elf

3.7K 684 137
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









Karena sudah comeback, bomb comments nya dong readersku yang tersayang






Karena sudah comeback, bomb comments nya dong readersku yang tersayang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.














Suara ketukan pintu keras membuat dua insan yang tengah beradu kasih di ruang tamu itu menoleh menatap pintu utama rumah Tuan Doutzen, Rose mengernyitkan dahinya bingung, tak biasanya ada tamu yang menggedor pintu sekeras itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara ketukan pintu keras membuat dua insan yang tengah beradu kasih di ruang tamu itu menoleh menatap pintu utama rumah Tuan Doutzen, Rose mengernyitkan dahinya bingung, tak biasanya ada tamu yang menggedor pintu sekeras itu.

Ia khawatir bahwa itu invansi besar-besaran lagi semenjak beberapa bulan yang lalu.

"Aku harus membukanya" lirih Rose yang lalu berdiri dari pangkuan Jeffrey.

Belum sempat ia melangkah, tangan Rose digenggam erat oleh laki-laki itu,  tatapan keduanya bertemu, Rose tahu bahwa kalimat yang akan muncul dari mulut Jeffrey adalah larangan, tapi itu adalah tamunya.

"Aku kenal nada ketukan itu" jujur Jeffrey.

Mata Rose membulat kala menyadari siapa yang dimaksud Jeffrey, hidup selama bertahun-tahun dengan seorang pria gila tak memungkiri bahwa Jeffrey hafal betul bagaimana kebiasaan ayah nya, termasuk bagaimana nada ketukannya.

Tangan Jeffeey menyentuh pundak Rose dengan lembut, mengusap-usapnya dengan pelan. "Rose, percaya kepadaku bahwa kau akan baik-baik saja, sembunyi di kamar-kamar kalian" pinta Jeffrey.

Liefde En Oorlog ; JeffreyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang