#eleven

313 45 6
                                    

"Kenapa muka lo kusut banget"

Satu kata yg langsung melayang begitu Vi sampai tepat saat Jimmy membuka pintu rumahnya

Vi yg tidak berniat menjawab langsung masuk begitu saja kerumah Jimmy tanpa harus dipersilahkan terlebih dahulu oleh sipemilik rumah. Kelebihan dari pertemanan mereka adalah seperti sudah mengangap rumahnya adalah rumah kita bersama. Sangat menyenangkan

Jimmy mengekor Vi dari belakang, ia membelok sedikit kearah dapur. Memberikan lelaki itu minum adalah hal yg tepat. Tampaknya Vi sedikit emosi hari ini

Jimmy kembali mendekati Vi yg sudah duduk manis disofa, ia duduk tepat disebelah kanan lelaki itu, kemudian memberinya segelas air putih. Ya, air putih sudah cukup bagi Vi

"Minum dulu, habis ini lo harus cerita" Ucap Jimmy

Hanya dalam beberapa kali tegukan, air yg berada dalam gelas itu kini hilang tak tersisa. Jimmy hanya mengambil kesimpulan -Mungkin Vi emosi lalu haus atau dia haus makanya emosi-

Pikiran Jimmy memang sesimpel itu

"Lo kenapa sebenarnya?" Tanya Jimmy yg sudah memfokuskan perhatiannya pada lelaki disebelahnya

"Emang gue kenapa?"

Aneh memang. Vi datang kerumah Jimmy tanpa mengucapkan satu katapun dan ketika ditanya kenapa lelaki itu malah balik bertanya

"Ya lo kenapa datang-datang kerumah gue pasang muka kusut kaya gitu?" Erang Jimmy yg sebenarnya sudah mulai bosan harus menjelaskan pertanyaannya, ia hanya ingin tau kenapa Vi bukan seperti Vi yg Jimmy kenal sebelumnya

Vi menarik nafasnya sebelum ia benar-benar menjawab pertanyaan lelaki satu lagi

"Eunwoo!" jawabnya singkat yg sukses membuat kedua alis mata Jimmy terangkat bingung

"Eunwoo siapa?"

"Lupain! Gue nggak kenapa-kenapa kok"

Hening untuk sesaat. Jimmy kurang puas dengan respon singkat Vi tapi dia cukup yakin, nama yg disebut lelaki itu barusan adalah alasan kenapa Vi seperti ini. Sebenarnya Jimmy bukan tipe orang yg ingin tau segalanya tapi ini berbeda.

"Gue liat lo tadi bareng Lisa" Jimmy menyandarkan punggungnya pada badan sofa, lelaki itu tidak lagi seantusias ketika ia bertanya pada Vi, keadaan sudah terbalik antara Jimmy dan juga Vi

"Gue nggak sengaja ketemu dia dijalan, kebetulan arahnya sama" Jelas Vi begitu santai. Ada sedikit perasaan lega dalam dirinya ada juga perasaan bersalah. Keduanya saling bertemu dalam pikiran lelaki itu

Vi tau pasti bahwa Jimmy menyukai Lisa, tapi Vi tidak bisa berbohong kalau ia pun juga sama.

Salah jika Vi menyukai orang yg sama dengan yg temannya sukai? Ini terjadi secara kebetulan, ia tidak ingin melukai Jimmy, melepaskan Lisa juga tidak akan pernah dilakukannya. Cukuplah waktu yg akan menjawab segalanya, ia hanya bisa menunggu. Jika waktunya telah tiba Vi akan coba menerima segala kemungkinan

"Gue balik ya, udah gelap juga"

"Kebiasaan nih orang! Besok kalau mau datang bawa makanan gitu, biar kalau lo pulang cepat nggak hampa banget" Jimmy menggerutu. Sekeras apa pun usaha Jimmy mengamuk kalau itu tertuju pada Vi respon pasti hanya anggukan kecil

Vi mengeluari gedung yg hampir sama besarnya dengan rumahnya, ia berjalan santai hingga langkahnya membawa seluruh tubuh Vi masuk kedalam rumah besar milik orang tuanya

Ia masuk tanpa bersuara, setelah hampir sampai didepan pintu kamar, maniknya menangkap sesuatu yg mulai mendekat kearah dia berdiri

"Mau ngapain kesini?" Tanya Vi dengan tatapan sinis pada lelaki yg sudah berdiri didekatnya dengan senyuman seperti biasa

"Aku setuju kalau kakak sama dia" Ucap lelaki yg kerap disapa Eunwoo itu

Vi mengernyit, ia menatap heran Eunwoo dari atas sampai bawah, tidak ada yg aneh dari lelaki ini menurut Vi

"Kamu sakit? Kalau iya, kedokter aja sana, gue takut lo makin parah" Vi membuka kenop pintunya, berniat masuk kedalam kamar tapi pergerakannya terhenti oleh kalimat yg diucapkan Eunwoo

"Jangan pendam perasaan lo sendiri, aku pernah sakit karna menyukai seseorang diam-diam!"

Setelah ucapannya berakhir, Eunwoo pergi masuk kedalam kamarnya yg tak jauh, ia tidak menunggu atau bahkan melihat bagaimana reaksi Vi selanjutnya. Ia hanya terbawa perasaan oleh kenangan pahit dimasa lalu. Kepindahan lebih awalnya pun disebabkan oleh kasus yg sama. Bertepuk sebelah tangan.

"Tau apa bocah itu!" Vi tersenyum karena kalimat lelaki yg lebih muda.

Sebenarnya bukan lucu, tapi Vi hanya menyesuaikan posisinya dengan kalimat itu. Tidak ada bedanya dan mungkin ia juga akan bernasip sama seperti Eunwoo

Lelaki itu menghempaskan badannya keatas tempat tidur setelah selesai membersihkan diri, ia tidak melakukan pekerjaan keras hari ini tapi tubuh dan pikirannya terasa cukup lelah.

Dipijatnya secara perlahan kening yg sudah mendenyut hingga ia teringat kembali pada kalimat Eunwoo beberapa jam yg lalu. Apa yg lelaki itu katakan tidak semua benar juga salah. Sebagian orang beruntung akan mendapatkan cintanya walaupun awalnya ia hanya bisa diam. Tapi Vi takut!

Please vote and coment for more update:)

How Far I'll Go - TaeliceWhere stories live. Discover now