Bagian 8

10.4K 448 46
                                    

♦♦ S T E P D A D D Y ♦♦♦
©NekoEro

-2019-

Albrecht ♥ Brian

OC
Warning : cerita BL/YAOI
Typo aktif
Absurd
SUPER SANGAT PENDEK


•♦•

•♥•

Brian saat ini duduk dengan gelisah, terkadang kepalanya ia tolehkan kesamping, menatap keluar kelas.

"Brian, ada masalah?" tanya sang guru kala dirinya melihat Brian tidak fokus akan pelajaran yang dia ajarkan.

"Eh~" respon Brian kaget, "Apa ada masalah?" tanya sang guru sekali lagi.

Brian mencoret buku catatannya secara abstrak dengan bolpen yang ia pegang, dirinya menjadi gugup karena pertanyaan dari sang guru.
Melihat Brian yang terlihat gugup, wanita tersebut berjalan mendekati meja Brian, "Apa kau merasa tidak enak badan, Brian?"

Brian menggeleng dengan senyum canggung, mendapat respon seperti itu wanita tersebut kembali ke mejanya dan menyuruh murid-muridnya membuka buku tugas mereka dan mulai memberikan beberapa soal.

Setelah beberapa jam kemudian, waktu istirahat dimulai. Brian dengan segera memasukkan bukunya kedalam tas dan dengan cepat membawa langkahnya keluar kelas dan melangkah dengan tergesa menuju ruang tunggu. Brian terengah ketika tiba diruang tunggu, pandangan matanya tertuju pada sosok laki-laki yang kini tengah sibuk dengan gadget.

"Daddy~" panggil Brian masih mengatur nafasnya. Albrecht mendongak dan manaikkan sebelah alisnya menatap Brian.

"Adek kenapa?" tanya Albrecht, gadgetnya ia taruh di sofa seraya berdiri dan mendekati Brian, tangannya terulur mengusap peluh didahi anak tirinya tersebut. Albrecht menarik lengan Brian untuk duduk disofa yang berada diruang tunggu tersebut.

"Uh~ Brian kira Daddy kekantor~"

"Adek mau ditinggal?" Brian langsung menggelengkan kepalanya cepat. Tangan kirinya sudah menggenggam lengan jas yang dipakai oleh Albrecht.

"Baiklah, Daddy akan menjalani hukuman ini hingga selesai." ucap Albrecht dan ditatap dengan pandangan bingung oleh kedua mata besar Brian. Albrecht yang gemas segera mengusap surai lembut Brian.

"Siapa yang berani hukum Daddy?" tanya Brian matanya ia sipitkan menatap 'tajam' Daddynya.

"Tentu saja adek, siapa lagi?" tanya balik Albrecht.

Pipi Brian mengembung dengan bibir mengerucut lucu, "Brian enggak hukum Daddy yaaaa~" jawab Brian memekik pelan.

"Menahan Daddy diruangan panas dengan setumpuk pekerjaan bukankah itu termmph..." dengan cepat Brian membekap bibir Daddynya yang tengah berbicara. Sedangkan Albrecht hanya diam dan membiarkan tangan Brian menempel dibibirnya.

Setelah beberapa detik Brian melepaskan tangannya dari bibir Albrecht, "Uhh~ Daddy boleh kembali kekantor kalau begitu." ucap Brian seraya menunduk, suaranya terdengar kecil seraya memainkan jari-jemarinya.

"Baiklah." datar Albrecht, Brian semakin menundukkan kepalanya.

Jujur saja Albrecht sangat suka setiap ekspresi dan tingkah Brian, jantungnya selalu berdetak tidak normal menatap bocah didepannya ini.

Brian sukses membuat dirinya tidak pernah bosan dengan segala tingkah konyol yang diperlihatkan Brian.
Entah ketika Brian tertawa, malu, cemberut bahkan ketika menangis meminta apapun darinya, tingkah Brian sangat menghibur dimatanya.

Step Daddy [Boys Love]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang