[ 0:0:4 ]

98 6 0
                                    

anyeong haseo...
apa kabar? semoga sehat and happy:)

Ringkas cerita- setelah upacara pemakaman selesai.

kini pribadi wanita remaja yang berdiri tak jauh dari pemakaman pun menggigit bibirnya tatkala sang dewinya telah lenyap terkubur di dalam tanah beserta peti matinya sebagai penghantarnya ke surga.

Mata bengkak wajah acak dan kondisi yang bahkan terbilang tak terurus lisa ya... wanita itu, hampir tak bisa mengeluarkan liquid bening lagi karna terlalu banyak sudah ia keluarkan.

Apa ia harus menyalahkan takdir? Atau tuhan? Atau juga appanya?? Sungguh di keadaan saat ini lisa terlalu labil dengan segala prepensi yang telah ia buat dan memang sebagian masuk diakal walau nyatanya wanita berumur enam belas tahun ini belum cukup dewasa saat menanggapi masalah ataupun menyelesaikanya.

Dengan terpaksa ia memutar tubuhnya untuk pulang menuju tempat itu, tempat dimana ia dibesarkan orang tuanya oh ralat tapi eommanya.
Dan disitu juga tempat saksi bisu sang eommanya pergi untuk selamanya.
Dengan segenap keyakinan yang terbilang minim untuknya ia bahkan akan memutuskan pergi dari busan menuju seoul dengan segala kehidupan baru nantinya.

Saat hendak keluar dari area pemakaman mata bambi itu tak sengaja terfokus pada dua orang pria berseragam yang bisa ditebak anggota kepolisian didaerahnya, sebenarnya lisa diminta menjadi saksi atas tragedi kematian eommanya nanti di kantor polisi busan tapi lisa menolak permintaan itu ia beralibi trauma dan takut akan kejadian itu.
Dengan pasrah anggota kepolisian itu menuruti dan tidak memaksa lisa. Trauma? Tentu! Takut? Tidak sama sekali.

♡♡

Dilain hal- lisa mengemasi bajunya dan berniat pergi dari rumah yang penuh kenangan indah dan kelamnya.

ya seperti keputusannya diawal pergi dari busan dan menempuh hidup ke seoul. Walau terbilang cukup teburu-buru, dalam mengambil keputusan lisa sudah bertekad apalagi tentang cita-cita sudah pasti akan di kejar.

Jadi lisa ke seoul karna cita-citanya saja untuk meneruskan sekolah? Atau karna masalahnya? Jawabanya tidak dari salah satu pertanyaan melainkan kedua pertanyaanlah jawabannya.

Sudah cukup bertahan hampir lima hari dirinya tinggal dirumah ini- Sudah! Sungguh membuat kejadian itu terputar-putar kembali yang membuatnya seakan ingin menerjang tubuhnya sendiri dan berakhir menangisi.
Dan sekarang sudah waktunya walau berat tapi- Harus lisa lakukan.

Sebelum berangkat pergi, lisa mengunjungi tempat tahanan appanya untuk pamit dan juga memberi sepucuk surat yang diyakini akan dibaca appanya.

Lisa sangat ingat sekali...
Saat ia menapakkan kakinya ke tempat tahanan itu bisa dilihat binar sang lelaki paruh baya itu menyambutnya. tapi lisa? Ia bahkan bersikap dingin dan hanya diam bahkan ia mengarahkan wajahnya ke tempat lain bukan arah depan wajahnya.

Ia takut! Takut menangis dan terlihat lemah, Setelah hening tanpa bicara kini lisa memberanikan maniknya memandang wajah sendu sang paru baya ini dengan tatapan yang sama dingin lalu menarik amplob yang ada di tas selempangnya dan mengarahkannya pada meja mereka setelahnya lisa langsung berlalu pergi. walau panggilan namanya yang sempat ia dengar tadi tak ia sahut dan dibiarkan mengatung diudara bisa di yakini itu suaranya. Satu hal lagi, sebelum pergi lisa juga akan berkunjung kemakam sang eommanya untuk memanjatkan do’a  dan sekaligus minta restu akan keputusanya. Semoga eommanya tidak marah ataupun murka atas keputusannya ini.

Skip.

Lisa sekarang sudah tidak tau harus apa dan harus tinggal dimana ia terus menyusuri jalanan korea tapi lebih tepat nya di daerah busan, tidak jadi ke seoul?? Bukan, tapi keberangkatannya satu minggu lagi karna hanya pihak yang berwajib dan sekolah di seoul yang menentukan lisa berangkat kapan karna ia menggunakan jalur prestasi bukan jalur uang.

"Semoga ini yang terbaik" ucapnya pelan

lisa tak tau harus kemana dan berakhir  berhenti di sebuah jembatan yang ada di busan, dengan memakai baju jas hitam rambut terurai dan memakai tas cokelat.

Di tempat inilah wanita bersurai hitam menepikan dirinya dan merenungi semua hal yang terjadi dan bernostalgia dengan masa kecilnya yang menyenangkan dengan orang tuanya.

Dan saat masa ia mulai beranjak remaja seakan ditusuk samurai sekalibat kejadian itu teringat.
    

Sambil menghapus air matanya itu, ia sudah mendapat ide untuk tinggal dimana sementara ini, sebelum ia terbang ke ibu kota negaranya.

Wanita park ini berharap saat ia sudah di seoul ia akan melupakan kejadian itu dan dapat mengejar cita citanya.

tak lama setelahnya lisa dapat panggilan dari seseorang yang tak asing bagi nya. yaitu kepala sekolah nya yang ada di busan, tak mau lama- lama mengangkat lisa langsung menekan tombol telpon yang  berwarna hijau, dan mulai menyuarakan suaranya.

"Ne, sajangnim?"

“................”


"Aku siap untuk itu,"

“................”

"Ye, "

“................”

"Ne! Khamsahamnida,"


“................ ”


⚠⚠⚠

stay tune my story...

happy nice day blue hert ku💙

▫FOR LISA▫ [] Tahap Revisi []Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang