#six

420 70 6
                                    

Sebulan telah berlalu, siswa yg awalnya tidak saling mengenal kini sudah menjadi teman dan akrab. Berlaku juga untuk Lisa dan lain-lainnya.

Tampak pertemanan antar kelas cukup lancar sampai ada diantara mereka yg sempat menaruh hati pada gadis berponi cantik itu.

"Lisa, mau kekantin bareng gak?" teman sekelas Lisa yg juga berperan sebagai ketua kelas mengajak gadis itu untuk pergi kekantin bersama. Bukan kali pertama tapi jawaban Lisa tetap sama

"Maaf Lucas, aku udah bawa bekal" jawaban yg selalu menjadi alasan dari penolakan Lisa. Tapi memang benar kalau dia bawa bekal, setidaknya uang jajan Lisa tidak berkurang. Itu yg diinginkannya.

Mau tak mau, Lucas harus menerima penolakan halus Lisa lagi untuk yg kesekian kalinya. Lelaki itu mengangguk mengerti maksud dari ucapan Lisa dan setelah itu, ia pergi meninggalkan kelas bersama teman-temannya.

Jangan tanyakan Rose ada dimana! Ia sudah pergi saat bel baru saja berbunyi, ia harus meninggalkan Lisa lagi karena tuntutan ekstrakurikuler yg mengharuskannya selalu berada di ruang seni.

Sementara itu, dibagian belakang kelas yg sama ada Vi yg masih santai mengamati sosok Lisa yg tidak pernah keluar kelas terkecuali saat jam pulang dan izin ke toilet.

"Vi!... Kekantin yuk! Gue laper banget sumpah!" Dari luar kelas, Jimmy yg tiap harinya mengajak Vi kekantin sukses menyadarkan lelaki itu dari lamunannya yg sontak berdiri dan berjalan menghampirinya. Bagaimanapun sekarang hanya tinggal beberapa orang yg berada dikelas termasuk Lisa, Hani dan beberapa temannya.

"Lisa gak kekantin lagi?" Tanya Jimmy setibanya dikantin yg tadi sempat melihat Lisa duduk sendiri dibangkunya. Ya, seperti biasa!

Vi mengendikkan pundaknya sesaat "..Dia juga menolak ajakan Lucas!" lanjutnya menceritakan apa yg ia lihat tadi. Jimmy menghela nafas begitu pula dengan Vi. Mereka tampak gelisah mengingat Lisa merupakan bagian dari mereka juga

"Cowok itu masih deketin Lisa!" Ucap Jimmy menggerutu sendiri. Bukannya tidak mendengar, tapi Vi lebih baik berpura-pura tidak mendengar saja

Lain halnya Jimmy dan Vi yg sudah berada kantin. Lisa yg terbilang sulit untuk bercengkerama dengan yg lainnya mengharuskan dirinya untuk tetap duduk sendirian. Tapi itu hanya berlaku untuk sesaat

Hani menghampiri Lisa dangan ringan.

"Hai Lisa,, gak pergi kekantin nih?" Tanyanya yg dengan bebas mendaratkan punggungnya dibangku kosong sebelah Lisa. Dibangku Rose

"Hani! Iya, aku bawa bekal jadi sayang kalau gak dimakan!" Jawab Lisa sedikit tergesa-gesa membereskan alat tulisnya, entahlah apa yg membuat Lisa berlaku seperti itu

"Kenapa lo kaya buru-buru gitu sih?" Lanjut Hani yg juga menyadari gerak-gerik Lisa.

Lisa menampilkan gigi rapinya tepat kearah Hani, ia sudah pasti tau apa yg akan Hani pikirkan

"Aku harus ketoilet Han, kayanya bentar lagi bakalan masuk jadi aku harus cepat" Jawab Lisa yg sudah siap untuk pergi, ia menunggui jawaban dari Hani, takutnya kalau Lisa pergi begitu saja mungkin Hani akan merasa terabaikan.

"Oh, yaudah! Keburu pak Jeno masuk" berbeda dari hari pertama berada dikelas yg sama dengan Lisa, kali ini Hani tampak lebih lembut dari biasanya. Setelah mendengar ucapan Hani, Lisa kemudian bergegas cepat menuju toilet berharap waktu akan cukup untuknya.

Tapi apa kalian tau saat orang jahat berlaku baik dengan tiba-tiba? Semua orang pasti tau bahwa mereka (orang jahat) pasti telah merencanakan sesuatu saat ia sukses mengelabuhi mangsanya.

Begitulah Hani, ia menjalankan semua rencana yg telah disusunnya saat Lisa benar-benar keluar dari kelas itu. Entah apa yg telah direncanakannya sekarang tapi yg pasti ini sesuatu yg tentunya akan membahayakan Lisa dalam jangka pendek atau malah berakibat jangka panjang.

How Far I'll Go - TaeliceWhere stories live. Discover now