[2] Sebuah Amplop

164 29 1
                                    


Guanlin menutup mulutnya dengan tangan ketika melihat bangkunya. Ternyata terdapat sticky note warna warni menghiasi bangkunya. Dia mengambil salah satu sticky note itu yang menurutnya menarik.

"Happy Graduation My Prince" ucap Guanlin ketika membaca sticky note itu sambil tersenyum malu. Dia yakin kalau ini dari beberapa siswa perempuan yang suka dengannya. Tak peduli itu seangkatan atau adik kelas.

Sejak dia dikenal masyarakat Korea melalui prestasinya, Guanlin menjadi siswa yang diminati oleh para siswa.

Guanlin mengambil sticky note yang menempel di tas dan bangkunya. Dia tidak akan membuangnya namun akan dia simpan. Dia menghargai perilaku orang lain kepadanya.

Setelah memasukkannya kedalam tas, Guanlin membawa tasnya lalu bergegas menuju gerbang. Dia tidak ingin Seongwoo menunggu nya terlalu lama.

Guanlin menghampiri Seongwoo dengan motor kesayangannya-hadiah dari Seongwoo dulu. Ya, tadi dia berangkat mengendarai motor. Sebenarnya dia akan diantar oleh Jihoon, namun kebetulan Jihoon sedang dipanggil oleh pelatih. Jadi dia sendirian.

"Ayo bang" Guanlin memajukan motor perlahan namun tangan Seongwoo meraih bagian belakang motor hingga tertahan. Guanlin menoleh. Seongwoo membuka kaca helmnya, "Kita ke Kedai Chicken dulu"

Terlihat Guanlin antusias mengangguk. Kemudian mereka berdua menuju ke Kedai Chicken langganan mereka.

Setelah memarkirkan motornya, mereka berdua berjalan ke Kedai itu dan duduk berhadapan ketika sampai disana. Seongwoo melihat Guanlin yang agak kewalahan membawa tasnya. Kemudian Guanlin menaruh tasnya di bawah meja.

"Perasaan kamu berangkat tasnya kosong. Kok sekarang penuh banget. Kan isinya cuma raport sama piagam" ucap Seongwoo heran.

"Biasa bang. Orang ganteng" ucap Guanlin lalu menatap Seongwoo sambil menaik turunkan alisnya. Seongwoo terkekeh. Dia paham apa yang terdapat didalam tas Guanlin.

Seongwoo menoleh kearah pelayan, "Seperti biasa"

Pelayan itu mengangguk kemudian menuju dapurnya.

"Kali ini Abang traktir deh. Buat hadiah kamu" ujar Seongwoo. Guanlin tersenyum lebar.

Tanpa disangka, dari belakang Guanlin terdengar suara ramai. Ketika menatap Seongwoo, sepertinya abangnya itu punya isyarat. Dia menoleh.

"Kejutan!" suara dari gerombolan itu terlihat tidak siap.

"Yah. Lo kok udah noleh sih. Belum aja dikagetin" cibir Daniel sambil membawa poster dengan wajah Guanlin.

Guanlin menatap Daniel dengan wajah datarnya lalu tertawa.

"Dasar kudanil!" ejek Guanlin kemudian dia berdiri.

Mulai dari Jinyoung, Woojin, Jihoon dan Daniel memeluknya sambil mengucapkan selamat.

"Akhirnya Lo lulus bro" ujar Woojin sambil menepuk bahu Guanlin.

"Iya. Jadi kalo latihan gak perlu mikir belajar lagi" balas Jinyoung lalu terkekeh.

Guanlin tertawa kecil. Kemudian dia mempersilakan mereka duduk kecuali Daniel yang masih berdiri karena tidak kebagian kursi.

"Lo gak duduk? Sini duduk samping gue" ujar Guanlin sambil menghentakkan kakinya disamping kursinya. Artinya Guanlin menyarankan Daniel supaya duduk tanpa alas. Jinyoung, Woojin, dan Jihoon tertawa melihat Daniel yang terus diejek oleh Guanlin.

Seongwoo menggelengkan kepalanya lalu dia berdiri kemudian menyeret kursi di meja sebelah ke sampingnya, "Sini Niel"

Daniel tersenyum kemudian menatap Guanlin sambil menjulurkan lidahnya. Dia akhirnya duduk disamping Seongwoo.

Beautiful 2 | Onglin [BOOK 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang