Tak ada debaran saat Senja mengajaknya pergi malam ini. Hanya kesulitan saat papanya menanyakan perihal Senja dan bukan Langit. Ya, Langit mungkin tak pernah mengajaknya pergi malam Minggu. Tapi Langit cowok pertama yang mengunjungi rumahnya dan bertemu orang tuanya.
"Papa lo nggak semenyeramkan omongan lo."
"Lo kali yang udah biasa ngadepin papa-papa galak gebetan-gebetan lo," timpal Lovatta.
"Nggaklah, gue nggak punya gebetan."
"Masa Pak Ketos yang dipuja-puja nggak punya gebetan? Kasihan banget sih!"
"Malah ngehina gue, lo."
Mereka tertawa lalu hening menyapa, Lovatta tak tahu harus bicara apa. Sementara dalam benaknya masih memikirkan Langit dan pesan menyakitkan itu.
"Lo ada hubungan apa sama Langit?" tanya Senja tiba-tiba.
"Hah?"
"Lo ada hubungan apa sama Langit?" Ulang Senja.
"Oh, nggak ada hubungan apa-apa. Kenapa?"
"Nggak pa-pa."
"Soal kemarin tuh aku taruhan, ya taruhan sama Via." Bohong Lovatta tanpa berani melihat ke arah Senja, takut kebohongannya terlihat. Dia paling nggak bisa berbohong, raut wajahnya pasti terlihat jelas. Untung saja saat ini mereka di dalam mobil yang gelap.
"Oh."
"Langit balikan ya sama Tiara?"
"Gue rasa nggak. Nggak mungkin."
"Kenapa? Bukannya kemarin mereka kelihatan sering bareng? Gosip-gosip bilang juga gitu."
"Langit punya pacar baru kayaknya."
"Oh ya? Siapa?"
"Kok lo kepo? Lo suka ya sama Langit?"
Lovatta tak menjawab justru memukul lengan Senja. Lovatta tak mau berbohong lagi dengan mengatakan tidak tapi dia juga tak mau membenarkan dengan menjawab iya.
Bersama Senja, dia tak merasa kikuk. Lovatta sudah mengenal Senja sejak masuk ke SMA Gemintang, mereka satu keompok saat MOS dan sekelas saat kelas X. Jadi malam Minggu Lovatta kali ini menyenangkan. Apalagi ini pertama kalinya dia nonton film di malam Minggu bersama cowok.
Sesampainya di bioskop Lovatta memilih duduk menikmati popcornnya sembari menunggu studio dibuka. Sementara Senja tengah menerima telepon.
Senja kembali dengan raut wajah serba salah. Lovatta pun bingung mengerutkan keningnya.
"Ada apa?"
Senja mengembuskan napas berat sebelum menjawab pertanyaan Lovatta. Semua sungguh tak terduga.
"Sorry, gue nggak bisa nemenin lo nonton. Rumah gue ada konsleting listrik, Mama sendirian di rumah. Gue harus pulang sekarang."
"Tapi Mama lo nggak kenapa-kenapa?"
"Nggak pa-pa cuma gue harus pulang sekarang. Gue jelasin nanti. Ok?"
"Iya nggak pa-pa, gue pulang naik ojek online aja."
"Nggak, lo di sini aja tetep nonton. Gue ketemu Langit di toilet dia juga mau nonton. Nah itu dia. Lo nonton sama dia, gue udah minta tolong dia buat anterin lo pulang juga. Sorry ya." Senja menunjuk Langit yang tengah berjalan ke arah mereka.
"Eh tapi."
"Gue pulang dulu. Tolong jaga Lova, anterin pulang dengan selamat. Thank you," ucap Senja pada Langit sembari menepuk bahu teman sekelasnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT KALA SENJA (Revisi)
Novela JuvenilVERSI REVISI Lovatta Zanna sangat mencintai kekasihnya yang sekarang sudah berstatus MANTAN. Lovatta menyesal telah meminta putus dari Langit Zayyan Edzard. Ingin kembali tapi Langit jelas-jelas telah menolak untuk kembali. Ingin melupakan tapi buk...