Bagian 5

15.7K 680 35
                                    

Albrecht menghela nafas, 'bagaimana mungkin ini bisa terjadi? Apa aku sudah salah langkah? Terlalu buru-burukah diriku??' batinnya frustasi.

Bagian 5
♦STEP DADDY♦
©NekoEro

-2019-

T E R I M A K A S I H
Y A N G M A S I H
S E T I A
♥♥♥

Albrecht mengelus pelas jari-jemari Brian, ditatapnya 'sang putra' yang masih setia memejamkan matanya.
Menghela nafas, Albrecht memijat keningnya dengan tangan kirinya yang bebas.

Drrrt drrrt

Getaran ia rasakan disaku celana kainnya, diambilnya benda persegi tersebut, dan nama Resya terpampang dilayar.
Digesernya tombol hijau dilayar tersebut dan mendekatkan benda persegi itu ketelinganya.

"Halo Al, apakabar?" suara merdu menyapa gendang telinganya.

"Ya ada perlu apa kau menelponku?" Albrecht menjawab pertanyaan Resya dengan pertanyaan.

"Aku hanya ingin tau keadaan ponakanku Al."

"Brian baik."

"Benarkah? Apakah aku buta saat kau membopong Brian dibasement tadi?"

"Ya, mungkin saja." jawab Albrecht dengan malas, dirinya kini berdiri dari duduknya dan berjalan kearah sofa. Mendudukkan dirinya senyaman mungkin dengan kaki ia selonjorkan disofa.

"Brian itu anaknya manja, dia tak bisa jauh dari Calistya sedikitpun, dan sekarang Calistya udah menuin Mas Rama. Pasti di..."

"Apa yang kau coba katakan Re?" jawab Albrecht mencoba sabar.

"Ini yang paling tidak aku suka darimu Al, tidak bisa diajak basa-basi sedikitpun. Pasti Brian akan kesepian seperti Daddynya bukan?"

"Lalu?"

"Aku bisa menemani kalian, jika kau mau Al.."

"Maafkan aku, seleraku bukan jalang macam dirimu Re." suara santai Albrecht membuat suara merdu disebrang sana terdengar menggeram marah.

"Apa kau bilang?! Ja-jalang???"

"Sebutan apa yang pantas untuk kakak yang mencari kesempatan saat ditinggal mati adiknya?"

"Albrecht!! Kau ba..." sebelum Resya menyelesaikan ucapannya Albrecht lebih dulu menekan tombol merah dismartphonenya.
Dirinya menghela nafas, seraya menekan hidungnya. Tak habis pikir dengan kakar iparnya yang menggadaikan otak dengan rasa malu.

Albrecht menegakkan duduknya yang otomatis posisi Albrecht menghadap ranjang.
Disana Brian menatap dirinya dengan mata sayu.

Albrecht yang kaget langsung berjalan cepat kearah Brian, ditekannya tombol didinding atas ranjang Brian.

Dielusnya surai Brian sayang, "Ada yang sakit dek?"

Brian menggeleng, air matanya mengalir begitu saja saat dia mendapat perhatian dari Albrecht, Daddynya.

"Hm? Kenapa adek nangis?" tanya Albrecht lembut, masih dengan tangan yang mengelus surai Brian pelan, dikecupnya kening Brian. Memberikan kenyamanan pikirnya, agar Brian lebih tenang dan berhenti menangis.

Step Daddy [Boys Love]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang