CHAPTER 42 🍁

1.4K 34 0
                                    

Skipp!

Pagi ini vani sudah rapih dengan pakaian sekolah nya yang biasa ia kali ini langsung kesekolah dikarnakan ia takut telat dan pagar sekolah akan di tutup lagi, itu membuat dia sedikit kesusahan karena harus beedebat dengan satpam itu.

Vani kesekolah seperti biasa menggunakan mobil tapi tidak mobil mewah ia hanya menggunakan mobil yang orang lain pun gunakan,mood dia hari ini sedang tidak enak tadinya ia memutuskan untuk tidak sekolah tetapi ia mengingat kembali bahwa kemarin indah kembali itu pasti dia akan bersekolah kembali.

Vani sekarang berada di tempat dimana ia sangat merindukan seseorang ia menatap layar ponsel yang menampakan seseorang dan dirinya yang membuatnya sedikit gila.

Sampai akhirnya vani melihat ada mobil yang terparkir tepat disebelah mobilnya membuatnya tersenyum senang dengan hati yang tak sabaran melihat sahabat nya,seorang gadis keluar dri mobil itu dengan kacamata besar yg terpasang dg cantik juga topi baret menambah kecantikan gadis tersebut Gadis itu tersenyum kearah vani dan menghampiri vani.

"Hai" sapa gadis itu kepada vani yg dibalas senyum hangat oleh vani,selang beberapa detik seorang lelaki keluar dari mobil yg sma punya indah membuat vani mengeryit sdgkn indah tersenyum menunggu respon dan ekspresi indah saat melihat orang itu.

"Siapa dia?" tanya vani kpda indah

Lelaki itu jalan menuju vani dan indah dan membuat vani menjadi kikuk kearah cwo bermasker itu dan memakai kacamata besar hitam serta topi hitam yg membuatnya semakin tidak ia kenal.

"Bicaralah" kata indah kpda azka yg belum vani kenali

"Tidak mengenalku?" tanya azka masih menggunakan masker

Vani masih bingung siapakah orang itu dan ia menatap indah untuk memberikan penjelasan kpda dirinya tetapi dibalas dengan gelengan dan indah masih ttp  tersenyum.

"Ah, masa lo gak inget dia sih lo pasti kangen banget sma dia" jelas indah yg semakin membuat vani bingung

"Apaansih" ucap vani kesal

"Udah gak usah basa basi buruan ini masih jam sekolah dan gua mau balik lagi ketempat itu"lanjut vani

"lo masih tetep sma van gak berubah ehehe dasar" ucap indah dg kekehanya

"Hallo..  Tuan muda bisa tunjukan wajah lo? " tanya vani dg melambaik lambaikan tgn nya

Azka pun membuka kacamatanya dan sudah bertanya.

"Udah ingat belum?" ucap azka dengan lembut dan vani masih berfikir

Azka menghela napas dan azka membuka perlahan maskernya dan menunjukanya kpd vani dan vani membelalakan matanya.

Reaksi vani seperti dugaanya terkejut tetapi pupus saat vani menggelengkan kepala nya.

"Gua gak inget siapa sih lo?" tanya vani sekali lagi kpd azka dan membuat indah tertawa seperti nya azka bnayk perubahan hinggak adiknya pun tdk knl lagi dg dia.

"Hadeuhh van coba lo perhatiin deh"

"kenalin Azka handoko smith, apa kabar? " ucap azka smbil menjabat tangan vani membuat vani berubah reaksi menjadi masam.

"Sekarang udh kenal? "tanya indah

"Siapa yang gak kenal org yg pertama kali nuduh gue sebagai pembunuh" ucap vani lemah smbil menundukan kepala nya

"Bukanya lo rindu banget sama dia van?"

"Terkadang rasa benci lebih besar dari rasa rindu"

"Sudah sepantasnya lo benci gua dek, gua gak pp" ucap azka dengan nada menyesal

"Dengerin ucapan vani dulu ka!" geram indah

"Tidak apa apa kak, bukankah kakak juga melakukan itu terakhir kali ke lala.." ucap vani dengan memelankan suaranya menyebut namanya sendiri.

Semuanya diam hanya keheningan yg terjadi namun vani melanjutkan pembicaraan nya lagi

"Waktu itu kakak bener bener kehilangan kak bram yahh?...... Sama lala juga" ucap vani dengan sedih

"Tapi dihari itu juga semua orang meneriaki lala sebagai pembunuh dan menyalahkan lala membuat lala paling jahat padahal lala engga ngapa ngapain semua terjadi begitu aja"lanjut vani dengan tidak sengaja ia meneteskan air mata memperlihatkan sisi lala yang kehilangan.

"Jadi apa yg selama ini terjadi selama gua engga ada" ucap indah mencoba untuk vani mengatakan jujur

"Banyak"

"Gue kembali ke dokter...."

"Whattt!!!" indah begitu kagett

"Kenapa?menyedihkan kan bukan jadi gue? " ucap vani yg meliirik kearah azka

"Maaf... " satu kata dari azka yang tidak ingin vani dengar membuat gadis itu menutup kupingnya dan menggeleng lalu tersenyum lalu dengan sigap indah memeluk sahabatnya yaitu vani.

"Sebaiknya kak azka pergi kalau cuman ingin menuduh lala jangan bikin hidup lala tambah menyedihkan lala muak!"

"Tapi laa... " ucap azka sambil menatap dalam mata vani

"Pergii... "

"Pergi!!" bentak vani dan indah langsung menatap mata azka dengan tajam

Azka pun langsung menuju mobil dan masuk kedalamnya ia merasakan sakit apa yang adiknya rasakan melihat vani menangis dipelukan indah membuatnya sangat merasa bersalah.

"Sekarang tarik nafas lo ceritain semuanya sma gua van gua mau lo jujur tanpa ada yang lo tutupin dei gue" ucap indah sambil mendudukan vani di kursi yg dibelakang mereka.

Vani menjelaskan semuanya mulai dari dirinya depresi ditinggal shbtnya,sampai penyakit mental nya yg harus dirawat lagi,kecelakaan tabrak lari saat di bandara, dipinta tagihan rumah sakit kepada mamanya maretha yg harus menguras tabunganya di bank, indah yang mendengarkan critanya ikut sedih merasa gagal menjaga sahabatnya yg ia sayangi.

"Lalu gue berantem sma lily dan dia nyebarin kesekolah kalau gua itu gila ndah, gua engga gilaa hikss hikss gua cuman depresii ndahh gua gak gilaa hikss" ucapan vani membuat indah geram ingin rasanya membunuh lily tapi indah tdk sekejam itu

"Tapi kenapa penyakit mental lo kambuh cuman krna gua pergi saat itu?" tanya indah merasa ada yang janggal

"Bukanya penyakit itu akan kambuh kalau lo melihat benda-----" ucapan indah terputus krna ucapan vani

"Ya sebelum lo pergi ada yang ngirimin benda itu ke gue, gue engga tau dia sapa yang jelas dia gak suka gua dan benci gue dipengen gue matii ndahh"

"Gakk! Lo gak salah sama sekali van,lo liat gue ada disini semua tentang kematian kk bram ada di gue, gue berhasil van! " ucapan indah mampu membuat vani tidak percaya dan indah langsung memeluk vani kembali dan mereka masih dipantau oleh azka dri dalam kaca mobil

Sampai mereka tidak sadar ada yang mengawasi mereka dan memperhatikan mereka dengan tatapan tidak suka

"Bagaimana bisa gadis itu memihak seorang pembunuh"

"Siapa dia? " tanya gadis itu

"Indah, sahabat lala dia udah kembali" jawab gadis yg disampingnya

"Sialan!"

"Buat mobil vani rusak, rusakin rem mobilnya dia harus terbaring di ranjang rumah sakit lagi itu lebih baik"

"Baik akan kulaksanakan"

Kedua gadis itu kembali memantau mereka...










Vote and komen.








Complicated Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang