DAISY; Sembilan

41 4 3
                                    

"Meli aku pergi dulu ya, dipanggil sama ketua PMR," ucap Lina sambil berdiri.

Meli mengacungkan jempolnya pertanda setuju. Lina pergi dari hadapan Meli, menuju ke UKS.

Saat sampai di depan ruang UKS, di sana sudah ada anggota PMR yang sedang berkumpul. Sebenarnya ia tidak tahu kenapa dirinya dipanggil. Jadi, saat dirinya tiba dan ikut kerumunan anggota lain, ia hanya diam.

"Perhatian...perhatian..."

Itu suara Binar, si ketua PMR. Anggota PMR yang sedang berbicara, bermain hp, kejar-karan, ketawa-tawa langsung saja diam memperhatikan sang ketua. Binar berdeham. Lina ikut memperhatikan ketua PMR yang sepertinya akan memberikan pengumuman.

"Dua minggu lagi ada acara tanding basket sekolah menengah tingkat Kota Madya di SMA Tunas Bangsa," Anggota PMR saling berbisik-bisik mendengar ucapan Binar.

"Diam dulu, gue belum selesai ngomong!" ucapan Binar, membuat perhatian tertuju olehnya kembali.

"Perwakilan anggota PMR bakalan ikut ke sana, sekitar sepuluh orang. Di sini gue bakal ngumumin siapa aja yang bakal ikut."

"Berharap gue ikut ya Allah, biar bisa ketemu Regan."

"Binar plis gue mau.."

"Gue juga mauuu..."

"Pengennnnnn lumayan bisa liat Regannkann."

"Gila gilaa cowok gantengnya pada pergi, entar ga ada yang ganteng dong di sekolah. Pokoknya gue mau ikut Bin!"

Suasana mulai tidak kondusif. Binar menghela napas kasar. Sementara Lina hanya diam di tempat memikirkan ucapan Binar. Berarti bakalan ketemu Regan dong? Seumpama aku ikut.

"Tenang gaessss tenangggg." Binar melambai-lambaikan kertas di tangannya. Tapi tetap saja tidak membuahkan hasil.

"Woyyyy pada bacot muluuuu dengerin gueee landak!" Seperti berteriak di atas tebing, ucapan Binat hanya memantul, kembali ke dirinya sendiri. Tak ada yang memperhatikan, menyahut atau mematuhi perintahnya.

"Ooo...anjir lo pada taek memang! Gini-gini gue ketua kalian, suara hayati abis buat teriak-teriak sama orang tuli. Dasar anggota semprul semuanya ga ada yang bener beres waras!" gerutu Binar.

Ia mengambil kursi UKS, lalu naik di atasnya, "Diemmmm woyyy...nih gue bacain!" teriak Binar yang sukses membuat suasana menjadi hening kembali.

"Satu; David Angga Pratama, dua; Yemima Ristyandara, tiga; Jaguar Zafi Saputra, empat; Kedeko Arya Pamungkas, lima; gue sendiri, enam; Obi Firdaus Jaganata Putra Diwangka anjir namanya, tujuh; Jia Yonara Audyaba, delapan; Pena Apriliona, sembilan; Gewa Andra Wiraja, sepuluh; Aliana Yuanda."

"Eh aku?" ucap Lina kaget.

🌸🌸🌸

"Lo ikut ke SMABA?" tanya Meli berbinar. SMABA adalah siangkatan dari SMA Tunas Bangsa. Lin mengangguk lalu menggaruk rambutnya.

"Bagus dong, itu berarti lo bakalan  ketemu Regan!"

"Sssttt jangan keras-keras Meli." Lin mengawasi sekitarnya berharap tidak ada yang mendengar ucapan mereka.

Sekarang, mereka ada di taman belakang. Meli yang mengajak Lina. Katanya Meli ingin menikmati suasana sepi. Padahal sama saja, karena sekarang masih ada banyak siswa-siswi yang berlalu lalang.

"Iya iya Lina," ucap Meli sambil cengar-cengir.

"Lumayan buat PDKT," lanjut Meli masih dengan cengirannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 28, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DAISYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang