DAISY; Enam

40 6 0
                                    

"Huhhh capeknya..." ucap Lin menjatuhkan tubuhnya di atas kasur empuk miliknya, tanpa melepas ransel yang ada di punggungnya.

Di sampingnya Meli tidur terlentang sambil memainkan ponselnya. Jam menunjukkan pukul 17.00. Kebetulan sekali Lin dan Meli ada ekstrakurikuler dihari yang sama. Jadi, mereka bisa pulang bersama.

Meli adalah anak karate. Sejak kelas 10, ia sudah menjadi senior. Ia juga sudah dikenal guru-guru karena kecerdasannya. Berbeda dengan Lin, yang tidak terkenal karena apa-apa. Bahkan kelas sebelahnya saja jika kalian bertanya siapa Aliana Yuanda, mungkin mereka akan mengernyitkan dahi. Walaupun Lin adalah anak PMR dan Musik, tetap saja ia tidak setenar itu.

Lina dan Meli adalah dua sosok yang jauh berbeda. Jika Meli memiliki postur tinggi, maka Lin lebih pendek daripada Meli. Jika Meli mempunyai banyak prestasi, maka Lina tidak tahu. Jika Meli mempunyai sifat pemberani di dalam dirinya, maka Lin mempunyai sifat penakut di dalam dirinya.

Dibalik semuanya Meli mempunyai karakter dingin, cuek, memiliki emosi yang tinggi, dan juga pendendam. Berbeda dengan Lin, pendiam, ragu-ragu, mengalah ralat pasrah, dan penyabar.

Walaupun begitu, Lin dianugerahi wajah yang sangat cantik. Berbeda dengan Meli yang berpenampilan sedikit tomboy. Satu hal aneh yang membuat Lin bingung sampai saat ini adalah Meli selalu menolak lomba-lomba bergengsi yang selalu ditawarkan oleh guru-guru.

Kali ini, Meli akan menemani Lina. Ia sudah izin kepada orang tuanya. Tentu saja diizinkan karena Lin sepupunya.

Hari Senin, hari yang cukup melelahkan bagi mereka. Ditambah hukuman karena datang terlambat.

"Meli aku mau mandi dulu dehhh." Meli mengacungkan jempolnya pertanda "iya".

Lin berjalan ke arah kamar mandi sambil bergumam, "Kebiasaan deh kalo udah ketemu sama hp."

"Kedengeran btw." Lin memutar bola matanya setelah mendengar ucapan Meli kemudian ia masuk ke kamar mandi.

🌼🌼🌼

Lin keluar dari kamar mandi sudah menggunakan baju tidur bergambar panda dengan lengan panjang. Lin memang lebih suka berganti baju di kamar mandi. Alasannya adalah karena sudah kebiasaan.

"Meli kamu nggak mandi? Kalo nggak mandi jangan harap satu kasur sama aku." ucap Lin sambil mengusap rambutnya dengan handuk.

"Gue mandi enak aja." ucapnya bangkit dari kasur Lin.

Meli masuk ke kamar mandi dengan malas-malasan. Membuat Lin mengeleng-gelengkan kepalanya. Saat kamar mandi sudah ditutup, Lin mengalihkan pandangannya ke arah ponsel Meli yang tidak dimatikan.

Sebuah ide muncul di kepalanya. Ia melirik sekali lagi ke arah kamar mandi.

"Aman." ucapnya pelan lalu mengambil ponsel berlogo apel kegigit dari kasurnya dan melihat layar ponsel itu.

Ternyata Meli habis melihat-lihat kiriman-kiriman foto di aplikasi instagram. Lin menscrol layar yang memunculkan gambar-gambar yang ia tak tahu maknanya. Ah sudahlah otaknya tidak akan paham dengan alat-alat aneh seperti ini.

Lin mendengus, "Yaelah si Meli maaa... apa belajar mulu." ia meletakkan ponsel sepupunya.

Belum ada tiga detik setelah meletakkan ponsel itu, ada sebuah kiriman terbaru. Karena penasaran, Lin mengambil lagi ponsel Meli. Ia meletakkan handuknya di atas kasur.

Lin menautkan alisnya, "Keknya Lin pernah liat tapi siapa ya?" Lin berusaha mengingat seseorang yang ada di foto itu. Ia melihat username pengirim tersebut.

DAISYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang