chapter 4

11K 1.2K 148
                                    

"Keluarga Reizz atau Historia..." ucap Irvine-san. Aku terkejut mendengar satu nama disebut olehnya. Historia adalah gadis yang selalu mengantarkan makanan padaku saat aku masih di dalam penjara.

"Itu berarti, dia yang harus memimpin negeri ini?!!" tanyaku dan dijawab oleh Hanji-san dengan sebuah anggukan.

"Dimana dia sekarang?" tanyaku.

"Kemarin, Historia dan Eren diculik," ucap Hanji-san.

"Bagaimana bisa?!!"

"Mereka diculik oleh pasukan kepolisian Kenny Ackerman. Merela dibawa ke sebuah gereja. Baru saja aku dapat laporan bahwa Eren dan Historia bersama Rod Reizz, ayahnya Historia. Historia akan memakan Eren agar mendapatkan kekuatan Titan. Entah apa tujuannya, yang jelas ini permintaan Rod Reizz." jelas Hanji-san.

"Jadi, apa yang harus kita lakukan?" tanyaku.

"Nanti malam kita akan membantu kelompok Levi. Bersiaplah. Hanji, ajarkan beberapa hal penting padanya sebelum malam tiba," perintah Irvine-san. Hanji-san mengangguk, lalu mengajakku ke markas pasukan pengintai.

Sampai dimarkas, Hanji-san memberiku seragam pasukan pengintai. Ia mengajakku ke kandang kuda untuk memilih kudaku lalu mengajarkanku cara menungganginya.

"Bagaimana cara memilihnya?" tanyaku.

"Masuklah ke dalam dan seekor kuda akan memilihmu." ucap Hanji-san. Aku masuk kedalam. Baru selangkah masuk, seekor kuda berwarna putih berlari kearahku. Aku terjatuh dan kuda itu mengendus-endus tubuhku. Aku membelai lembut moncongnya  dan ia menikmati setiap elusanku.

"Whoa.... Hebat, kau mendapatkan kuda itu!!!" puji Hanji-san dengan tatapan sangat kagum.

"Memang ada apa dengan kuda ini?" tanyaku penasaran.

"Banyak orang yang menginginkan kuda itu, tetapi kuda ini selalu menolak orang yang menginginkannya. Kuda ini memiliki fisik yang sangat kuat. Lebih kuat dari kuda-kuda lainnya. Kau sangat beruntung mendapatkan kuda itu." jelas Hanji-san. Aku mencium kening kuda itu denga lembut.

"Apa jenis kelaminnya?" tanyaku.

"Betina,"

"Baiklah Stephanie, mohon kerja samanya." ucapku sambil memeluk kuda yang kuberi nama Stephanie.

"Ayo kita ke lapangan. Aku akan mengajarkanmu cara menungganginya." ucap Hanji-san.

Kami berdua pergi ke lapangan. Hanji-san memberiku pelana kuda dan ia mengajarkan bagaimana cara memasangnya. Hanji-san menunjukkan cara menaikinya lalu menungganginya. Aku mengikuti instruksi yang Hanji-san berikan. Ternyata, menunggangi kuda sangat menyenangkan. Aku merasakan sedikit kebebasan saat menunggangi kuda. Aku sangat menyukai ini.

"(Yn)-san, kau cepat belajar, ya. Hebat!!!" aku tersipu mendengar pujian Hanji-san.

"Ayo turun, aku akan mengajarkanmu sedikit beladiri!" pinta Hanji-san. Aku turun dari kudaku.

Hanji-san mengajarkanku cara memukul, menendang, menghindar, dan membanting lawan. Cara Hanji-san mengajariku, sadikit familiar dimataku.

"Akh!!!" seru Hanji-san saat aku membantingnya ke tanah.

"Kau baik-baik saja?!! Maafkan aku, sepertinya aku terlalu keras," ucapku khawatir mendengar rintihan Hanji-san.

"Hebat!!! Kau seperti terbiasa memukul sesuatu. Fisikmu pun seperti orang yang sudah terlatih! Kau sepertinya memang cepat mempelajari sesuatu. Kau memang sangat hebat!!!" puji Hanji-san.

"Saat aku masih kecil, ayahku mengajariku bela diri. Ia ingin aku bisa melindungi diri sendiri  saat ada bahaya dan melatih kesabaranku saat ada orang yang membuatku marah." jelasku.

you are my first love (Levi x Reader) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang