jangan lupa DARK MODE ya !
ohiya, sambutannya dong, chapter ini bakal panjang banget, and then 17+ so hati hati hehe.
JANGAN LUPA COMENT AND VOTE!.
.
.
.
.Kedua mata mereka beradu, saling menatap satu sama lain, berbagi kehangatan di tengah sejuk nya udara hutan.
"So, ranjang atau rumput?"
Rose terkekeh, ia menyandarkan kepala nya pada dada Jaeffrey, memejamkan kedua matanya, menikmati pelukan Jaeffrey yang beberapa hari ini ia rindukan.
"Its so much better, hanya ada aku dan kau, tidak ada suara decitan ranjang . . . ah aku malu Jaeff" Rose malu membahas adegan panas nya dengan Jaeffrey yang entah sudah berapa kali mereka lakukan.
Laki-laki itu terkekeh, sungguh ia gemas, bagaimana bisa Rose masih terlihat menggemaskan setelah ia menunjukkan sisi dewasanya diatas Jaeffrey barusan? The duality was killing him softly.
"Kau tahu? Aku benar-benar suka tempat ini"
Mendengar perkataan Jaeffrey barusan membuat Rose muncul dari persembunyiannya, menatap wajah teduh kesukaannya yang tengah menatap pepohonan diatas nya.
Jeffrey sengaja menolehkan wajahnya kearah Rose, tersenyum simpul hingga lesung pipitnya terlihat begitu jelas "...bersamamu." Penutup kalimat Jeffrey sukses membuat Rose tersipu malu.
Sejujurnya Jeffrey juga suka sisi simple Rose yang dapat dengan mudah dibuat bahagia, Rose akan banyak tersenyum kala Jeffrey melontarkan kata-kata manisnya, bahkan lelaki itu sering bertanya kepada seorang murid sastra mengenai penggunaan kalimat yang benar dan tata caranya.
Semua itu untuk Rose, jadi Davidson tidak salah jika berkata bahwa Jeffrey benar-benar akan berubah menjadi bayi harimau yang sangat posesif ketika jatuh cinta.
Rose merapatkan tubuhnya yang telanjang itu kearah Jeffrey, menidurkan kepalanya diatas dada bidang pria itu. "Aku juga," jawabnya singkat.
"Kau tau? seharusnya kita membawa selimut kemari" celetuk Jeffrey.
KAMU SEDANG MEMBACA
Liefde En Oorlog ; Jeffrey
FanfictionKisah cinta seorang Roseanne sang Indo-Inlander yang dianggap rendah dengan Jaeffrey putra seorang bangsawan VOC. "Saya rasa perasaan ini salah" "Tidak, saya sangat-sangat serius mencintai kamu" "Tapi kita baru bertemu dua hari yang lalu" "Percayala...