CLBK 6

27.9K 3.5K 523
                                    

(Mudah Saja - Sheila on 7)

*********


Lovatta tidak menyangka Langit mengikutinya sampai parkiran. Dia melirik Langit dengan mata masih tertutup kacamata hitam. Hembusan napas berat lolos dari bibirnya. Langit benar-benar membuatnya bingung.

"Gue sama Kala mau nebeng lo," ucap Langit.

"Nggak bisa! Rumah kita nggak searah," balas cepat Lovatta.

"Sejak kapan lo pindah rumah?" tanya Langit tidak mau kalah.

"Sejak kapan lo tahu rumah gue?" tanya balik Lovatta

"Gue nggak amnesia," jawab Langit datar.

Lovatta hanya bisa menyebik, sia-sia menanyakan hal yang jelas-jelas Langit tahu. Mantan pacarnya bahkan sudah sering ke rumahnya meski hanya sebentar.

"Kalian kenapa jadi berantem? Biasanya juga jarang ngobrol," ucap Kala.

"Temen lo tuh yang mulai duluan," sungut Lovatta.

"Gue nebeng boleh ya? Kan gue tetangga lo yang paling ganteng sekomplek," ucap Kala. "Kalau dia nggak boleh nggak pa-pa. Dia mah biarin aja."

Langit langsung melayangkan tinjuan ke perut Kala. Sang korban pun hanya nyengir.

"Nggak bisa! Pokoknya nggak bisa. Gue nggak mau pulang sama lo." Lovatta menunjuk Langit.

"Sama gue mau berarti kan?" Kali ini Kala yang bertanya. "Biasanya juga boleh. Ya kan, Lov?"

"Iya," seru Lovatta masih dengan ekspresi jutek efek berhadapan dengan Langit.

"Sorry, Bro. Kali ini pesona lo nggak mempan."

Tanpa banyak bicara, Langit langsung mengambil kunci mobil Lovatta di tangan gadis itu dan langsung masuk di pintu kemudi. Lovatta pun mau tidak mau akhirnya duduk di sebelah Langit. Sepanjang jalan Lovatta hanya menggerutu kesal. Sementara Langit diam saja dan Kala menanggapi dengan tawa di kursi belakang.

"Kalian nanti lama-lama suka lho," ucap Kala.

"Nggak akan!" seru Lovatta tanpa pikir panjang. Cukup dia punya sejarah kelam. Tidak mau dia membuat sejarah baru dengan makhluk kejam seperti Langit.

"Yah, lo udah ditolak duluan, Lang."

"Berisik lo!"

"Ini kenapa lewat sini?" tanya Lovatta bingung, mobilnya langsung menuju jalan perumahannya.

"Nganterin Kala."

"Ngapain nganterin gue duluan? Kan rumah lo kelewatan duluan. Rumah gue cuma beda beberapa rumah dari rumah Lova," ucap Kala ikutan bingung.

"Suka-suka gue yang nyetir."

"Ih, lo nyebelin banget sih. Ya udah turunin gue dulu. Gue nggak mau nganterin lo," ucap Lovatta.

"Kenapa?" tanya Langit.

"Ya nggak mau aja."

"Harus ada alasannya."

"Sekarang gue tanya kenapa lo mau gue anterin pulang?" tanya Lovatta yang sudah sangat kesal.

"Karena gue mau tahu alasan lo nggak mau nganterin gue pulang."

LANGIT KALA SENJA (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang