"Kenapa berdiri di situ? Ayo masuk!"
Aira bergeming, matanya menangkap sosok pemuda yang berdiri di hadapannya dengan sebuah senyum lega. Ia tak menyangka lelaki itu bicara begitu lembut padanya.
"Apa perlu aku gendong?" Danish meraih tangan sang istri dan membawanya masuk ke dalam apartement. Ia menutup pintu kemudian meraih tubuh Aira dan memeluknya erat, "Lain kali jangan kabur seperti itu lagi. Kamu tau betapa cemasnya aku?"
Semenjak kepergian Aira, Danish menjadi khawatir. Rasa takut dan cemas menghantuinya. Lelaki itu sudah menghubungi Aira puluhan kali melalui telephon genggam miliknya tapi tidak aktif. Jika tak ingat betapa pentingnya benda pipih itu mungkin sudah dilemparnya ke dinding. Ia sangat was-was, apalagi membayangkan kejadian yang pernah menimpa Aira. Bahkan Danish terpaksa mengusir Karin yang tak mau beranjak pergi.
"Maaf." ucap Aira singkat. Matanya masih menunduk, ia tak berani manatap netra lelaki itu. Aira mencoba melepaskan diri dari pelukan sang suami namun ia kalah tenaga. Menyerah, Aira menyandarkan kepalanya di dada bidang sang suami. Ia bisa dengan jelas mendengar detak jantung lelaki itu.
"Aira, aku tak suka jika kita ada masalah kemudian saling diam dan pergi. Masalah untuk dihadapi dan diselesaikan bukan didiamkan. Kenapa tadi kamu pergi?" Danish melepas pelukannya, matanya menatap Aira yang menunduk.
Aira menarik nafasnya, ia mulai mengumpulkan tenaga untuk bisa menghadapi lelaki itu, "Trus, Aira harus bagaimana? Apa Aira harus berada di sini melihat suami sendiri bermesraan dengan wanita lain. Aira ga bisa, makanya Aira pergi."
"Siapa yang bermesraan?"
"Aira belum budek, Mas. Aira bisa dengar tante itu bilang kangen, sayang dan ia juga bilang kalau ia pacar Mas Danish."
Lelaki itu tersenyum menatap Aira yang bicara menggebu-gebu, "Kamu cemburu?"
"Enggak!!"
"Tatap aku."Danish mengangkat dagu Aira dan mendekatkan wajahnya, namun gadis itu berpaling seketika.
"Ga mau!"
"Aira, kenapa kamu tidak jujur mengakui kalau kamu istriku. Tak usah berperan sebagai pembantu segala?"
"Tante itu waktu sekolah pasti nilainya jelek, ya. Ga bisa menangkap makna kata yang Aira berikan." Aira menatap Danish, "Ia pacar Mas, kan?"
Lelaki itu terdiam. Aira membuang muka melihat ekspresi datar suaminya, "Lebih tepatnya hubungan tanpa status. Kami sama-sama nyaman jika bersama."
"Ya sudah, kalau nyaman bersama dia nikah sama dia sana, ceraikan Aira! Aira ga mau diduakan." Gadis itu beranjak pergi, tapi baru saja ingin melangkah lelaki itu kembali mendekapnya.
"Aira, cobalah bersikap dewasa, sekarang Karin menjadi masalah kita. Jika kamu mau kita akan menghadapi Karin berdua. Kita jujur padanya."
"Aira ga mau ketemu tante itu!"
"Kalau aku yang menyelesaikannya sendiri, aku butuh waktu. Karena aku tau betul karakter Karin."
Aira mengangguk, "Pokoknya mulai saat ini, Karin enggak ada hubungan lagi sama, Mas. Buang ia jauh-jauh. Aira akan beri waktu tapi Mas Danish ga boleh macam-macam sama dia. Kalau Mas bohong, Aira juga akan ...," ucapan Aira terhenti saat sang suami menatapnya curiga.
"Tadi kemana?"
"Yang jelas ke tempat yang aman dan rame, ga berduan dan Aira menjaga diri tanpa dipegang-pegang orang, memangnya Mas yang diam saja dipegang dan dipeluk tante itu." cerocos Aira.
"Sudah berapa kali aku ingatkan jangan pergi keluar rumah tanpa ijin dariku. Ingat Aira, berdosa jika seorang istri keluar rumah tanpa ijin suami. Allah bisa murka."
KAMU SEDANG MEMBACA
JODOH TAK TERDUGA (Sudah Terbit)
RomansaMuhammad Danish Adyatama Wijaya tak pernah menduga jika tindakannya menyelamatkan seorang gadis SMA, Aira Nabila Tanisha dari jebakan teman Aira, membawanya untuk bertanggung jawab menikahi gadis itu karena sebuah kesalahpahaman. Akibat pernikahan t...