PLAK !
Satu tamparan keras yang begitu menyakitkan berhasil mendarat di pipi mulus Jeffrey, bukan Doutzen yang melakukannya, tetapi Mayang.
"Kenapa Tuan melakukannya?!" cecar Mayang dengan wajahnya yang sudah marah padam.
Doutzen tak kalah kaget dengan kabar yang Jeffrey bawa kepada mereka sore itu, ia baru saja ingin memukul putra mitra dagangnya tersebut, namun tamparan Mayang mendarat terlebih dahulu.
Pria paruh baya itu langsung berdiri, menahan tubuh istrinya agar menjauh dari Jeffrey yang masih tertunduk dengan posisinya yang masih sama dengan tadi, berlutut.
"Sebenarnya, aku mengetahui sesuatu tentang rencana Ayah mengenai keluarga kalian, sekali lagi maafkan saya karena berani mencintainya, putri kecil kalian"
Jeffrey tak pernah takut menghadapi kenyataan, karena memang sejak kecil kenyataan yang terus ditelannya berupa pil obat yang begitu pahit sehingga terus menerus melukai indra perasanya.
Namun apa boleh buat? Dari sekian ribu tindakan yang dipilihnya, ada ratusan yang melibatkan resiko berbahaya, termasuk sekarang.
Tamparan keras yang ia rasakan bukanlah apa-apa, rasa sakit ini tidak ada apa-apanya daripada rasa sakit Mayang setelah mengetahui bahwa putrinya dibawa pergi oleh pria yang tidak jelas indentitasnya.
Doutzen berjalan mendekatinya, menariknya untuk segera berdiri. "Jelaskan pelan-pelan, apa maksudnya?" perintanya.
"Ayah mengincar putrimu Tuan Doutzen, kau pasti tahu bahwa ia berasal dari organisasi anti Indo-Inlander paling besar di negeri ini. Dan ia telah mengetahui bahwa Rose merupakan Indo-Inlander yang berbeda dari yang lain, hari ini ia berniat mencari lebih banyak info mengenai putrimu, mengetahui itu, membuatku tidak ingin berpikir dua kali untuk membawanya pergi untuk diselamatkan lebih awal." jelas Jeffrey panjang lebar.
Mendengar hal itu, Doutzen tak memungkiri bahwa ia kaget bukan main, sebelumnya ia tak tahu bahwa Van Coun merupakan anggota organisasi yang paling ia khawatirkan selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Liefde En Oorlog ; Jeffrey
FanficKisah cinta seorang Roseanne sang Indo-Inlander yang dianggap rendah dengan Jaeffrey putra seorang bangsawan VOC. "Saya rasa perasaan ini salah" "Tidak, saya sangat-sangat serius mencintai kamu" "Tapi kita baru bertemu dua hari yang lalu" "Percayala...