Chap-1

1K 84 23
                                    

Seorang namja tampan, Taehyung berjalan dengan santai menuju sekolahnya, kaki jenjangnya melangkah membelah keramaian kota seoul.

Ia terus melangkah dan melangkah, mengabaikan beberapa wanita yang memandangi wajah tampannya, padahal dulu ia akan tersenyum ramah kepada mereka, tapi sekarang semua berubah termasuk kehidupannya.

Waktu berlalu, kini ia telah sampai disekolahnya,berhenti sejenak, kemudian menarik napas dalam-dalam, lalu kembali melanjutkan langkah kakinya, wajahnya yang datar membuat tak ada yang berani mendekatinya, kecuali mantan sahabatnya.

"Hei, bodoh kau mau kemana. "ucap seorang namja yang menghalangi jalannya.

"Jangan ganggu aku. "balas taehyung dingin.

"Berani kau."ucap namja itu atau disebut namjoon.

Namjoon baru saja akan menarik tubuh taehyung, namun naas bel berbunyi yang membuat namjoon segera kekelasnya dan taehyung dapat melanjutkan langkahnya.

Taehyung tiba dikelasnya, ia menuju kursi paling belakang dikelasnya dan segera duduk.

Ia memandang kearah jendela, tanpa sadar seseorang melihatnya diam-diam.

"Ayo, anak anak buka buku kalian. "akhirnya guru fisika pun masuk, semua murid mengambil buku mereka dan mulai belajar.

Kring....kring....
Bel pulang berbunyi, taehyung segera beranjak dari bangkunya dan bergegas pulang, tapi lagi lagi gagal karena sebuah tangan menariknya.

Taehyung berbalik, menatap datar namja itu.

"Ada apa, jim?"

"Jangan pernah memanggilku dengan panggilan jim, panggilan itu hanya untuk jungkook seorang. "

Taehyung mengangguk, lalu kembali melangkahkan langkahnya keluar kelas.

"Siapa yang menyuruhmu pergi, bodoh? "

Taehyung tak perduli, ia telah mencapai depan pintu tetapi satu persatu mantan sahabatnya muncul,dan mendorong tubuh taehyung masuk kekelas.

"Dia tak melukaimukan? "tanya yang tertua diantara mereka, hoseok.

"Ania, hyeong. "

Hoseok menatap namjoon memberikan isyarat, kemudian namjoon dan hoseok menarik tangan taehyung keluar dari kelas menuju gudang, sementara jimin hanya mengekor dibelakang.

Brukk....

Tubuh taehyung dilempar kedalam gudang, tubuhnya menghantam tembok dengan keras.

"Arghh..."erangnya pelan.

"Ini belum seberapa dengan apa yang kau lakukan pada jungkook. "

Taehyung hanya diam, ia bahkan tak mengingat kejadian itu, kejadian yang merenggut nyawa jungkook.

"Dengan balasannya, kami menguncimu disini. "ucap namjoon datar, kemudian mengunci pintu gudang membiarkan taehyung didalam sana.

Taehyung merasa kepalanya sakit, pandangannya berputar, dan semuanya menjadi gelap, entahlah ia sering mengalaminya belakangan ini.

Namjoon, hoseok dan jimin melangkah keluar dari sekolah yang sudah sepi, mereka berpisah diparkiran, tetapi diam-diam jimin kembali lagi ke gudang.

Jimin sebenarnya tak pernah melukai taehyung, jujur ia tidak percaya kalau taehyung yang membunuh jungkook karena mereka sangatlah dekat, tapi ego mengalahkannya.

Jimin membuka pintu gudang yang terkunci dari luar(kuncinya ngegantung diluar pintu).

Ia masuk kedalam dan mendapati taehyung yang telah kehilangan kesadarannya, ia mengangkat tubuh taehyung dan membawanya menuju rumah sakit.
.

.

.

.
Sesampainya dirumah sakit, taehyung pun dilarikan ke ruang UGD, dan jimin menunggu diluar, tapi sudah lewat 1 jam dan dokter yang menangani taehyung belum juga keluar, membuatnya khawatir.

Tak lama kemudian, dokter itu pun keluar, sontak jimin berdiri dan menghampiri dokter itu.

"Bagaimana keadaannya, uisa? "

"Kondisinya baik-baik saja,sebentar lagi ia akan sadar, tapi kami menemukan sesuatu yang aneh dalam tubuhnya, tapi tenang saja ia sudah melakukan pengecekan dan hasilnya akan keluar besok. "

Jimin mengangguk,"apa aku boleh masuk?. "

"Ne, silahkan,tapi tunggu ia akan dipindahkan ke ruang rawat biasa."lalu dokter itu pun melangkah, disusul oleh brangkar taehyung yang didorong menuju ruang rawatnya, dan jimin hanya mengikuti mereka dari belakang.
.

.

.

.
Kini, jimin telah berada diruang rawat taehyung, jimin memandang wajah damai taehyung.

Jujur saja, ia rindu bermain dengan taehyung dan tentu saja jungkook, tapi ia masih ragu akan suatu hal.

"Maaf tae, tapi aku belum merelakan kepergian jungkook. "

Kemudian jimin beranjak dari tempatnya, berniat pulang karena hari telah malam, pasti eommanya sudah khawatir.
.

.

.

.
At mimpi taehyung

Taehyung merasa asing dengan tempat dirinya berada sekarang, hamparan rumput hijau luas dengan langit biru yang Indah, udara yang sejuk karena banyaknya pohon disana, burung-burung kecil berkicauan, dengan beberapa kupu-kupu yang berterbangan.

'Sangat indah'gumamnya.

Ia berdiri, lalu berjalan mengitari tempat itu berharap menemukan orang lain selain dirinya.

Cukup lama ia berjalan, ia tak menemukan siapapun, sungguh sepi, apakah hanya ada dirinya disini?

Ia berniat berbalik arah, tetapi saat ia membalikkan badannya dari arah kejauhan ia melihat siluet seseorang yang amat dikenalinya, jungkook.

Taehyung berlari kearah jungkook sembari berteriak, ia sangat merindukan bocah bergigi kelinci itu.

Jungkook berbalik mendapati taehyung disana, kemudian tersenyum dan menghampiri taehyung.

"Hyeong, apa yang kau lakukan disini? "

"Entahlah tadi aku dikunci oleh namjoon, hoseok dan jimin hyeong digudang, dan saat aku bangun aku ada disini. "ucapnya polos.

Jungkook terkejut, tak menyangka sahabatnya begitu tega.

"Gwaenchana, hyeong. "

"Nde, aku tak apa-apa, kook. "

"Tapi aku sedih, mereka membenciku dan mengatakan aku membunuhmu waktu itu dan sialnya aku melupakan kejadian itu. "

"Jangan sedih, hyeong, aku janji akan membantu hyeong mengingat kejadian itu dan membuat mereka tak salah paham lagi. "

"Bagaimana caranya kau membantuku? "tanyanya bingung pasalnya jungkook sudah meninggal.

"Aku akan membuat hyeong bisa melihatku, tapi hanya aku mahluk lainnya tidak, dan setelah aku berhasil membantumu kau tak akan lagi bisa melihatku. "

Taehyung masih bingung tetapi tetap mengangguk.

"Hyeong harus kembali, belum saatnya hyeong disini."ucap jungkook lagi.

"Bagaimana aku kembali? "bingung taehyung.

"Hyung jalan saja kearah sana terus tanpa berbalik. "

Taehyung menuruti, ia berjalan kedepan tanpa menoleh.

Dan gelap didapatinya sekejap ia tak lagi berada ditempat itu, melainkan diruangan serba putih.

TBC
Udah gitu aja, maaf kalau masih pendek, terus upnya lama, semoga suka ya, maaf kalau jelek, aku menuhin kemauan readersku intaniyati jadiin tae indigo, semoga suka.

Please voment...



Misunderstand✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang