"Menurut gue, itu ga masalah sih," Meli meminum es jeruk yang ia pesan tadi.
Lin sedari tadi hanya menelengkupkan tangannya. Tidak memesan makanan atau minuman apapun. Lin memberi tahu Meli kejadian di perpustakaan. Menurutnya itu adalah kejadian yang amat fatal. Tapi, Meli bilang ga masalah. Sungguh Lin jadi bingung.
"Gini ya Lin, walaupun dia terkenal bad tapi ga mungkin deh berani sama cewek." Meli meyakinkan Lina.
Lin mendongakkan kepala setelah mendengar ucapan Meli, "Beneran." Meli membentuk huruf V dengan jari tengah dan manis.
Meli melirik ke arah pintu masuk kantin,"Tuuu orangnya dateng."
Biasanya, jika diberi tahu kedatangan orang, maka orang itu akan menoleh. Tapi tidak dengan Lin, ia kembali menelengkupkan tangannya dan menaruh kepala di atasnya.
Jagat berjalan menuju meja kantin yang kosong. Saat melewati meja Lin dan Meli, kepala Lin sedikit mendongak, sedikit sekali. Nampaklah si murid dengan baju keluar, dasi hilang, rambut acak-acakan sedang menyapa Meli dengan senyum yang menurutnya cukup menawan. Meli membalasnya dengan anggukan kepala dan senyum tipis.
Lin mendongakkan kepala setelah badboy itu lewat. Ia menghembuskan napas, untung saja dia tidak memerhatikan Lin.
"Dia baik kok." Kini Meli memakan batagor.
Lin menatap ke arah Meli, "Senyumnya manis ya," ucap Lin tanpa sadar.
"Uhuukkkk...uhukkkk...uhukkk." Lin mengusap-usap punggung Meli dangan tangan kiri dan menyodorkan minum dengan tangan kanan.
"Kenapa kamu batuk-batuk sih?" ucap Lin.
Meli meletakkan es jeruk yang tinggal 1/4 di atas meja. Bersamaan itu ia menatap Lina intens, sedangkan yang ditatap mengangkat kedua alisnya.
"Jangan bilang lo suka dia terus jadi ga suka sama Regan," tanya Meli dengan nada berbisik.
Lin membelalakkan matanya, "Nggaklah enak aja, Regan masih jauh di atasnya tauu."
"Yahh oke ga sia-sia usaha hayati," Meli menyilangkan tangannya, "tuh orangnya dateng."
Sontak Lin melirik ke arah pintu kantin. Di sana sudah ada Regan lengkap dengan ketujuh temannya, ditambah satu cewek yang menggandeng lengan Regan. Tapi cowok itu tidak berniat melepaskan, ia menatap lurus kedepan dengan pandangan datar seperti biasa.
Rombongan itu duduk di pojok kantin. Sekarang suasana kantin yang sebelumnya ramai bertambah dua kali lipat lebih ramai. Lin mengalihkan pandangannya dari mereka.
"Yaahh patah hati lagi," Meli berucap dengan santainya sambil melanjutkan memakan batagor.
"Kamvret."
🌼🌼🌼
Rangga dan Galih datang membawa pesanan teman-temannya. Katrin duduk di samping Regan seperti biasa. Katrin membawa bekal dan memberikannya kepada Regan. Cowok itu hanya meletakkan di depannya.
Rangga memberikan mangkuk bakso, batagor, miayam, siomay kepada teman-temannya sesuai pesanan. Sementara Galih memberikan minuman.
"Makasih pelayan," celetuk Galang.
"Ganteng gini dibilang pelayan anjir," ucap Galih tak terima .
"Halahh Lihh dia tu iri sama kita," sahut Rangga.
"Siapa juga yang iri sama kalian? Grrrrrrr." Galang mengambil mangkuk batagornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAISY
Novela JuvenilDaisy, Susu Kotak, dan Surat. Lina hanya seorang gadis remaja yang tidak tau apa-apa tentang cinta. Tapi, ia sungguh mengalami dan merasakannya. Introvert adalah kepribadiannya. Cantik sudah melekat pada dirinya sejak lahir. Gadis remaja yang hanya...