CHAPTER 43 🍁

1.4K 33 13
                                    

Setelah kejadian kemarin yang mepertemukanya dengan abang dia yaitu azka, sesuatu telah terjadi kepada sahabat nya itu yaitu indah seharusnya yang terkena bahaya itu adalah lala tetapi semua berubah ketika indah mengendarai mobil lala dan berujung  ada di rumah sakit.

Ingatkah sewaktu mereka bertemu dan berbicara ada seseorang yang tengah memperhatikan mereka dan membuat rencana selanjutnya untuk menyakiti semua yang ikut campur dalam hal orang itu dan lala.

Yah yang orang itu lakukan membuat shbt kecil nya terbaring diranjang rumah sakit dengan keadaan yang mencemaskan,di rumah sakit itu terdapat lala dan azka yang menunggu seorang gadis itu pulih dari koma nya..

"Maafin aku ndah, karena aku kamu jadi celaka hikss maafin akuu aku emg pembawa sial ndahh aku gak bisa jaga kamu hiksss" ucap lala yang menangis di tempat duduk penunggu dan melipat wajah dia dengan lutut dia

"Udah dek,ini semua bukan salah kamu pasti ada orang yang melihat kita kemarin dan berniat mencelaka kan kita,kamu tidak usah terlalu khawatir gak baik dek kamu juga harus istirahat" ucap azka yang memeluk tubuh kecil lala dengan muka yg kusut sebenarnya dia juga sangat terpuruk dengan keadaan ini melihat org yg dia sayang terbaring lemah.

"bang,apa abang sayang sma indah?"ucapan lala membuatnya terbuyar akan pikiranya dan kembali menatap lala dengan muka datar nya

"jawab abang" ucap lala sekali lagi

"iya abang sayang banget sama indah dek, tapi indah udah benci abang dia gak ada perasaan lagi sma abang dek karena abang udah ngecewain dia dek abang salah"jwb azka dengan suara serak

"bang apa indah akan bertahan dengan keadaanya yg semakin mengkhawatirkan,ini salah aku bang coba saja indah gak temanan sma aku pasti indah gak gini hiksss" ucap lala dengan semakin sedih

"berdoa aja dek semoga indah baik baik saja dan kembali seperti semulaa"

"iyabang"

Waktu demi waktu berjalan dan berganti jam namun tak kunjung juga indah sadar dari koma dia,lala dan azka hanya terus berdoa dan menunggu kabar baik sang dokter

"dek kamu gak pulang kerumah papa? " tanya azka membuat dirinya kembali drop dan menghembuskan napas kasar dia

"aku gak akan kembali kesana lagi bang, aku udah terlanjurr sakit aku rasanya gak sanggup lagi untuk kembali ke rumah itu aku udah gak kuat bang, aku merasakan,sakit yang begitu amat sakit jika aku tinggal bersama mereka,aku capek bang aku capek kapan semua ini selesai bang?  Apa aku harus tiada dulu baru mereka menyadari akan hal itu? Iya bang?  Kalau begitu aku akan tiada di dunia ini lebih baik aku bersama kk bram disana, pasti dia senang aku berada disisi nya" ucap lala membuat azka semakin dihantui rasa bersalah kpda adik kecil ini

"Maafin abang dekk maafin abang hikks"

"maaf gak akan mengubah semuanya bang, semua udah terlanjur"

"maafin abang lala seandainya waktu itu abang engg---" ucapan azka terpotong

"sstt bang jangan bahas itu semakin abang bahas itu semakin aku merasakan hal itu kembali terjadi"

"maafin abang, abang adalah orang terbodoh yang melukai hati adik kecilnya sendirii hikss"

"udah bang aku dah maafin abang wlpn itu tiada bedanya"

"abang janji la, abang akan menyelesaikan ini semua dengan secepatnya la abang janji kamu hanya menunggu waktu yang tepat la"

"sampai kapanpun aku akan tetep begini bang, ini semua dah takdir aku "

"lalaaaa"lirik azka

"bang,aku mohon abang jangan panggil aku lala lagi aku bukan lala sekarang bang, lala yang dulu gak akan pernah kembali aku udah berubah bang aku bukan adik kecil abang yang merasakan kasih sayang lagi aku bukan lala,aku bukan lala yang selalu mendapatkan apapun hikss panggil aku sekarang vani bang vanii!  Aku bukan lala tapi aku vani!  Vani iya vani yg selalu sedih tidak pernah bahagia wlpn sedikitpun itulah vani manusia paling rapuh yang selalu menghadapi masalah sendiri tidak ada yang membantuku hiksss" ucap lala dengan nada gemetar dan sedikt teriak

Complicated Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang