DAISY; Lima

36 6 0
                                    

===Happy Reading===

Hari Senin adalah hari yang sakral bagi para pelajar. Upacara bendera, razia dadakan, masuk jam 7 kurang 10 menit dan hal lain yang membuat para siswa maupun siswi merasa tidak diuntungkan apalagi yang kurang beruntung pada hari itu. Tidak perlu diberi contoh untuk ungkapan 'kurang beruntung'. Jelas pastinya semua orang sudah tahu itu.

Keseimbangan, kesuburan, kesegaran, kedamaian adalah arti warna hijau yang merupakan warna kebanggan SMA Dirgantara. Hijau selalu mendominasi warna logo, bangunan maupun seragam. Selain itu warna abu-abu, biru dan cream juga ikut mendominasi.

Seperti saat ini, lapangan didominasi dengan warna hijau tua yang berasal dari jas murid-murid. Mereka telah selesai melaksanakan upacara bendera. Berbeda dengan sekolah kebanyakan yang pada hari Senin dan Selasa menggunakan seragam putih abu. SMA Dirgantara menggunakan seragam putih berbalut jas hijau tua dan bawahan kotak-kotak hitam kuning, sedangkan laki-laki bawahan bewarna hitam. Begitupun hari Rabu Kamis, mereka menggunakan seragam yang sama, hanya saja tidak memakai jas tetapi rompi tanpa lengan bewarna cream.

Belasan anak berjemur di tengah lapangan sambil berlagak santai seolah tidak berdosa. Apalagi jika bukan terlambat? Tidak mengenakan atribut lengkap dan lain-lain? Seperti sudah kebal dengan nasihat guru bk yang itu-itu saja, kebanyakan dari mereka tidak menganggapnya. Mereka mendengar tapi tidak melakukannya. Mereka hanya menganggap nasihat guru bk hanya angin lalu, masuk kuping kanan keluar kuping kiri.

Berbeda dengan dua siswi yang sedari tadi menunduk mendengarkan nasihat guru bk. Mereka terlihat takut karena selama sekolah di SMA Dirgantara, baru kali ini mereka terlambat.

Lin mengusap keringat yang membasahi dahinya. Meli, terlihat mendengus di tempatnya. Tidak berbicara dan terus menunduk. Sepertinya telah menyesal karena berangkat terlambat.

"Kalian mau jadi apa kalau hal-hal kecil saja tidak disiplin dan tertib?" suara guru bk menohok ulu hati Lin. Ia tidak merasa seperti itu. Ia baru pertama kali terlambat, tapi sudah dicap tidak disiplin? Itu tidak adil!

"Baju tidak dimasukkan! Dasi tidak dipakai! Tidak membawa topi! Sepatu warna hijau!---" seru guru bk sambil berjalan di depan barisan murid-murid.

"Ini apalagi? Rambut warna merah?" lanjutnya sambil menarik rambut salah satu siswi.

"Aduhh sakitt buuu..." ringis siswi berambut merah.

Guru bk yang bernama lengkap Rosana Susanti, memang sangat disiplin dan kejam. Apalagi dengan murid nakal. Guru bk itu sering dipanggil dengan bu Ros. Persis dengan serial kartun upin-ipin bernama kak Ros yang memang galak. Hm pantas saja.

Bu Ros masih berjalan melewati murid-murid yang terkena masalah itu. Sampai tiba di depan seorang siswa yang menunduk, tidur. Guru bk itu menggeram, teman di sampingnya menyenggol badannya. Saat sadar, ia mengetahui jika di depannya ada guru bk, seketika ia langsung berdiri tegak. Entah kenapa kantuknya hilang seketika. Siswa itu tersenyum manis ke arah guru bk yang sedang menggeleng-gelengkan kepala.

"NATHAAAAAA kamu itu!!!!! Mau sampai kapan kamu begini terus, haa?!! Ayah kamu professor lho, kamu ini jadi anak seharusnya bangga!" orang yang bernama Natha masih menampakkan senyumannya setelah mendengar ucapan guru bk.

Kemudian bu Ros beralih ke samping Natha, "Kamu juga Richard! Kamu itu salah satu murid pandai! Tapi kelakuan kamu yang sering terlambat juga bikin Ibu pusing!"

"Yaudah ga usah dipikirin bu." jawab Richard enteng.

"Richard!"

"Asatoge galak amat!" ucap Richard dengan nada berbisik.

DAISYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang