3. Apa Kabar?

547 51 3
                                    

"Som

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Som... Somi, bangun Som, ada temen kamu," ucap seseorang samar-samar di telinga gue.

Gue meregangkan tubuh dan perlahan membuka mata. Masih ngantuk, mungkin efek obat.

"Siapa?" Tanya gue dengan suara serak khas orang bangun tidur. Kak Wooseok langsung menunjuk seseorang yang lagi menatap gue sambil memegang kantong plastik yang gue gak tahu isinya apa.

"Somsooommm. Lo kenapa kok bisa gini siiihh?" Rengeknya ketika gue udah sepenuhnya bangun.

Daehwi, ya ampun jadi tadi itu gue lagi nunggu dia, karena lama banget, gue malah ketiduran. Gue juga kaget ternyata pas bangun masih ada kak Wooseok. Baik banget mau jagain gue.

Daehwi nyamperin gue dan sejenak menatap kak Wooseok yang lagi berdiri canggung di sebelah gue.

"Gue gakpapa kok, cuma keserempet motor," jawab gue sambil senyum lebar banget. Entah kenapa setiap ada Daehwi bawaannya gue bahagia gitu, pengennya senyum terus.

"Gakpapa gimana? Ini kaki lo sampai digips gini som ih, makanya hati-hati dong," Daehwi masih nyerocos, udah kayak mama gue aja.

"Gakpapa kok beneran gak sakit Wi," gue bangun dan uyel-uyel pipinya.

Daehwi cuma cemberut sambil duduk di ranjang. Dia mengusap kaki gue yang dibalut gips sambil bilang, "Cepet sembuh somsom," katanya.

Gue diem aja sambil merhatiin dia sampai gue lupa di sini masih ada kak Wooseok juga yang lagi merhatiin gue dan Daehwi.

"Eh iya Wi, kenalin ini kak Wooseok," gue mencolek tangan Daehwi dan dia langsung menoleh ke arah kak Wooseok berada.

"Eh hai, kak. Kenalin, gue Lee Daehwi, sahabatnya Somi dari SMP. Kakak temen kerjanya Somi?" Daehwi memperkenalkan diri dengan lancar dan nyerocos. Seperti biasa selalu ada kalimat "Sahabatnya Somi dari SMP."

Kak Wooseok kayak yang ragu gitu mau ngomong, dia nengok ke gue sebentar dan gue malah menaikkan alis, maksud gue "apa?" Gitu.

"Eungg, eh, salam kenal Daehwi. Gue Wooseok," jawab kak Wooseok gugup, lantas melanjutkan, "Bukan, gue bukan temen kerja Somi. Tadi itu gue yang gak sengaja nabrak Somi, maaf ya, gue beneran gak sengaja," jelas kak Wooseok sambil menunduk mainin kuku-kukunya.

Kok lucu sih?

Sebelum Daehwi menyemburkan kalimat pedasnya ke kak Wooseok, gue buru-buru menambahkan, "Kak Wooseok bukan orang jahat kok, Wi. Dia baik udah mau tanggung jawab bawa gue ke rumah sakit. Lo jangan marah ya, gue janji bakal cepet sembuh," tambah gue sambil sekali lagi memasang senyum lebar biar Daehwi gak jadi marah.

Dia memerhatikan kak Wooseok yang lagi gugup, kemudian beralih ke gue. Tatapannya biasa aja, berarti dia enggak marah.

"Oh yaudah, makasih ya kak udah nganterin Somi ke rumah sakit," ujarnya sambil senyum ke kak Wooseok.

Kak Wooseok yang tadinya takut banget, sekarang jadi ikutan senyum lega. Gue yang ngelihatnya jadi tertular senyum juga deh.

Lagipula ngapain kak Wooseok takut sama Daehwi? Mau masang muka marah juga tetep imut si Daehwi mah.

Alhamdulillah gue selalu dipertemukan dengan orang-orang baik.

Alhamdulillah gue selalu dipertemukan dengan orang-orang baik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

5 hari kemudian.

Sekarang gue udah ada di kosan, baru pulang dari rumah sakit sore tadi, dianter sama Daehwi. Harusnya gue masih nginep di rumah sakit, tapi berhubung gue udah gak betah, akhirnya gue maksa minta pulang. Untung sama dokternya dibolehin.

"Udah bisa jalan sendiri?" Tanya Daehwi yang lagi goleran di lantai sambil mainin hpnya.

Gue menggoyangkan kaki sedikit, "Udah sih. Tapi masih ragu-ragu gitu. Takut masih sakit," jawab gue sambil memerhatikan kaki gue sendiri. "Tiduran di karpet napa Wi, dingin di lantai mah," lanjut gue.

Oh iya, jadi gipsnya udah dibuka temen-temen, cuma tinggal perbannya aja, katanya jangan dulu dibuka takut infeksi. Hehe padahal enggak luka, cuma bengkak warna biru gitu. Tapi udah gak sakit kalau dipegang, gak tahu kalau dipake jalan, soalnya nanti tertekan gitu kan, takutnya linu gitu. Jadi gue belum berani jalan sendiri.

"Kenapa enggak pakai tongkat aja sih som? Biar gak ribet gitu," ucap Daehwi entah yang ke berapa kali dia ngomong kayak gitu.

"Gak mau ih, justru pake tongkat tuh ribet tahu," jawab gue sambil mengambil snack di toples terdekat.

"Degil banget sih dikasih saran juga. Lagian lo katanya pengen cepet-cepet kerja. Kalau gini mulu kapan dapat kerjanya?" Sewotnya dengan mulut monyongnya itu.

Gue mendengus, "Ya sabar dulu aja dikit lagi juga sembuh."

Iya nih gue jadi keinget interview di gramedia 5 hari lalu yang gagal karena malah tertimpa musibah dan beberapa hari ini gue harus mendekam di kosan terus karena belum bisa jalan sendiri. Untung Daehwi mau nemenin gue dan bantuin memapah gue buat belajar jalan lagi.

Berasa kayak bayi gue belajar jalan. Kalau kata Daehwi gue emang bayi, bayi bagong.

:(

"Oh iya, kakak-kakak yang nabrak lo apa kabar? Lo ada minta kontaknya gak?" Daehwi tiba-tiba nanyain kak Wooseok.

Gue juga sempat lupa kalau gue kenal sama orang bernama Wooseok. Bener, dia apa kabar ya? Semenjak pulang dari rumah sakit gue gak ada kontekan sama kak Wooseok karena gue lupa minta nomornya.

Gue menggeleng ke Daehwi yang dibalas dengan delikan singkat.

Jadi pengen ketemu kak Wooseok deh gue. Di mana ya biar gue bisa ketemu lagi sama kak Wooseok?

Sekali lagi, gue menyesal gak minta nomor kak Wooseok:'(

Sekali lagi, gue menyesal gak minta nomor kak Wooseok:'(

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

See you in the next chapter..

Let's Meet Again || COMPLETED√ (EDITING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang