cerita terakhir

4.6K 328 10
                                    

"Aku tidak bisa, Ma!"

"Apa kau begitu egois, Nak. Jungkook kesakitan apa kau akan terus menyiksanya seperti itu?!"

"Aku tidak egois, Ma!! Apa mama tidak percaya pada Jungkook, dia tidak akan menyerah. Dia tidak akan meninggalkanku, Ma!!"

"Yoongi, mama pun sama denganmu. Mama percaya itu. Jungkook anak mama, darah daging mama. Tapi kau tetap tidak bisa melawan kehendak Tuhan"

"Kenapa Tuhan melakukan itu, Ma?!! Seharusnya Tuhan tau kalau aku tidak bisa dipisahkan dengan Jungkook?! Tapi kenapa Tuhan sejahat ini, KENAPA, MA!?"

"Yoongi.."

"Aku muak dengan perdebatan ini! Aku tetap pada keputusanku, Ma!"

Yoongi memang adalah seseorang dengan pendirian sekuat baja dan setegar karang. Dia percaya pada keyakinannya, adiknya akan bangun. Meski kenyataan berkali-kali menolak itu semua.

Yoongi hanya percaya pada adiknya, Jungkook. Kini Yoongi berjalan menuju ruangan sang adik tidak ada yang bisa membuatnya tenang kecuali berada di samping adiknya. Ia terlalu lelah dan semakin lelah setelah berdebat dengan mama soal keputusan yang tidak mungkin bisa dia terima sampai kapanpun.

Yoongi sudah tiba di depan pintu itu, namun ia urungkan niatnya untuk masuk karena melihat Taehyung yang sedang menangis tergugu disana. Ini memang menyakitkan. Yoongi semakin mematung kala melihat Taehyung yang kemudian memeluk tubuh Jungkook dengan lembut, namun itu justru membuat isakannya makin keras terdengar.

Taehyung menenggelamkan wajahnya pada bahu lemah Jungkook. Dengan perlahan Yoongi masuk ke ruangan itu, hal itupun juga tidak mengganggu Taehyung dalam kesedihannya. Taehyung tetap pada posisinya.

"Jung, aku sudah meminta ibuku, aku memintanya untuk mengatakan pada Tuhan agar tidak mengambilmu dari kami. Apa kau tidak mau menerima bantuan ibuku, Jung?"

Suara Taehyung begitu menyedihkan. Yoongi yang sudah didepannya hanya bisa mendengarkan dengan seksama. 

"Kau ingat kan? Aku baru saja mengatakan padamu bahwa aku bahagia memilikimu sebagai adik. Jung, ibuku sudah bersama Tuhan sekarang. Apa kau juga akan menyusulnya?"

Yoongi refleks untuk meremat pelan dadanya yang tiba-tiba ngilu.

"Aku baru saja bahagia, Jung. Tuhan sudah mengambil Ibuku, apa kau juga akan diambil-Nya?"

Taehyung kembali menangis keras tanpa peduli bantal dan bahu Jungkook akan basah karenanya.

"Jung, kau adikku, aku tidak mau kehilanganmu. Aku janji akan menjagamu dengan baik, tidak akan membiarkan hal seperti ini lagi terjadi padamu. Aku janji kau tidak akan kesakitan lagi, kau akan bahagia"

"...Tapi jika kau memang memilih untuk pergi, maka yakinkan pada kami dulu bahwa kau akan bahagia dengan keputusanmu. Bagiku tidak ada yang lebih penting dari kebahagiaanmu"

Taehyung mencium lembut pipi Jungkook lalu  berucap, "Fikirkan kembali untuk bertahan, Jung, aku mohon.."

Taehyung bangkit dari posisinya dan terkejut karena sudah ada Yoongi di hadapannya.

"Mama sudah bicara padamu?" tanya Yoongi dengan nada rendah dan dingin itu.

Taehyung menggeleng lemas, "Aku tidak bisa menerima permintaan mama", jawabnya.

"Sampai detik inipun aku masih percaya Jungkook akan sembuh, Kak. Aku juga tidak akan bisa merelakan hal buruk terjadi padanya. Tapi...apa itu benar?"

Taehyung menjeda kalimatnya untuk berjalan mengitari bed Jungkook dan berdiri di depan kakak tirinya dengan tatapan yang begitu sendu.

"Keyakinan dan harapan Jungkook sembuh itu rasanya seperti mustahil saja. Dan aku merasa malah kita memaksakan dia untuk tetap ada disini padahal dia tidak ingin. Aku tidak mau Jungkook kesakitan. Tapi sekarang pilihanku  hanya dua kak, dia pergi atau dia kesakitan"

Yoongi meneteskan airmatanya tanpa isakan, kedua tangannya mengepal mendengar penuturan Taehyung.

"Aku tau aku cuma saudara tiri kakak, aku punya batasan. Tapi aku tidak mau membatasi diriku. Aku sangat menyayangi kalian. Tidak mungkin aku ingin kalian terluka. Kakak tidak tau bagaimana aku harus selalu mencoba bangun dari penyesalan dan rasa bersalah yang bersarang dibenak dan hatiku. Aku baru saja bilang padanya bahwa aku bahagia memiliki kakak dan adik, karena aku sejak kecil tidak pernah melihat wajah ibu. Dan aku kesepian. Aku bahkan siap untuk tertabrak oleh truk itu karena memang seharusnya aku yang...

"...Aku tau kakak sampai sekarang tidak bisa menerimaku. Tapi Jungkook pernah bilang kak, bahwa kau adalah seorang kakak yang sangat menyayangi adiknya. Dan aku sudah cukup untuk melihat itu. Dia berharap aku bisa  memenangkan hatimu"

"Apa kau akan menyetujui keputusan mama?"

"Aku hanya melakukan apa yang terbaik untuk Jungkook, kak"

"Kau seorang kakak yang ingin adiknya pergi!"

"Bukan, kak! Aku cuma tidak ingin dia kesakitan!"

"Dia begini karenamu!!"

Taehyung bungkam. Baik, kata-kata itu memang kenyataan.

Keheningan terjadi sesaat sampai suara melengking yang menyakitkan dari suara monitor detak jantung Jungkook berbunyi.

Tidak!!

Yoongi yang pertama melangkah mendekati Jungkook dan menggenggam lengannya erat.

"Tidak, tidak Jung!! Dengarkan kakak, kau tidak boleh seperti ini!! Jangan tinggalkan kakak! Kakak mohon!"

Taehyung yang juga masih panik itu terus saja menekan tombol di samping ranjang Jungkook dengan kesal dan ketakutan.

Tiiiiiiiiiiii.......

"TIDAK!! Jungkook, bangun!! Kakak bilang bangun Jungkook!! Kenapa kau tega pada kakak? KENAPA!!"

Yoongi mendekatkan keningnya pada kening Jungkook, membiarkan airmatanya menetes dan membasahi wajah adiknya.

"Kenapa kau pergi, Dik? Jungkookie? Kau dengar kakak, kan?"

Yoongi hancur.

Taehyung tak kalah hancur.

Taehyung dengan tangisnya yang begitu menyakitkan, dirinya terus mencium telapak tangan sang adik dan merapalkan doa dalam hatinya.

Tuhan, apa memang ini yang terbaik untuk adikku? Apa kau begitu menyayanginya juga? Apa kau tidak melihat bagaimana kami begitu kehilangannya?

Yoongi dan Taehyung kehilangan kebahagiaan mereka.

Fin

Stay Alive for Me (YoonKook) || CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang