#ten

385 60 1
                                    

Lisa menarik napasnya kuat. Rasanya kedua bola mata Lisa ingin lepas sekarang juga.

Ia hanya bisa duduk mematung sembari tangan yg ditumpukan diatas paha, berhadapan langsung dengan dua pemuda yg, ah entahlah! Lisa bingung mendeskripsikannya seperti apa. Yg jelas ini adalah suasana yg sangat mematikan -mungkin-

"Kenapa kamu ikut duduk disini?" Vi melirik pada satu lelaki disebelahnya, setelah kedatangannya yg begitu mengganggu sukses membuat mood Vi kandas sampai tak tersisa

"Pengen gabung" ucapnya begitu polos

Vi mengusap wajahnya antara gemas dan kesal. Masalahnya, semanjak ada lelaki itu, Vi jadi sulit untuk mengeluarkan suara. Ia bingung, takut perkataannya ditangkap terlalu berlebihan oleh lelaki yg lebih muda itu.

"Lisa! Kamu nggak mau pulang?"

What?? Lisa diusir gitu? Setelah ia disuruh masuk terus dalam hitungan menit ia malah disuruh pulang! Bahkan Lisa belum meminum jus jeruk yg ada digelasnya setetes pun! Jadi, kedatangannya kerumah ini cuma jadi penonton yg menyaksikan secara langsung adengan Vi dan Eunwoo yg saling mengabaikan? Ini penghinaan namanya

"Ah yaudah! Kalau gitu aku pulang aja" Sarkas Lisa, padahal sebenarnya ia kesal. Tapi apalah dayanya yg hanya berperan sebagai tamu sekarang ini

"Eih, cepat banget! Kan baru aja masuk" Eunwoo menghalangi Lisa yg berniat bangkit dari duduknya. Ia menatap Vi yg sibuk sendiri dengan kuku tangannya

Vi mengendus dalam diam

"Apaan sih? Kan dia juga mau pulang!" lanjut Vi menatap kesal kearah lelaki satu itu. Tapi anehnya, bukannya Lisa merasa takut dengan pertikaian keduanya, ia malah merasa gemas! Bagaimanapun kedua lelaki ini benar-benar membuat Lisa seolah menatap bayi besar bertengkar.

"Kakak tadi ajak dia masuk buat apa kalau disuruh pulang dalam 5 menit?" Eunwoo mentap kesal kearah Vi, ia melipat tangannya didepan dada, menuntut kepastian yg akan diberi lelaki yg lebih tua itu

"Udah, kalian berdua kok malah berantem sih?"

"Kami nggak berantem!" Ucap kedua lelaki itu serentak, bahkan mereka berdua menatap Lisa dalam waktu yg bersamaan. Lisa sampai terkejut karena ulah mereka

Ia memilih memalingkan pandangannya, mengabaikan kedua lelaki yg tidak ada bedanya itu. Sama-sama labil dan kekanak-kanakan

"Kalau nggak berantem terus tadi itu apa namanya? Batuk?!" Lisa bergumam pelan, kesal pada dirinya sendiri, ia bahkan duduk kembali dengan perasaan bercampur aduk

Dalam beberapa menit kemudian, keadaan kembali sepi lagi. Mereka sibuk dengan urusan masing-masing. Percayalah, rasanya Lisa ingin sekali menghilang dari rumah seperti tak berpenghuni ini

Dari tempat Lisa duduk, ia bisa melihat Eunwoo yg entah apa sebabnya kini sedang mempoutkan bibir tipis begitu menggemaskan, ia juga terlihat bermain sendiri dengan jam tangan hitam mewah dipergelangan tangan kirinya.

Jika dilihat dari bentuk fisiknya, Lisa tidak begitu yakin kalau lelaki itu lebih mud darinya. Tubuh tinggi yg dimilikinya bahkan melewati tinggi Vi, walaupun hanya sedikit. Tapi masalahnya, Eunwoo punya suara yg sangat bagus, sama seperti lelaki manly kebanyakan

Lisa mengarahkan pandangannya pada Vi. Lelaki yg sejak pertama kali ia lihat yg sanggup mengacaukan pikirannya. Sedikit senyuman terpancar diwajah bulat Lisa. Entah kenapa, tanpa melihat Vi melakukan apapun itu sudah cukup membuat Lisa ingin meleleh.

Lain halnya dengan Eunwoo, Walaupun Vi punya tinggi badan yg lebih pendek dari Eunwoo, Vi terlihat sama sekali tidak memiliki kekurangan sedikit pun. Entah lah, tapi tubuh Vi benar-benar cocok untuk wajah tampan itu. Tapi bukan berarti Eunwoo tidak cocok dengan tubuhnya. Itu terlalu berlebihan, karna bagaimanapun kedua lelaki ini begitu tampan!

Ah...

Lisa menepuk keningnya sembari sadar akan sesuatu

"Kenapa Lisa?" Vi berucap, menatap Lisa yg sudah membelalak didepan sana

"Ah, aku lupa! Jam berapa sekarang?"

"Hampir jam 5 sore, kenapa?!" Eunwoo menatap Lisa lagi ketika pandangannya sudah selesai dari arloji yg bertengker di pergelangannya

"Aku harus kerumah nenek, udah sore banget lagi"

"Kenapa nggak bilang dari tadi sih Lisa?" Vi berdiri, ia memakai sepatunya lagi yg tadi sempat ia lepas

"Ingat-ingat lagi deh apa yg terjadi beberapa detik yg lalu" Lisa menatap kedua lelaki itu gemas "Kalian diem aja tau! Ini rumah kalian kan nggak mungkin kalau aku yg ngomong terus terang" Lisa berucap seolah ia sedang menangis.

Lucu? Tentu saja. Bahkan Vi dan Eunwoo kini mati-matian berusaha menahan tawa dengan kedua tangan digunakan menutup mulutnya

"Yaudah, sebagai tanda maaf aku bakalan antar kamu sampai tujuan" Eunwoo meninggalkan Vi terdiam ditempatnya, ia sudah menarik pergelangan Lisa mengajak gadis itu untuk keluar rumah tanpa persetujuan sang empunya

Vi tersentak, pikirannya sekarang bertindak dua kali lebih cepat, hingga tanpa sadar ia berjalan berusaha menghalangi kedua manusia itu.

Setelah ia mampu memcegat keduanya, tatapannya langsung mengarah dan tidak lepas dari tangan Eunwoo yg menggenggam pergelangan Lisa

Ia mengambil alih Lisa dan menghempaskan tangan lelaki itu begitu saja. Apa kalian sadar? Ini terlihat seperti pertarungan yg merebutkan harta berharga antara kedua pangeran dengan tahta tertinggi

Sangat sengit.

"Biar gue yg antar, lo masih orang asing!" Suara Vi seketika terdengar berubah seratus delapan puluh derajat dari beberapa detik yg lalu. Bisa Lisa lihat, tatapan Vi kini terlihat sangat dingin dan menakutkan. Ini bukan seperti Vi yg Lisa kenal. Sangat-sangat berbeda

"Oke! Lo bisa antar dia.. !" Eunwoo tersenyum kecil, ia menatap Vi begitu dalam. Keadaan yg sangat asing bagi Lisa "..Untuk saat ini!" Lanjutnya lagi

Aneh rasanya jika Lisa perhatikan. Dalam hitungan beberapa detik saja kedua lelaki ini tampak seperti bukan diri mereka lagi. Seolah semua mendukung kegiatan mereka, bahkan sekarang Lisa merasa udara cukup membuatnya berkeringat

Takut tentu saja Lisa rasakan, tapi mau bagaimana pun ia tidak bisa lagi mengeluarkan satu kata untuk mewakilkan keadaan yg dialaminya.

Vi langsung menarik Lisa menjauh dari lelaki satu lagi yg berdiri melipat tangan disana. Mereka mengeluari rumah besar itu tanpa mengatakan satu katapun.

Ingin sekali rasanya Lisa keluar dari susana mencekam ini tapi ia bingung bagaimana caranya, alhasil Lisa harus tetap diam sampai Vi membuka suara duluan, atau mungkin sampai Lisa mengucapkan kata terimakasih pada Vi karena sudah mengantarnya sampai kerumah nenek

"Makasih banyak ya Vi udah antar aku sampai sini" benar, ini adalah kata pertama yg diucapkan Lisa selama perjalan "Nggak mau mampir dulu?!" Tawarnya mengalihkan suasana

Vi tampak berfikir sebentar, terlihat jelas bahwa sekarang Vi tidak berniat ingin pulang kerumah secepat itu

"Nggak deh Lis! Aku langsung pulang aja, lagian aku mau mampir dulu kerumah Jimmy" Ucap Vi menolak halus tawaran Lisa

Gadis itu mengangguk faham, ia merasa lega karena ketegangan dirumah lelaki itu mungkin akan segera pudar jika Vi memilih pulang lebih lama dan memilih menghibur diri sendiri. Tapi..

"Jimmy? Rumah nya ada di...-?"

"Iya, rumah dia nggak jauh dari sini" Vi menjelaskan, satu lagi fakta yg harus Lisa terima adalah ternyata rumah temannya tidak jauh dari tempat ia tinggal dan lewati selama ini "..Kalau gitu, aku balik ya! Kamu masuk aja, mungkin nenek udah nungguin kamu dari tadi" Vi melambaikan tangannya

Tidak lupa satu senyuman dilayangkan Vi pada Lisa mengakhiri pertemuan mereka kali ini.


Dont forget to vote and coment for more update

Salam dari ofy:)

How Far I'll Go - TaeliceWhere stories live. Discover now