"Eh maaf maaf, gw gak sengaja" ucap Avegas dengan raut wajah panik.
"Hmm, gw gapapa" ketus Vena.
"Ayo naik gw anterin lo balik" Avegas memakai helm nya.
"Balik? Katanya mau ke rumah Rena?" Vena mengernyitkan kening nya.
"Lo gila? Udah jam berapa ini? Setengah sebelas" Avegas menyodorkan jam tangannya yang berada di pergelangannya "udah naik, anak perawan gak baik jam segini masih keluyuran, ibu lo gak nyariin apa emang?" lanjutnya kembali yang kemudian ia menyalahkan mesin motornya.
Vena terdiam, ketika Avegas menyebutkan satu kata 'ibu' kenapa Avegas menyebutkan nama itu? Kenapa ia membangunkan masa lalu nya dulu?
"Lah malah diem aja, ayo naik, woi" Avegas membuyarkan lamunan Vena.
"E-eh iya" Vena tersadar dari lamunannya dan kemudian menaiki motor Avegas.
Kemudian Avegas menjalankan motornya dengan kecepatan sedang membelah jalan ibu kota.
"Rumah lo dimana?" ucap Avegas di sela sela ia mengendarai motornya.
"Itu ada warung belok kiri" Vena menunjukan arah rumah nya.
"Terus?"
"Belok kanan"
"Terus?"
"Itu ada gapura belok kanan, nah dah sampe"
Avegas memberhentikan motornya di depan rumah Vena dan kemudian membuka helmnya, ia melihat setiap sudut rumah Vena.
"Rumah lo gede juga, lo tinggal di sini sama siapa? kok kayanya sepi banget?" Avegas membuka suaranya yang masih memperhatikan seisi rumah Vena yang nampak seperti tidak ada orang.
"Sama abang dan kakak gw"
"Orang tua lo kemana?" Avegas menatap Vena.
Wajah Vena nampak mendung dan enggan menjawab pertanyaan Avegas.
Avegas yang menyadari raut wajah Vena yang berubah langsung mengusap puncak kepala Vena lembut.
"Lo kenapa? gw salah ngomong ya? Maaf ya Ven" Avegas nampak melembutkan suara nya.
Vena merasa tenang mendengar suara Avegas yang seperti ini, seperti ada kehangatan di dalamnya.
Vena menggeleng dan tersenyum "gw gapapa Gas"
"Kalo ada apa apa cerita sama gw okey? Gw siap dengerin" Avegas semakin melembutkan ucapannya sembari menangkup kedua pipi Vena.
"Yaudah gw balik dulu, besok pagi gw jemput ok?" Avegas mencolek pipi Vena yang tembem kemudian memakai helm dan menyalahkan mesin motornya.
Vena tersenyum ia merasa kedua pipi nya panas ada apa ini?
"Gak usah merah gitu kali pipi nya, yaudah gw balik dulu selamat malam tuan putri" Avegas mencubit pipi Vena dan kemudian menjalankan motornya.
"Kyaaaaaa" Vena menutup kedua wajah nya dengan tangan dan sedikit berteriak kesenangan ketika Avegas sudah rada jauh dari rumah nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AVEGAS
Teen FictionVena verani, seorang gadis yang baru menginjakan masa putih abu abu, yang bertemu dengan arya safar dan avegas ardian. Arya yang notabennya pintar, rajin, ganteng, tinggi, putih bersih, mana ada yang mau menolak arya?. Dan avegas yang notabennya ter...