Danish dan Aira memasuki sebuah apartement mewah yang fasilitasnya setara dengan hotel bintang lima. Apartement ini menyediakan dua kamar tidur dengan ukuran berbeda, di ruang tamu terdapat sofa yang beralaskan karpet tebal sehingga terasa lembut saat diinjak.
Aira mengedarkan pandangan menatap hunian barunya itu. Kakinya melangkah menuju ruangan demi ruangan. Aira sangat takjub dengan design dan interior yang ada di dalamnya.
"Ayah Aira hebat, ya!" ucapnya kagum, "dulu Aira sering berdoa semoga saja suatu hari nanti Aira bisa tinggal di apartement yang ayah Aira rancang sendiri. Sekarang doa Aira dikabulkan sama Allah." katanya dengan mata yang berbinar.
"Sering-seringlah berdoa supaya keinginanmu dikabulkan sama Allah." ujar Danish.
"Tapi Aira tak pernah berdoa supaya bisa berjodoh dengan Mas. Kenapa sekarang malah kita nikah. Jangan-jangan Mas Danish yang sering berdoa supaya kita bisa nikah, secara kan Aira cantik dan seksi, upss ...." Spontan Aira menutup mulutnya.
Lelaki itu melirik dengan mata jengah "Ga tau ah, itu hak prerogatif Allah untuk mengabulkan doa siapa yang meminta padanya."
Aira mengerucutkan bibirnya menatap lelaki itu, "Kamar Aira yang mana, Mas?"
"Sebelah sana," Tunjuk lelaki itu pada pintu yang terdapat di sebelah kanan ruangan. Aira berjalan sambil menyeret kopernya memasuki kamar.
"Wow!" ucapnya takjub. Aira menghempaskan diri di ranjang besar nan empuk itu, ia memeluk boneka kesayangannya kemudian meletakkan di kepala ranjang.
Tak menunggu lama Aira membuka koper dan menyimpan bajunya ke dalam lemari, buku-buku di letakkan di atas meja kerja. Bedak, lipgloss, parfum dan peralatan pribadi miliknya telah memenuhi salah satu nakas yang mengapit ranjang.
Danish memasuki kamar, ia memperhatikan gadis itu menata barang-barang bawaannya sesuka hati. Aira menoleh dan tersenyum pada pemuda yang berdiri menatapnya, "Mas, Aira suka kamarnya. Tapi sayang warnanya ga meriah masa di dominasi sama warna hitam putih, kan ga seru. Nanti Aira mau ganti sprei, karpet dan hordeng dengan warna pink. Warna kesukaan Aira. Boleh ya, Mas?"
"Ga boleh!" jawab pemuda dingin.
"Kenapa?"
"Karena ini kamarku. Aku tidak suka warna pink, kalau mau ganti pilih warna yang lain."
Aira menyerngit, "Lho Mas Danish tidur di sini juga?" Lelaki itu mengangguk, "kita tidur bereng?" tanya Aira menyakinkan diri.
"Hmm ...."
"Aira ga mau! Kamarnya kan ada dua jadi kita tidur terpisah saja."
"Kenapa?"
"Nanti kalau Mas ngapa-ngapain Aira gimana? Lagi pula Aira terbiasa tidur sendiri."
"Terserah aku mau ngapa-ngapain kamu dan mulai sekarang biasakan tidur bareng." jawabnya.
"Coba saja kalau berani nanti Aira laporkan sama ayah dan bunda." ancam Aira.
"Trus kalau dilaporkan mau diapain? Mau dinikahi lagi?" ucap lelaki itu tak peduli kemudian beranjak pergi meninggalkan Aira yang memasang wajah cemberut.
Danish menghempaskan diri di sofa, pernikahan tak terduganya ini membuatnya pusing sekaligus menjadi tantangan baginya untuk menghadapi gadis manja dan super cerewet itu. Matanya terpejam beberapa saat lalu kembali terbuka setelah suara gadis kecilnya kembali terdengar.
"Mas, Aira mau mandi tapi Aira ga bawa perlengkapan mandi. Di kamar mandi hanya ada produk laki-laki, kan ga cocok sama kulit Aira. Nanti kalau Aira gatal-gatal gimana?" rajuknya manja.
KAMU SEDANG MEMBACA
JODOH TAK TERDUGA (Sudah Terbit)
RomanceMuhammad Danish Adyatama Wijaya tak pernah menduga jika tindakannya menyelamatkan seorang gadis SMA, Aira Nabila Tanisha dari jebakan teman Aira, membawanya untuk bertanggung jawab menikahi gadis itu karena sebuah kesalahpahaman. Akibat pernikahan t...