asing.

"Yeobosaeyo?" Nana mengucapkan halo menggunakan bahasa korea.

"Dengan Nana-ssi?"

"Ya, itu aku."

"Aku Kim Woonpil. Kata Seungyoun kau sedang mencari pekerjaan."

"Ah, iya. Seungyoun seonbae sudah memberitahuku tentangmu, Woonpil-ssi"

"Kau bisa menemuiku sekarang?"

"Sekarang?" Nana mengernyit heran. Sekarang sudah hampir tengah malam.

"Ya. Aku sedang ada di dekat Happy Mart. Kau tau tempat itu?"

"Ya, itu dekat sekali dengan tempatku. Aku akan segera menemuimu dalam lima belas menit."

"Baiklah."

Nana bergegas masuk ke dalam kamarnya. Ia menyalakan flashlight di ponselnya untuk mencari jaket. Setelah mendapatkan jaketnya di atas ranjang, Nana keluar kamar dan mendapati Misaki yang tengah berjibaku dengan laptop dan kamera super mahal yang selalu dibawa saat mendatangi konser BTS.

"Oneechan kau mau kemana?"

"Aku mau menemui temanku sebentar."

"Sekarang?"

Nana mengangguk. "Dia sedang berada di sekitar sini. Kenapa kau belum tidur?" Nana memakai jaketnya. Ia juga memakai sepatunya dengan cepat.

"Aku sedang mengedit foto Suga oppa."

Nana hanya mengucapkan 'oh' singkat. Selain suka mengikuti BTS kemanapun, Misaki juga gemar membagikan foto hasil jepretannya ke Twitter. Misaki cukup terkenal di kalangan penggemar. Terbukti akun sosial medianya diikuti oleh dua juta lebih penggemar.

"Hati-hati di jalan, oneechan."

"Aku akan membelikanmu ice cream. Jangan tidur dulu."

Misaki mengangguk senang. Ia melambaikan ke Nana yang berjalan tegopoh-gopoh.

*

Gairdín La Luna Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang