chapter 15

6.5K 885 67
                                    

gerbang akan segera dibuka. kami, pasukan pengintai hanya perlu menunggu aba-aba dari komandan untuk maju menuju dinding Maria.

aku memiliki firasat buruk saat ini. aku yakin, sesuatu yang buruk akan terjadi di depan sana. aku sudah berusaha menlenyapkan perasaan itu,  tetapi tidak bisa.

"MAJU!!!" Teriak Irvine-daichou, memberi aba-aba untuk meninggalkan distrik Trost.

kami melaju selama beberapa jam ke arah distrik Shinggashina melalui rute yang sudah disepakati. rencana yang digunakan dalam ekspedisi ini adalah rencanaku yang sudah direvisi oleh Levi. aku berada di pasukan penyerang titan shifter bersama Levi.

sebenarnya, pasukan ini tidak akan menyerang. pasukan ini hanya akan menjaga dan memastikan agar pasukan penutup dinding dapat melaksanakan tugasnya dengan lancar.

sampai di perbatasan dinding Maria dan distrik Shinggashina, para prajurit mengambil posisinya masing-masing.

tidak ada titan. di sekitar dinding Maria dan distrik Shinggashina bersih dari titan. semua prajurit heran, kenapa tidak ada titan di sekitar dinding? misi tetap berlanjut. aku kembali ke posisiku semula.

Aku mendapat kabar dari Armin,  bahwa kemungkinan Colosal Titan dan Armor Titan berada di dalam dinding. sebagian prajurit memeriksa dindingnya.

tak lama kemudian, sebuah cahaya yang disusul ledakan muncul dari dinding. Colosal Titan dan Armor Titan menampakkan dirinya di dinding Maria. beberapa titan liar dan Beast Titan muncul dari distrik Shinggashina. Beast Titan itu melemparkan batu-batu pada pasukan penyerang titan shifter. Aku dan prajurit lainnya berusaha mendekati Titan itu untuk membunuhnya,  namun takdir berkata lain.

Seluruh prajurit yang maju mati tertimpa bebatuan yang dilempar. Aku melihat tubuh Irvine-daichou terkena lemparan batu-baru itu.

"a-apa yang aku lakukan?" batinku.

"mereka semua mati....  mereka mati karena rencana bodoh yang kubuat....
aku....  pembunuh..... " ucapku pada diriku sendiri. aku sangat menyesal karena telah menyarankan rencana itu pada Irvine-daichou.

seandainya aku tak melakukan itu, mungkin mereka masih hidup sekarang. sebongkah batu besar melayang ke arahku. hal berikutnya yang kulihat adalah kegelapan.
                               
                                 ***
Gelap, itu yang kulihat. hening, itu yang kudengar. dingin, itu yang kurasakan. perlahan, aku membuka mataku. hal pertama yang kulihat adalah langit malam berwarna hitam.

aku mendengar hendusan hewan di dekatku. aku bangkit dari tidurku dan kudapatkan Stephanie disampingku yang berusaha membangunkanku. aku membelai lembut kepalanya.

"aku baik-baik saja... "ucapku pada Stephanie.

aku memperhatikan sekitar. gang buntu. ini adalah tempat dimana aku jatuh ke sebuah lubang aneh yang memebawaku ke dunia yang penuh dengan titan itu beberapa bulan yang lalu saat dibully Cora.

aku masih mengenakan seragam pasukan pengintai dengan noda darah prajurit lain. Bahkan, Stephanie masih ada bersamaku di duniaku.

"apa yang terjadi? kenapa aku kembali?" batinku. kulihat sebuah kertas terbang lalu jatuh tepat di dekatku. aku mengambil kertas itu lalu melihat isinya.

fotoku dengan tulisan 'dicari' dan nomor handphone ibuku. dugaanlu selama ini salah. ibu benar-benar mencariku. aku menaiki Stephanie lalu mengendarainya melaju menuju rumahku.

Sampai dirumah, aku mengikat Stephanie di pohon mangga depan rumah. aku memberanikan diri untuk mengetuk pintu. tak lama kemudian, pintu dibuka dan keluar seorang wanita yang tak lain adalah ibuku. ia menatapku dengan tatapan terkejut sekaligus lega dan senang.

"ibu, aku pulang.... " ucapku sambil menatap matanya dalam-dalam. wanita itu menangkupkan satu tangannya di pipiku.

"anakku kembali!" seru wanita itu sambil menitikan air matanya. ia menarikku ke dalam pelukannya yang hangat. tak terasa air mataku jatuh karena merasakan pelukan ini.

                                 ***
burung bernyanyi di pohon dengan merdunya. aku membawa perkakas dan papan-papan kayu ke halaman belakang rumah. aku memotong kayu dan memukul paku untuk membuat kandang Stephanie. ditengah pekerjaanku, ibu datang menghampiriku.

"(yn), apa yang sedang kau buat?" tanya ibu dengan lembut.

"membuat kandang untuk Stephanie," jawabku.

"sejak kapan kau mengerjakan pekerjaan laki-laki?" tanya ibu dengan nada terkejut.

"entahlah, sejak aku pergi mungkin," jawabku lagi. ibu pergi meninggalkanku dan masuk ke dalam rumah. aku kembali fokus pada apa yang sedang kukerjakan.

matahari tepat berada di atas kepala. kandang untuk Stephanie sudah selesai. aku memasukan Stephanie ke dalam kandang barunya, lalu masuk ke dalam rumah. saat baru masuk, ibu memanggilku dari ruang tamu. aku menuju sumber suara. ibu menyuruhku duduk di depannya.

"(yn)... "

"selama beberapa bulan ini, kau kemana saja, sayang?" tanya ibu dengan raut wajah penasaran.

aku ragu untuk menceritakan segalanya pada ibu. karena, ibu pasti tidak akan percaya padaku. tapi, bagaimana pun juga ia adalah ibuku. satu-satunya orang tua yang kupunya hanya dia. dia berhak tahu apa yang telah terjadi pada anaknya. jadi, aky menceritakan segalanya dari ketika aku dibully, datang ke dunia yang penuh dengan kekejaman titan, dan akhirnya aku kembali kesini.

"ibu percaya padaku?"tanyaku saat ceritaku selesai.

"ya..." jawab ibuku dengan sedikit desahan.

"kenapa ibu mudah sekali percaya padaku? " tanyaku.

" seragam pasukan pengintaimu dan Stephanie... " jawab ibu. hening melanda kami berdua sejenak.

"(yn)...."

"sebenarnya, ayahmu tertembak saat itu karena kelalaian ibu... " ucap ibu sambil menunduk. ia memulai topik pembicaraan yang sangat sensitif bagiku.

"dulu, ibu bekerja sebagai resepsionis di sebuah hotel. pemilik hotel tersebut mempekerjakan gadis-gadis dibawah umur sebagai pelacur. pemilik hotel itu mengancam seluruh karyawan, jika ada yang melaporkan hal itu, maka akan ada konsekuensinya," ibu menghentikan ucapannya sebentar untuk menarik nafas.

"ibu kasihan melihat gadis-gadis itu. ibu mencari bukti agar pemilik hotel itu dikenai hukuman. ibu mendapatkan bukti tersebut. hari dimana ibu akan memberikan bukti itu pada pihak yang berwajib, teman lama ibu mengajak ibu pergi liburan. ibu pikir, mungkin buktinya masih bisa ibu berikan besok-besok. jadi,  ibu memenuhi ajakan liburan tersebut." ibuku mulai menitikan air matanya.

"setelah pulang liburan, itu adalah hari pertamamu sekolah. aku dan ayahmu mengantarmu pergi. saat akan pulang, sebuah mobil lewat dan seseorang di dalam sana menembakkan pistol ke arah ayahmu... " air mata ibu keluar semakin deras diiringi air mataku.

"ibu takut kehilanganmu (yn). karena itu ibu mengurungmu agar mereka tidak bisa menyakitimu. ini salahku.  gara-garaku, keluarga kita jadi berkurang. aku sudah gagal menjadi seorang ibu...." aku pindah duduk ke dekat ibu dan memeluknya.

"sudahlah ibu, kau tak perlu menangis. ayah tiada itu sudah menjadi takdirnya dan bukan kesalahan ibu. masa lalu jangan dibawa ke masa sekarang karena itu akan menghambat masa depan.... " ucapku sambil mengusap punggung ibu.

konnichiwa minna!!!!

akhirnya kita bertemu lagi!!!
ada yg rindu g sama aq??? 😆😆😆
klo g, y udh g p p kok.

inget voment yak!

you are my first love (Levi x Reader) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang