"Mama ...." Lelaki itu bergumam. Perasaannya menjadi tak enak.
Wanita itu tersenyum menatap sang putra, "Kenapa tidak datang ke pesta, Nak? Padahal papamu ingin memperkenalkanmu dengan para relasinya." ucap wanita itu lembut.
"Ma ... Maaf, Ma. Aku ...."
"Apa Gavin juga ada di sini?" ucapan lelaki itu terhenti saat kemunculan Naura, ibunda Gavin, dari balik punggung ibunya.
Danish menggeleng, lelaki itu menjadi salah tingkah. Nadia yang melihat gelagat aneh putranya menjadi curiga. Penampilan sang anak yang hanya menggunakan handuk membuatnya menyerngit heran.
"Danish, ada apa ini?" Wanita itu melangkah dan menerobos masuk kamar.
Ia menutup mulut menahan teriakkan saat menyaksikan sosok perempuan tertidur di ranjang miliknya.
"Ma, ini tidak seperti yang mama kira, aku bisa ceritakan semua." Danish memegang tangan dan menatap mata wanita yang sudah berkaca-kaca itu.
"Kamu membuat mama kecewa, jadi ini yang kamu lakukan? Mama tidak menyangka kamu bisa berbuat seperti ini. Papa kamu harus tau kelakuan kamu, Danish." Isak perempuan itu menatap sang anak tajam.
Mendengar perdebatan dari dalam kamar, Naura memberanikan diri masuk. Ia mengedarkan pandangan ke dalam kamar. Matanya membulat tak percaya menatap ranjang. Ia berjalan semakin mendekat untuk memastikan apa yang ia lihat itu salah.
Tangan perempuan itu gematar saat menyibak anak-anak rambut gadis yang tertidur di ranjang. Air matanya tumpah saat matanya menangkap seseorang yang ia lahirkan delapan belas tahun lalu itu tertidur lelap.
"Aira ....!!" pekiknya. Kedua tangannya mengguncang tubuh gadis muda itu.
Merasakan tubuhnya bergetar hebat, membuat Aira terbangun dari tidurnya. Ia mencoba membuka mata yang terasa berat. Sesaat matanya menatap langit-langit kamar, dengan lemah kepalanya menoleh ke arah sumber suara yang membuatnya terganggu.
"Bunda!" ucapnya lemah. Ia mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi, sesaat kemudian ia kembali meringis kerena pusing yang ia dera.
Kemarahan dan tangisan kedua perempuan itu tak terkendali, keduanya menghubungi suami mereka yang sedang menghadiri pesta di Ballroom hotel.
Naura menangis tersedu menatap sang putri yang masih belum sadar betul. Matanya menatap tubuh Aira yang hanya terbungkus selimut. Pandangannya dialihkan pada pemuda yang bertelanjang dada dan hanya memakai handuk di pinggang.
Hatinya hancur membayangkan apa yang sudah mereka lakukan. Aira yang berpamitan pergi ke pesta ulang tahun temannya malah ditemukan berdua di dalam kamar bersama sahabat dekat putranya.
"Ada apa, Ma?" suara bass pria dewasa memecah keheningan. Spontan wanita itu menghambur ke pelukan sang suami. Air mata yang semula kering kembali mengalir. Laki-laki itu melirik pada sang anak yang terdiam, penjelasan sang istri dan apa yang dilihat oleh matanya membuat emosinya membuncak.
"Plak!!"
Sebuah tamparan mendarat sempurna di pipi pemuda itu, tanpa perlawanan ia hanya menunduk. Kemarahan sang ayah membuatnya tak mampu berkutik. Tak pernah ia melihat lelaki yang menjadi panutannya itu semarah ini.
"Pa, aku bisa jelaskan. Ini tidak seperti yang papa lihat."
"Danish! Kamu tau siapa dia. Dia Aira, adiknya Gavin. Seharusnya dia orang yang kamu lindungi bukan kamu rusak. Kamu benar-benar membuat kami kecewa." Kemarahan Fauzan tak terbendung saat memaki anaknya. Lelaki itu merasa bersalah pada Andra akibat perbuatan sang anak.
![](https://img.wattpad.com/cover/190601249-288-k142269.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
JODOH TAK TERDUGA (Sudah Terbit)
RomansaMuhammad Danish Adyatama Wijaya tak pernah menduga jika tindakannya menyelamatkan seorang gadis SMA, Aira Nabila Tanisha dari jebakan teman Aira, membawanya untuk bertanggung jawab menikahi gadis itu karena sebuah kesalahpahaman. Akibat pernikahan t...