Kini mobil Avegas sudah terparkir rapih di depan rumah nya, ia membawa Vena ke rumah nya atas usul Rena, Renapun juga ikut agar tidak di curigai oleh tetangga tetangga di kanan kiri rumah cowo itu.
Avegas membawa Vena ke kamar nya di lantai dua dengan di ikutin Rena di belakangnya.
Cowo itu menidurkan gadis itu secara perlahan, namun ketika punggungnya mendarat di kasur ia meringis dan segera mengambil posisi duduk.
Rena yang melihat sahabatnya nampak kesakitan langsung menggantikan posisi Avegas yang saat ini di samping Vena.
"Ven? Coba gw liat punggung lo ya?" ucap Rena yang kemudian melirik Avegas mengisyaratkan agar cowo itu keluar sebentar dari kamar nya.
Cowo itu mengangguk nurut dan langsung bergegas pergi meninggalkan Vena dan Rena.
Rena langsung mengangkat seragam sekolah Vena sedikit dan menemukan punggung Vena nampak biru lebam.
Rena yang melihat itu nampak murka bukan kepalang, pasalnya sahabat nya tidak pernah mengusik ketenangan Kirana namun kenapa Kirana mengusik Vena abis abisan.
"Ven, gw kompres punggung lo ya?" ucap Rena lembut menatap kasihan sahabat nya satu ini.
Vena menggeleng lantas langsung memeluk Rena erat, Rena langsung memeluk Vena kembali. Mengusap puncak kepala sahabatnya itu dengan lembut, "Re-Ren gw takut..." lirih Vena sesegukan ia menangis kembali memengingat kejadian tadi.
"Udah udah ada gw"
Avegas pun kembali masuk kekamar nya dan mendapati Vena dan Rena sedang berpelukan.
"Ven? Lo gapapa kan?" tanya Avegas berjalan mendekati Vena, Vena dan Rena melepas pelukan mereka.
"Jangan deketin gw lagi Gas... Gw mohon" Vena menunduk tidak berniat menatap cowo itu.
Sejujurnya entah apa yang Vena rasakan, di satu sisi ia merasakan tak ikhlas jika harus jauh dari Avegas namun di satu sisi ia harus melakukannya agar Kirana tidak mengganggu nya kembali.
"Ma-maksud lo apa Ven? Kenapa tiba tiba lo bilang gitu? Salah gw apa?"
Rena langsung melirik Avegas dan memegang pundak cowo itu untuk tidak menanyai Vena terlebih dahulu.
Rena membuka mulutnya menggerakan bibirnya 'nanti aja' namun tidak mengeluarkan suara, Avegas yang mengerti gerak bibir Rena lantas diam.
"Tinggalin gw sama Rena sebentar gw mohon" ucap Vena kemudian, namun masih dalam keadaan menunduk enggan menatap Avegas.
Sejujurnya ada perasaan bersalah di hati Avegas, kenapa ia tidak menjaga gadis itu ketika ia akan selalu di ganggui oleh Kirana mantannya itu.
Avegas lantas pergi meninggalkan Vena dan Rena kembali, dan memilih ke taman belakang rumah nya.
"Ven...kenapa lo bilang gitu ke Avegas?" ucap Rena pelan menatap sahabat nya yang masih menunduk.
Vena mengangkat kepalanya menoleh kearah sahabatnya itu "gw terpaksa Ren.. Gw..gw gak mau kak Kirana nyakitin gw lagi hanya karena Avegas dan juga gw gak mau selalu berlindung di Avegas"
"Jadi lo di ancam Kirana buat jauhin Avegas, iya?" tebak Rena.
Vena hanya mengangguk samar lantas menunduk kembali "gw gak tau lagi harus apa".
🍷🍷🍷
"Tang? Lo sendiri? Bukannya tadi lo keluar sama Avegas" tanya Rehan ketika Bintang sampai kek kelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AVEGAS
Teen FictionVena verani, seorang gadis yang baru menginjakan masa putih abu abu, yang bertemu dengan arya safar dan avegas ardian. Arya yang notabennya pintar, rajin, ganteng, tinggi, putih bersih, mana ada yang mau menolak arya?. Dan avegas yang notabennya ter...