Part 9

11.6K 379 13
                                    

"Sah?? Maksud kamu apa?" Karin bingung dengan perkataan Aira.

"Lho, kan Tante sudah tau sendiri kalau Aira pembantu dan pelayan Pak Danish yang sah. Jadi apa yang di perintahkannya, Aira harus nurut."

"Kamu ada-ada saja," Karin menghembuskan nafas lega, "Sekarang Pak Danishmu itu di mana?" tanya Karin.

"Tuh ... !" tunjuk Aira pada sekelompok lelaki yang sedang berbincang di sebuah meja bundar. Karin menoleh dan melangkahkan kaki untuk mendekat namun Aira mencoba menghalangi, "Jangan ke sana Tante! Pak Danish akan sangat marah kalau diganggu!"

"Kenapa kamu melarang saya?"

"Aira serius Tante? Tante tau ga? Aira pernah di ikat gara-gara ga patuh. Saran Aira mendingan Tante cari laki-laki lain, Pak Danish itu ga cocok sama Tante. Percaya deh sama Aira sebelum Tante menyesal."

"Aira, saya sudah tiga tahun mengenalnya. Ia tidak seperti yang kamu ucapkan." bantah Karin.

"Memang, Aira belum sebulan jadi asistennya Pak Danish, tapi Aira berhubungan sama dia setiap hari. Jadi Aira hafal betul karakternya. Ia diluaran baik, berwibawa, murah senyum tapi kalau di rumah galak dan suka ngasih hukuman."

"Wajar Danish seperti itu karena kamu pembantunya. Lelaki itu akan memperlakukan wanita bagai ratu pada orang yang special dihatinya dan itu, aku!" ujar Karin sambil tersenyum kemudian beranjak pergi meninggalkan Aira yang kesal dengan ucapannya.

Aira menatap Karin yang berjalan mendekat ke tempat sang suami berada. Dari jauh Aira bisa melihat rona bahagia di wajah Karin. Aira cemburu dengan keberadaan Karin, kadang ia juga berfikir telah menjadi penghalang bagi mereka. Bagaimanapun sebenarnya bukan Karin yang menjadi orang ketiga tetapi Aira.

"Melamun aja!" Goda Faris menepuk pundak.

"Aira lagi sebel tau." Faris mengikuti arah pandangan Aira, ia terkekeh saat melihat sang kakak sedang berbicara dengan seorang perempuan.

"Cemburu?" Aira cemberut menatap Faris yang tertawa mengejek, "Sudah tau suami mau di embat orang malah diam aja, ntar kalau sudah diambil baru nyesal."

"Kalau gitu bantuin Aira!"

"Ngapain?" tanya Faris heran.

Aira memberikan dua gelas minuman ke tangan Faris.

"Tolong bawain ya, Mas!" pinta Aira, "Kita ke Mas Danish yuk!" ajaknya kemudian melangkah menuju ke tempat sang suami yang sedang berdiri bersama Karin. Aira berjalan beriringan dengan Faris. Namun pada saat posisi mereka sudah dekat Aira mendorong tangan Faris yang membawa minuman sehingga tumpah mengenai ke sisi samping dan bagian bokong gaun Karin. Perempuan itu tersentak saat merasakan basah di gaun bagian belakangnya.

"Maaf, saya tak sengaja!" ucap Faris merasa bersalah. Beberapa tamu yang berada di sekeliling mereka menatap pada Karin.

Karin merasa malu, ia mencoba untuk menahan diri supaya tidak marah. Sementara itu Aira cuek tak peduli.

"Kamu bagaimana sich? jadi basah, kan?" Gaun Karin yang bewarna merah muda itu berubah warna menjadi lebih gelap karena tumpahan minuman. Tangannya bergerak menepuk-nepuk area yang basah. Posisinya yang berada di bokong dan samping kanan membuat Karin terlihat seperti orang yang baru saja ngompol.

"Faris, Kamu kenapa ceroboh sekali?" tegur Danish tapi matanya menatap sang istri yang berlagak tanpa dosa, "Aira! minta maaf pada Karin!" Aira membelalakkan matanya tak percaya dengan ucapan sang suami.

"Lho, kok Aira?"

"Aku bilang minta maaf!" perintah Danish.

Karin tak mengetahui persis bagaimana kejadiannya, yang ia tau Faris lah yang tak sengaja menumpahkan minuman karena ia bisa melihat kedua tangan Faris memegang gelas. Karin merasa heran melihat sikap Danish yang galak dan dingin pada Aira. Ia semakin percaya dengan perkataan gadis itu kalau lelaki yang ia cintai suka memarahi Aira.

JODOH TAK TERDUGA (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang