"Yooo! Dateng juga!!" seru temen Kak Mingi yang punya mullet.
"Kak Joong! Kemana aja lo baru ngumpul?" tanya Kak Mingi basa-basi.
"Habis liburan kemarin," jawab dia diakhiri dengan cengengesan. "Ra, apa kabar lo?" tanya dia ke gue.
"Baik Kak. Oleh-oleh mana nih?"
"Nanti aja, belum kumpul semua."
"Kak Joong makin gelap aja kulitnya nih," sahut Wooyoung yang baru masuk bareng San.
"Oh iya dong, habis berjemur. Gimana? Makin ganteng gak?"
"Ganteng, coba tiduran di aspal, nyatu kali sama warna kulit lo!" sahut Kak Mingi.
"Eh, iya bener yang kayak liburan kita dulu di Tinian!" timpal San kemudian semuanya ketawa lepas.
Joong yang diledekin cuma ketawa garing kemudian minum dan naruh gelasnya keras-keras. "San sama Mingi yang dapet oleh-oleh spesial dari gue!"
"Lho, Kak, kok curang?!" sangkal gue gak terima.
"Tau nih, masa gue sama Dira gak dapet? Padahal gak ngejekin Kak Joong," tambah Wooyoung.
"Wih, udah kumpul semua ternyata," ucap seseorang yang baru aja dateng.
"Yunho!" sapa Kak Joong dengan senyuman lebar. Yang dipanggil Kak Yunho, yang noleh gue.
"Kak Joong! Kemana aja Kak?" sapa Kak Yunho ke Kak Joong kemudian duduk di sebelah gue.
"Halo semuanyaaa!" sapa Jojo yang berjalan di belakang Kak Yunho.
"Ih, Jojo udah gede ternyata. Sekarang kelas berapa Jo?" tanya Kak Joong yang hari ini baru ketemu sama Jojo setelah sekian lama.
"Kelas 3 SMP dong," jawab Jojo sambil pamer seragam yang belum dia lepas.
"Gak kenapa nih Jojo ikut? Nanti kalau nyokap lo nyariin gimana?" tanya Kak Joong ke Kak Yunho.
"Santai kali, kan sama gue."
"Oh iya, berhubung sekarang udah lengkap, gue mau bagi-bagi hadiah." Suasana berganti gaduh karena pengen cepet-cepet dapet hadiah. "Tadi kan gue udah nunjuk San sama Mingi pemenangnya, sekarang lo berdua maju sini."
Keduanya ngikutin instruksi Kak Joong dengan muka songong. Biasa, sombong karena ditunjuk jadi pemenang. "Sekarang lo berdua diem dulu ya, gue mau bagiin hadiah buat yang kalah," jelas Kak Joong.
Lelaki itu ngambil satu per satu baju dari tasnya. Diberikan kepada semua orang yang ada di meja. "Khusus buat kalian berdua ini lebih spesial," tambah Kak Joong setelah selesai bagiin oleh-oleh.
Kak Joong meminta keduanya duduk dan mengadahkan tangan di udara. Dengan mata tertutup, mereka berharap dapet hadiah yang lebih wow dari sekadar baju kayak kita.
"Siap ya, satu ... dua ...." Hitungan Kak Joong menggangtung hingga, bruuutttt. Dua orang tadi serempak terbatuk-batuk dan pura-pura mau muntah.
"Sialan!" umpat Kak Mingi trus akhirnya mereka bertiga kejar-kejaran di luar cafe. Untung cafe tongkrongan ini gak banyak pengunjung, bisa didemo kalo sampai kejar-kejaran kayak gini.
"Udah woy, balik!" panggil Kak Yunho.
Mereka bertiga akhirnya nyerah. Kak Joong megangin pinggang dengan napas ngos-ngosan. Udah tua masih aja banyak tingkah.
"Jadi gimana liburan lo?" tanya Kak Yunho waktu Kak Joong udah duduk.
"Ya gitu. Apa yang lo harapin dari liburan gue? Pasti udah tau jadwal gue gimana."
"Halah, ngebosenin banget. Pasti nyari produk terus," tebak San.
"Ada model baru gak Kak?" tanya Wooyoung.
Kak Joong ngelebarin matanya, "Bentar, gue tunjukin." Dia berbalik trus ngambil iPad di tasnya. "Kemarin lusa sebelum gue balik, gue nemu model baru. Gak baru banget sih, tapi ini emang lagi hits banget di luar sana. Menurut kalian kalau gue jual di sini laku gak?" tanyanya sambil nunjukin baju yang modelnya tebel-tebel.
Kak Mingi langsung mukanya asem banget. "Ya menurut lo aja ya, Kak. Lo pikir Indonesia sedingin apa sampai mau jual baju segini tebel?"
Kak Joong malah meringis. "Habisan apa lagi? Modelan sweater, jaket, kaos, celana udah semua. Masa iya gue jual sempak?"
"Beha sekalian Kak!" sahut San trus minum es kopinya.
"Ngaco kan lo pada." Kak Joong kesel mukanya.
Park Yeosang
Udah pulang? Di mana?Gue nyenggol-nyenggol tangan Kak Mingi trus ngasih tau pesan dari Kak Yeosang. Muka Kak Mingi langsung asem banget. "Gue jawab apa?" tanya gue.
Sedetik kemudian tangannya nyambar ponsel gue. "Biar gue aja yang jawab."
Park Dira
Kerkel kak di rumah Wooyoung"Heh! Bohong dosa, bego!"
Protesan gue ditangkis sama dia. Habis itu Kak Mingi lanjut ngobrol lagi bareng Kak Joong soal produknya. Oh iya, Kak Joong itu punya toko baju yang gede banget, hampir gak ada yang gak kenal sama produk dia baik store ataupun online. Keren banget kan?
"Kenapa Ra?" tanya Kak Yunho.
"Gue diajarin bohong sama Kak Mingi," jawab gue dengan wajah cemberut.
"Udah ditanyain Kakak lo? Mau gue anter pulang?" tawar Kak Yunho kemudian. Gue menatap Kak Mingi yang asik bercanda sama Kak Joong sama San juga. "Gak usah dipikirin si Mingi. Ayo, gue anter pulang."
Akhirnya gue bangkit kemudian gue pukul lengan Kak Mingi, "Gue balik dulu," pamit gue kemudian.
Mengikuti apa yang gue lakukan, Kak Yunho juga mukul lengan Kak Mingi kemudian bilang, "Gue nganter adik lo balik dulu."
"Dira dah dipanggil bos setengah besar. Dadah semuanya!" pamit gue kepada mereka kemudian meninggalkan cafe. Tentu aja Kak Yunho juga bilang kalau dia bakal balik lagi setelah nganter gue.
"Sorry Kak, ngerepotin," ucap gue setelah sampai di parkiran.
"Santai aja kali, kayak ke siapa pakai ngomong gitu," sahut Kak Yunho sambil senyum manis. Ah, senyumnya.
"Oh iya, ngomong-ngomong, habis ini Mingi ulang tahun, mau ngado apa?" tanya dia sebelum menghidupkan motornya.
Gue naik ke atas motor yang tentunya pijem punya Kak Joong. Gue mengangkat bahu seakan Kak Yunho tau, "Gak tau mau kadoin apa."
"Besok lo libur kan? Nyari kado bareng yuk?"
Apa?! Kak Yunho ngajak beli kado bareng?! Bareng hey, bareng! Berdua!
Senyum gue mengembang seketika, "Boleh, jam berapa Kak?" tanya gue dengan antusias semangat 45.
"Nanti gue kabarin aja deh, oke?"
[]
KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCE OF MY CHILDHOOD - JUNG YUNHO
FanfictionCerita tentang gue yang hidup bersama ketiga kakak gue. Tentang gue yang sayang sama Yunho dari kecil. Juga tentang gue bersama sahabat-sahabat tersayang. Lika-liku jalan kehidupan membuat gue akhirnya tahu perihal menyayangi dan memiliki. Tahu apa...