zes

4.1K 827 157
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Hanya tiga hari, jangan menyentuhnya secara berlebihan, jaga dia dengan baik,  jangan sampai dia terluka, benar-benar jangan sampai terluka, beri dia makan secara teratur, ajaklah berjalan-jalan jika dia bosan, jangan lupa mantel di malam hari, janㅡ" ucap Jeffrey sembari menatap Davidson tajam, walaupun tatapan tajam itu tak berarti apa-apa bagi Davidson.

Davidson menggeleng-gelengkan kepalanya tak mengerti mengapa Jeffrey seperti ini, bahkan pria itu terus melayangkan peringatan-peringatannya sampai ia benar-benar menaiki kudanya. Takut? Tentu saja tidak, dimatanya David tetaplah adik kecilnya yang manja.

Jeffrey berbalik menatap Rose sembari tersenyum, berat rasanya meninggalkan gadis favoritnya sendirian, yah walaupun Rose nantu tak sepenuhnya sendiri karena ada Davidson di sisinya,  namun meninggalkan seorang gadis dengan satu laki-laki, tentu saja Jeffrey khawatir.

Bagaimana jika David tergoda? Bagaimana jika David suka dengan Rose? Bagaimana jika David tidak bisa menahan nafsunya?

Pertanyaan-pertanyaan konyol itu terus bermunculan kala ia menatap Rose yang berdiri disamping Davidson.

Jeffrey menghela nafas panjangnya, sebisa mungkin ia harus tega. Karena, demi apapun Jeffrey akan melindungi Rose dengan segala cara. Walaupun ada sisi beratnya tersendiri untuknya maupun Rose sendiri.

David berdecih kesal, tangannya terlipat didada sejenak ketika Jeffrey terus menatap kearah mereka dari kejauhan. "Kau lihat? Dia tidak akan pergi sebelum kau yang mengusirnya, cepatlah, hari sudah semakin sore" ucap Davidson.

Ia berucap demikian karena sudah sepuluh menit mereka bertahan dalam keheningan dengan posisi Jeffrey yang sama sekali tak berubah, menoleh kebelakang dengan senyuman sumringahnya. Oh, tentu saja senyuman semanis itu hanya ditunjukkan untuk Rose.

Jeffrey bilang, melihat Rose adalah candu baginya.

Rose hanya terkekeh pelan lalu meletakkan tangannya pada sisi luar bibirnya,  "Pergilah dan kembali untuk menepati janjimu! Shoo! Shoo!" teriak Rose seakan mengusir ayam yang memakan jagung yang dijemur.

Liefde En Oorlog ; JeffreyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang