Chapter 1

21.9K 1.6K 1K
                                    

Aku berlari menuju WC perempuan. Aku mengunci diriku di salah satu toilet dan duduk di jamban. Diselimuti oleh ketakutan, aku memeluk diriku sendiri sambil menangis. Menangis tanpa suara agar mereka tidak bisa menemukanku.

"Keluar lo, bangsat!!!" seseorang menggedor toilet tempatku bersembunyi. Suaranya sangat familiar di telingaku. Suara seseorang yg menganggap dirinya sebagai dewi sekolah ini. Cora.

"Pengecut banget lo!" seru suara lainnya. Patricia. Orang yang selalu bersama Cora.

"Ra, buang tu sampah ke sana!" perintah Cora pada Avera. Muncul kepala Avera dari toilet sebelah. Ia membuang sampah toilet ke kepalaku. Spontan, aku menunuduk dan melindungi kepalaku. Bau yang sangat busuk tercium oleh hidungku. Suara tawa yang sangat mengerikan terdengar di telingaku. Suara tawa itu manjauh, kemudian hening pun melanda.

Aku keluar dari toilet dan menatap diriku di cermin. Satu kata yang terlintas dipikiranku. Menjijikkan. Gadis yang ada di hadapan cermin itu sangat menjijikkan. Sampah berserakkan di sekujur tubuh gadis itu. Entah apa yang dipikirkan cermin saat melihatku jika ia hidup. Aku kembali ke toilet dan membersihkan diriku dengan shower. Setelah benar-benar bersih, aku kembali ke kelas untuk mengambil tas dan barang-barangku.

Sampai di kelas, aku memperhatikan tasku yang basah dan buku-bukiki yang robek dan penuh coretan. 'Matilah, 'pergi sana', 'gadis jalang', 'ngapain lo sekolah disini?!' itu sebagian coretan yang kubaca. Aku membereskan barang-barangku dan menuju loker sepatu.

Saat aku membuka lokerku, keluar beberapa kecoak dan tikus. Aku berteriak karena terkejut. Saat aku mulai tenang, aku mengambil sepatuku lalu mengenakannya. Aku menutup loker sepatuku lalu pulang. Hari semakin sore. Aku yakin ibuku pasti sangat khawatir karena aku belum juga pulang.

"DARIMANA SAJA KAU, GADIS BODOH?!!" ibu menamparku dengan keras, sehingga aku meringis kesakitan.

"Seharusnya, kau sudah pulang 2 jam yang lalu. Tapi kau malah bermain-main hingga bajumu basah dan bau seperti ini" ucap ibu sambil menarik lengan bajuku lalu menghempaskannya.

"Dasar anak tak tahu diuntung! Jika kau pulang malam seperti ini terus, orang akan mengiramu gadis jalang. Itu akan membuatku malu. Lebih baik dari dulu aku tak pernah melahirkanmu!!!" bentak ibu. Kata-katanya memang kasar, tapi aku yakin ibu berkata seperti itu karena menyayangiku.

Ibu mendorong kasar tubuhku agar diriku masuk ke kamar. Ibu mengunci pintu kamarku dari luar. Di dalam kamar, aku membenahi diriku. Aku mandi dan mengganti pakaianku. Aku mencuci pakaian dan tasku yang kotor di kamar mandi, lalu menjemurnya di tali jemuran yang terletak di dekat jendela kamarku yang telah disiapkan ibu. Aku juga mengeringkan buku-bukuku dengan pengering rambut.

Di kamar dengan ukuran 8 x 10 meter ini hampir semua kebutuhanku tersedia. Aku tidak tahu kenapa ibu melakukan ini. Sejak ayah tiada, aku selalu dikurung di kamarku sendiri. Aku tak pernah menghabiskan waktu bersama ibu lagi.
                                ***

"Jangan deket-deket. Nanti gw ketularan penyakit lagi..." ucap seorang gadis saat aku ingin meminta tolong mengambil buku di rak paling atas. Gadis itu pergi menjauh. Aku mengambil kursi lalu memanjat dan mengambil buku yang kuinginkan. Aku meminjam buku itu pada petugas perpustakaan lalu kembali ke kelas.

Dalam perjalanan menuju kelas, orang-orang berbisik tentang diriku. Lebih tepatnya, semua siswi yang membicarakan diriku. Baik itu adik kelas, yang sejajar denganku dan kakak kelas.

"Eh, kemaren aku putus sama pacarku gara-hara tu cewek."

"Kenapa sih, cowok-cowok pada suka ama dia? Padahal dia itu pelacur!"

"Gw pengen banget dia keluar dari sekolah ini!"

Itulah kata-kata yang sering dilontarkan para siswi di sekolah ini tentang diriku. Sebenarnya, aku disebut gadi jalang karena banyak siswa laki-laki yang ingin mendekatiku. Sudah 57 kali aku ditembak, dan sudah 57 kali pula aku menolak. Alasanku bukan karena jual mahal atau sejenisnya. Tetapi aku hanya ingin fokus pada pendidikanku.

you are my first love (Levi x Reader) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang