Chap-4

635 66 1
                                    

Sekarang di sebuah bangunan besar nan megah bertuliskan 'Seoul Hospital' tepatnya di sebuah ruangan VIP, seorang namja bersurai coklat tengah merengek kepada dokter yang bertanggung jawab atasnya,  siapa lagi kalau bukan taehyung.

Namja itu sedari tadi memohon agar diijinkan pulang tetapi tak kunjung diijinkan, tentu saja secara ia belum pulih betul.

Taehyung tak kehabisan akal, ia kemudian melakukan aegyo agar si dokter alias chanyeol mengijinkannya, chanyeol memalingkan wajahnya enggan menatap raut wajah super imut dari taehyung,  "Huft bisa bisa aku luluh, tak boleh dibiarkan, ayo chan tahan"batinnya.

"Ayolah hyung, apakah kau tega membiarkanku sedari tadi memohon begini, aku lelah tau. "

"Yah kalau lelah berhenti merengek seperti anak kecil. "

"Aish..hyung tega, huh benar benar tega. "Ucapnya sambil memanyunkan bibirnya kedepan lalu melipat tangannya.

"Aigoo..,kau ini yasudah kubiarkan kau pulang tap....

"Yay...makasih hyung aku tau kau memang terbaik. "

"Yakk..jangan memotong perkataanku, ingat istirahat yang benar dirumah, awas kalau kau sampai masuk lagi rumah sakit. "

"Siap bos.."ucap taehyung dengan meletakkan tangannya pada dahi memberi simbol hormat.

"Kalau begitu, aku pergi dulu kau menghambat pekerjaanku saja. "

Sementara itu, sekarang di sebuah mansion megah, jimin sedang menyiapkan beberapa pakaian dan perlengkapan lain yang akan dibutuhkannya saat pergi bertanding besok.

Setelah beberapa menit, akhirnya ia selesai dengan tasnya, ia pun membaringkan tubuhnya yang terasa amat lelah.

"Kira kira bagaimana keadaan taehyung sekarang."batin jimin.

"Aish..kau tak usah memperdulikannya, ingatlah ia hanya seorang pembunuh, ingat itu jimin. "Ucapnya dengan sedikit menepuk pipinya.

"Lebih baik aku tidur sekarang dan mempersiapkan tenaga untuk bertanding besok. "

Tak lama kemudian jimin pun terlelap dengan tenang.

Ps:italic menunjukkan mimpinya jimin ya..

Jimin kini berjalan disebuah taman dengan rerumputan hijau yang segar, tempat itu oun dipenuhin oleh semak semak dengan bunga diatasnya, 'sungguh Indah' batinnya.

Kupu kupu beterbangan kesana kemari menambah keindahan yang ada, jimin memutuskan untuk berbaring sambil menikmati keindahan yang ada disekitarnya sekarang.

"Ah..ini dimana ya..mengapa bisa begini Indah. "jimin membatin.

"Ah..sudahlah, itu tak penting, lebih baik aku menikmati keindahan ini saja. "

Jimin mulai memejamkan matanya, menghirup dalam udara yang begitu segar.

"Hyung.."

Jimin membuka matanya lalu mulai bangkit bediri, mencari arah suara yang telah memanggilnya, "suara itu tak asing, seperti....ya seperti suara jungkook, ah tak mungkin jungkook kan sudah...apakah aku juga sudah mati??"dengan penuh keheranan jimin tetap mencari sumber suara.

"Hyung..aku disini. "

Jimin membalikkan tubuhnya, dirinya terbelalak, didepannya sekarang berdiri jungkook yang sudah lama dirimdukannya,  "bagaimana bisa? "

Jimin berlari lalu memeluk jungkook erat, air mata mulai mengalir deras dari pelupuk matanya, sungguh ia begitu merindukan jungkook.

"Kook apa ini benar kau? "

Misunderstand✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang