Berawal dari.....
*BRUUKKK..
"Aku gakpapa kok"
"Maaf, ya, aku gak fokus."
"Gakpapa kak, gak parah kok."
"Tapi baju kamu kotor, pasti mau kerja kan? Aku antar ke rumah sakit ya kaki kamu bengkak."
"...."
"Ayok, aku bantu naik ke motorku."
"M..makasih...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kata dokter, kaki kamu harus digips, kayaknya parah banget. Sakit yah?" Tanya orang yang nabrak gue tadi.
Gue mandang orang itu dengan tatapan gak percaya. Apa katanya? Digips? Wah demi apapun gue gak mau.
Rasanya gue pengin nabok ini orang, sakit gak katanya, ya jelas sakit lah bambang, kagak lihat apa gue dari tadi ngerengek terus.
"Aku gak mau digips, kak," ucap gue pelan.
Orang itu makin mendekat ke gue yang sedang bersandar di ranjang rumah sakit sambil menatap kaki gue yang sebentar lagi mau digips katanya.
"Biar cepet sembuh, kamu harus digips," katanya sambil menatap gue dengan tatapannya yang lembut.
Gue nunduk buat melihat arloji. Astaga udah jam sebelas aja, gue telat interview dong kalau begini? Fiks ini mah pasti gue didiskualifikasi.
Kenapa sih hari ini? Kenapa ini semua harus menimpa gue? Kenapa harus sekarang? Padahal gue udah excited banget menyambut hari ini, udah merasa deket sama impian gue, tapi masih pagi udah kena musibah.
Akhirnya gue pasrah aja ketika dokter masuk dan langsung menjalankan tugasnya.
"Makasih, dok," kata orang itu sambil menunduk sopan. Dokter itu balas menunduk dan langsung menatap gue.
"Cepat sembuh, ya, dek. Lain kali hati-hati," ucap dokter itu sambil senyum.
Duh baik banget. Gue membalas senyumnya dan menunduk sopan sambil bilang terima kasih juga.
Setelah dokternya keluar, orang yang tadi nabrak gue langsung duduk di kursi yang ada di samping ranjang.
"Nama kamu siapa?" Tanyanya memecah keheningan.
Gue menoleh, memandang wajahnya agak lama. Kalau dilihat-lihat orang ini imut juga. Hehe.
"Somi, kak," jawab gue. "Nama kakak?"
"Wooseok. Kim Wooseok," jawabnya sambil senyum lebar.
Tuh kan manis. Asli manis lho.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
To: Daehwi Wi, gue kecelakaan Wi. Jenguk gue dong
From: Daehwi Hah? Kecelakaan? Kok bisa Som? Pagi-pagi???!!!? Lo di rs mana? Ntar gue ke sana kalau udah beres kelas ya
Bersyukur banget gue punya temen sebaik Daehwi. Daehwi tuh salah satu temen gue yang paling deket sama gue. Deket banget sampai banyak yang mengira gue adik-kakak-an sama dia padahal gak ada mirip-miripnya.
Kita itu pertama kenal waktu SMP, dia anaknya manja dan cengeng banget, gue aja sampai keheranan sama Daehwi ini. Waktu itu kan musimnya pendaftaran masuk SMP, gue diantar sama Papa, terus ketemu sama Daehwi di depan pos satpam, gue gak tahu dia lagi ngapain. Karena penasaran, yaudah gue samperin dan nanya duluan, gue tanya lagi ngapain? Begitu dia nengok ke arah gue, dia langsung nangis sambil memeluk berkas-berkas persyaratan punya dia.
Gue kaget dan bertanya-tanya ini anak kerasukan apa gimana gitu? Tanpa ba-bi-bu, gue langsung mengelus-elus pundaknya sambil terus nanya kenapa, tapi dia gak menjawab, tetep nangis sesenggukan.
Setelah puas nangis, akhirnya dia mau ngomong, dia bilang gini, "Aku takut sama orang-orang, tadi aku ke sini sama Om, tapi sekarang Om malah ngilang gak tahu ke mana. Aku takut ketemu orang jahat," gitu katanya.
Gue refleks ketawa waktu itu. Sumpah refleks banget, bukan maksud mau meledek atau apa, cuma gemes aja gitu gue perhatiin mukanya yang melas, polos banget dia bilang takut ketemu orang jahat, bener-bener kayak bocah banget bikin gue jadi pengen lindungin dia. Akhirnya gue ajak dia kenalan, gue ajak ngobrol apa aja yang penting asik gitu, biar dia gak bengong, nanti kerasukan setan beneran kan repot.
Terus kita daftar bareng deh, dan di dalam akhirnya kita ketemu sama Omnya.
Pas ospek gue sama Daehwi satu gugus, dan kebetulan satu kelas selama tiga tahun. Karena gak mau pisah dengan alasan udah terlalu akrab banget, kita memutuskan buat sekolah di SMA Negeri yang sama. Walaupun pas ospek enggak satu gugus kayak waktu di SMP, tapi Alhamdulillah kita satu kelas lagi selama tiga tahun.
Itulah gimana gue sama Daehwi bisa dekat sampai sekarang, karena cuma Daehwi temen yang udah gue anggap kayak saudara sedarah. Tapi setelah lulus, gue kepaksa harus pisah sama dia. Karena gue tahu kuliah itu butuh biaya yang cukup banyak, kecuali gue anak jenius dan dapet beasiswa bisa lah agak dibantu sama pemerintah.
Bukannya gue gak mampu dan gak mau berusaha, kalau dibilang gak mampu mah orang tua gue masih mampu ngebiayain kuliah gue, tapi gue gak mau makin nyusahin mereka, karena orang tua gue ada Evelyn yang masih sekolah dan juga pastinya butuh biaya besar buat sekolahnya, jadi gue ambil jalur kerja dulu, biar nanti gue kuliah pake uang sendiri dari hasil kerja gue. Inilah jalan yang gue pilih, dengan begitu gue bisa sampai di titik ini dan gue gak menyesalinya.
Dan Daehwi yang keluarganya semuanya berpendidikan tinggi dan memang dari keluarga sangat berkecukupan, dia dikuliahkan dengan mudah.
Ya begitulah. Tapi gue sama Daehwi masih sahabatan sampai sekarang, karena kita enggak pernah putus komunikasi dan gak akan pernah.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
To Be Continued... Pendek-pendek aja biar gak boring. See u in the next chapter..
Vommentnya teman-temann❤️❤️❤️
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
