Part 4

12.3K 367 4
                                    

"Kenapa Sya? Tatapanmu sadis banget melihat mereka," ujar Anggita menepuk bahu Tasya. Gadis itu tersentak kaget.

"Aku benci dia, Apa sich istimewanya Aira sampai Radit tergila-gila pada perempuan itu?" Pandangan Tasya tak lepas pada dua orang siswa yang sedang berbincang di koridor sekolah.

Anggita terkekeh, "Tentu saja ia menyukai Aira, ia kan gadis baik-baik bukan kayak kita yang hobinya keluyuran." jawab Anggita.

Tasya tersenyum hambar, apa yang diucapkan Anggita memang benar adanya. Mereka berdua merupakan sosok yang berbeda walaupun keduanya cukup terkenal di sekolah. Aira lebih di kenal dengan kepintarannya sedangkan Tasya terkenal karena kenakalannya. Seringkali guru dan teman-temannya membanding-bandingkan mereka berdua. Hal yang membuat Tasya semakin membanci Aira karena Radit, lelaki yang di sukai Tasya itu ternyata mencintai Aira.

Tasya penasaran dengan penyebab gagalnya rencana yang telah ia susun rapi. Malam itu Tasya kembali ke kamar tempat ia membawa Aira, namun harapannya pupus karena Marcel, orang suruhannya ditemukan dalam keadaan meringis di dalam kamar. Berdasarkan pengakuan Marcel, ia diserang oleh orang yang tak di kenal kemudian membawa Aira pergi.

***

"Boleh duduk di sini?" tunjuk Tasya pada bangku kosong yang ada di sebelah Aira dan Yasmin saat mereka berada di kantin.

"Oh, tentu saja," sahut Aira menatap kedatangan sahabat yang baru beberapa hari ini bersikap baik padanya.

"Ai, aku mau tanya. Pulang dari diskotik kamu di antar siapa?" tanya Tasya.

Aira terdiam, ia menghentikan gerakan tangannya seketika saat mendengar pertanyaan Tasya. Pikirannya berkelana pada kejadian yang menimpanya. Aira menatap Tasya curiga, apa yang ia alami pasti ada kaitannya dengan Tasya. Tiba-tiba ia teringat pesan sang suami, "Aku enggak tau, Sya. Saat aku bangun aku sudah berada di dalam kamar."

"Kamu yakin?'

"Iya, aku ga ingat apa-apa karena ketiduran."

Tasya bernafas lega, setidaknya tak ada yang mengetahui niat jahat yang ia telah lakukan pada Aira.

Aira menghabiskan makanannya segera kemudian mengajak Yasmin sahabatnya pergi meninggalkan Tasya seorang diri, "Kami duluan, ya!!" ucap Aira.

Yasmin dan Aira kembali ke ruang kelas setelah menghabiskan waktu istirahat mereka di kantin, "Ai, kamu merasa ada yang aneh enggak sich dengan sikap Tasya? Dulu ia seperti memusuhi kita, sekarang malah mendekati kita."
"Entahlah"

"Trus, masalah ulang tahunnya kamu merasa ga kalau kita dibohongi?" tanya Yasmin curiga.

"Ya." jawab Aira singkat. Aira ingat betul saat Tasya memintanya untuk hadir ke pesta ulang tahun Tasya, namun saat ia sampai di rumah gadis itu ternyata tak ada pesta. Tasya berdalih bahwa ulang tahunnya dirayakan di suatu tempat. Aira dan Yasmin yang masih polos menerima begitu saja ajakan Tasya ke diskotik.

Aira kapok, ia berjanji dalam hati akan berhati-hati dan takkan melakukan kesalahan yang sama untuk kedua kalinya.

***

Aira menekan bel yang terdapat di sisi kanan pintu, tak lama pintu terbuka, tampak seorang lelaki muda menatapnya dengan senyum mengembang.

"Selamat datang kakak ipar? Apa kabar?" ucap Faris menyambut kedatangan Aira di rumahnya.

Gadis yang memakai pakaian putih abu-abu itu mengerucutkan bibir, "Apaan sich Mas Faris? Ngeledek ya?"

"Seminggu aku tak di rumah ternyata Mas Danish sudah menikah dengan si cerewet nan manja, Aira." Faris sempat tak percaya pada berita pernikahan kakaknya yang dilakukkan secara mendadak itu.

JODOH TAK TERDUGA (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang