prolog-Mimpi Niskala

461 45 0
                                    

"Kala, aku mau rambut nenek itu!" Anna menarik ujung baju Niskala sambil merengek meminta dibelikan rambut nenek.

"Ngga ah, ntar jadi kaya nenek nenek kamu," tolak Niskala sambil meledek ke arah Anna.

"Ah Kala mah, mau itu," ucap Anna berusaha membujuk Niskala.

"Satu aja," jawab Niskala singkat. Mata Anna berbinar, usahanya membujuk Niskala berhasil, Anna segera lari menuju penjual rambut nenek di alun-alun kota.

"Jangan lari An!" ucap Niskala sambil menyamakan langkah kakinya dengan Anna. Niskala menggandeng tangan kecil Anna, terasa penuh di tangannya.

"Ayo Kala, aku ngga sabar," ucap Anna dengan senyum lebar di wajahnya, rambutnya bergerak ke kanan kiri seirama dengan langkah kakinya.

"Aku mau yang ini Kala," ucap Anna menunjuk rambut nenek warna-warni di dalam kemasan.

"Itu satu ya pak," ucap Niskala pada penjual rambut nenek.

"Satu aja? Dua boleh ngga?" tanya Anna berharap dibelikan lebih banyak.

"Satu atau ngga sama sekali?" jawab Niskala membuat Anna mengerucutkan bibirnya. Niskala yang gemas menarik bibir Anna membuat Anna semakin kesal.

"Satu pak, tolong dibungkus ya, ini uangnya," ucap Niskala dan menyerahkan uang untuk membayar si penjual.

"Nih," Niskala menyodorkan plastik berisi rambut nenek pada Anna yang masih kesal.

"Kan udah dibeliin, besok lagi ya, ayo cari minum dulu," ucap Niskala membujuk Anna.

"Bener ya, besok beli lagi?" tanya Anna memastikan.

"Iya, besoknya ngga tau kapan, hahaha," jawab Niskala tertawa.

"Ih kok gitu," gerutu Anna.

"Udah diem, ayo cari minum, haus nih," ucap Niskala sambil menarik Anna.

Mereka berdua berjalan beriringan menikmati suasana sore hari ini, Anna yang mulanya kesal dibuat tertawa dengan tingkah Niskala. Keduanya saling melempar candaan, tawa mereka pecah di tengah keramaian alun-alun kota seakan dunia hanya milik berdua.

Sampai telepon Niskala berdering, menghentikan langkah kaki keduanya, "Siapa?" tanya Anna.

Niskala menghiraukan pertanyaan Anna dan langsung mengangkat telepon. Raut wajah Anna berubah. Ia berusaha tenang, kali ini Niskala pasti bersamanya sampai pulang, tidak meninggalkan dirinya lagi seperti biasanya.

"Aku harus pulang An," ucap Niskala tiba-tiba setelah menutup telponnya.

Ternyata Anna salah, Niskala tetap pergi seperti yang sudah-sudah.

"Lagi?" tanya Anna dengan suara bergetar.

"Maaf An, pulang sendiri naik ojek online ya?" kata Niskala langsung pergi meninggalkan Anna. Anna melihat punggung Niskala yang semakin menjauh, langkahnya terburu-buru, pasti perempuan itu lagi, batin Anna.

Jogjakarta 2022
Pukul 02.00
Niskala terbangun dari tidurnya, entah sudah berapa malam dalam setahun ini Ia selalu terbangun dini hari. Mimpi yang membangunkan Niskala lagi-lagi membuat dadanya sesak.

"Sampai kapan An?" ucap Niskala sambil mengusap wajahnya frustasi.

Niskala menatap foto di atas meja kamarnya, terlihat sepasang kekasih tersenyum bahagia di dalam sana. Rasanya semakin sesak saat Niskala mengelus wajah cantik Anna di frame itu.

"Aku kangen kamu An. Terimakasih ya, walaupun kehadiran kamu cuma di dalam mimpi setidaknya bisa mengobati rinduku yang mungkin ngga akan berhenti."

Niskala kembali memejamkan matanya, memeluk foto itu berharap keesokan paginya gadisnya kembali menyapa dengan nyata.

•••

23 Februari 2022
Halo, terimakasih yaa sudah mampir di sini
Jangan lupa vote-nya <3

Can We Go Back?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang